Pekan Depan Bulog Realisasikan Ekspor Beras Saset ke Arab Saudi
Perum Bulog akan merealisasikan ekspor beras ke Arab Saudi pekan depan. Jumlahnya sekitar delapan kontainer. Ini merupakan ekspor tahap pertama.
Oleh
m paschalia judith j
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perum Bulog akan merealisasikan ekspor beras ke Arab Saudi pekan depan. Ekspor beras berbentuk kemasan renceng atau saset ini merupakan salah satu bentuk kerja sama bisnis atau business-to-business.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, Bulog akan mengekspor beras ke Arab Saudi pada pekan depan. Hal ini berdasarkan kerja sama bisnis antara Bulog dan salah satu pelaku usaha di Arab Saudi.
”Jumlahnya sekitar delapan kontainer. Ini merupakan ekspor tahap pertama,” kata Budi saat ditemui di Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Beras yang diekspor berasal dari stok komersial yang diserap dari petani dalam negeri. Secara keseluruhan, stok beras komersial yang ada di gudang Bulog saat ini mencapai 121.162 ton.
Budi menuturkan, beras itu ditujukan kepada warga negara Indonesia yang berada di Arab Saudi, baik yang menetap maupun peziarah. Beras yang diekspor berbentuk kemasan renceng dan seberat 250 gram.
Harapannya, ekspor tahap kedua juga dapat terealisasi pada tahun ini. Bulog menargetkan, ekspor kedua tersebut berupa beras dalam kemasan 5 kilogram atau 10 kilogram.
Sementara itu, Kementerian Pertanian melepas ekspor produk turunan kelapa di Gorontalo, Rabu. Produk-produk turunan itu terdiri dari tepung kelapa, briket arang tempurung, dan kopra putih.
Sebanyak 6.500 ton tepung kelapa akan diekspor ke China, Taiwan, Jerman, Belanda, Rusia, Polandia, dan Afrika. Nilai ekspornya sebesar Rp 106 miliar.
Indonesia juga akan mengekspor briket arang tempurung sebanyak 38 ton dengan nilai Rp 576 miliar. Tujuan ekspornya Jeddah, Arab Saudi. Selain itu, sebanyak 600 ton kopra putih senilai Rp 8,4 miliar juga diekspor ke Pakistan.
Pelepasan ekspor produk turunan kelapa itu dihadiri oleh Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.
”Pemerintah pusat akan memetakan potensi-potensi ekspor yang ada di daerah sebagai salah satu cara mengembangkan perekonomian setempat,” kata Ali dalam keterangan pers.
Pemerintah pusat akan memetakan potensi-potensi ekspor yang ada di daerah sebagai salah satu cara mengembangkan perekonomian setempat.
Ekspor perdana
Pekan lalu, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto melepas ekspor perdana produk perikanan dan olahannya di Sidoarjo, Jawa Timur, hasil produksi PT Sekar Bumi Tbk. Produk-produk tersebut berupa udang beku yang diekspor ke Amerika Serikat (AS), ebi furai dan ebi katsu yang dikirim ke Jepang, serta produk lokal Tanah Air.
Menurut Agus, Indonesia perlu memperkuat ekspor produk perikanan olahan dan produk lokal lainnya ke pasar global karena dapat meningkatkan devisa, sekaligus berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi rakyat di daerah.
”Perikanan segar beku dan perikanan olahan adalah komoditas ekspor andalan Indonesia ke mancanegara,” ujarnya.
Selain perikanan, produk olahan lokal Tanah Air, seperti tempe, pete, dan bumbu pecel, juga diekspor ke Korea Selatan dalam kesempatan yang sama. Secara keseluruhan, nilai ekspor yang dilepas Agus saat itu mencapai 8,7 juta dollar AS.