Wuhan, Provinsi Hubei, China, adalah lokasi awal merebaknya Covid-19. Di kota ini pula, penyakit akibat virus korona baru itu mulai dikendalikan. Sebanyak 60.112 pasien berhasil disembuhkan. Bagaimana mereka bekerja?
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
Epidemi Covid-19 di China mulai berhasil diatasi dengan terus berkurangnya jumlah kasus baru dan semakin banyak pasien yang berhasil disembuhkan. Namun, sejumlah negara, termasuk Indonesia, kini mengalami lonjakan kasus infeksi.
Hingga Selasa (10/3/2020), coronavirus disease (Covid-19) ini telah menginfeksi 80.761 orang di seluruh China, sebanyak 4.794 di antaranya dalam kondisi kritis. Jumlah korban meninggal mencapai 3.136 jiwa. Pasien yang berhasil disembuhkan mencapai 60.112 orang.
Perkembangan ini menunjukkan, China yang menjadi awal penyebaran wabah mulai berhasil mengatasi severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang memicu Covid-19. Laporan bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pemerintah China yang dipublikasikan pada 28 Februari 2020 sebenarnya telah mencatat tanda-tanda keberhasilan China mengatasi wabah ini.
Disebutkan dalam laporan ini, ”Penurunan kasus Covid-19 di seluruh China sangat nyata.” Pada 10 Februari, ketika tim pendahuluan dari misi gabungan WHO-China ini memulai survei, masih ada 2.478 kasus baru per hari di China.
Dua pekan kemudian, jumlahnya turun menjadi 409 kasus baru per hari. Sementara pada Kamis ini, jumlah infeksi baru hanya 26 kasus. ”Epidemi di China tampaknya telah memuncak pada akhir Januari,” sebut laporan itu.
Kunci meredam wabah korona baru ini di China adalah upaya penahanan penyebaran virus secara besar-besaran melalui penapisan yang masif, selain perawatan intensif pasien.
Salah satu contoh upaya mereka adalah penguncian Kota Wuhan dan kota-kota terdekat di Provinsi Hubei sejak 23 Januari. Sedikitnya 50 juta orang di bawah karantina. ”Secara efektif (karantina ini) mencegah ekspor lebih lanjut orang yang terinfeksi ke seluruh negeri,” laporan itu menyimpulkan.
Negara di luar China yang dinilai cukup sukses meredam wabah korona adalah Singapura. Sekalipun telah melaporkan adanya kasus positif Covid-19 sejak Januari dan kemudian mengakui adanya sirkulasi virus secara domestik, tapi penambahan kasus tidak terjadi secara signifikan. Hingga saat ini, total kasus baru 160 dan 93 di antaranya berhasil sembuh. Tak ada korban jiwa akibat korona di negara ini.
”Sejak awal Singapura sangat serius mengatasi penyebaran wabah korona, terutama ditunjukkan dengan penapisan yang masif dan transparan. Mereka juga sudah menerbitkan prosedur penapisan mereka di Journal American Medical Association pada awal Maret ini. Ini penting untuk membangun kepercayaan publik,” kata Ahmad Utomo, peneliti utama di Stemcell and Cancer Institute.
Sekalipun jumlah kasus baru yang ditemukan terus bertambah, Ahmad mengkhawatirkan, kasus yang belum terindentifikasi jauh lebih banyak. Pemerintah harus segera menemukan kluster baru, yang sangat mungkin belum ditemukan dengan mengintensifkan pemeriksaan. Pemeriksaan ini tidak hanya yang menunjukkan gejala demi tujuan klinis, tetapi dilakukan di kluster yang berisiko dengan skala besar, sekalipun banyak di antaranya yang negatif.
Pemerintah Indonesia seharusnya meniru langkah-langkah Singapura dalam mengatasi wabah ini dengan mengerahkan sumber daya. ”Jangan menutup diri dari kolaborasi, terutama untuk penapisan, karena ini merupakan bagian paling krusial. Jangan hanya dipusatkan di Kemenkes karena kita butuh pemeriksaan secara masif untuk mencegah membesarnya penularan,” katanya.
Menurut Utomo, prosedur penapisan harusnya dibuka secara transparan seperti dilakukan negara lain. Bahkan, Singapura sudah menerbitkan prosedur penapisan mereka di jurnal ilmiah, Journal American Medical Association, awal Maret ini. ”Ini penting untuk membangun kepercayaan publik,” katanya.
Menurut Utomo, pemerintah juga harus mengeluarkan keputusan segera untuk membatasi berkumpul guna menurunkan risiko penularan. ”Perlu adanya jemput bola pasien yang menunjukkan gejala, jangan membiarkan mereka ke rumah sakit sendiri. Kasus Wuhan perlu jadi pelajaran, seseorang tertular gara-gara ke rumah sakit,” katanya.