Covid-19 Lumpuhkan Dunia Arab
Nyaris separuh dinamika harian warga dunia Arab terhenti. Pemerintah di masing-masing negara di kawasan itu menerapkan kebijakan pembatasan, baik moderat maupun ketat, demi mencegah penularan lebih lanjut Covid-19.
Jalanan kota Kairo di Mesir langsung lengang segera setelah pukul 19.00. Kota Kairo pun seperti kota hantu pasca-pukul 19.00 itu. Toko, restoran, kafe, dan pusat-pusat perbelanjaan atau mal sudah harus tutup mulai pukul 17.00.
Pemerintah Mesir sejak Rabu (25/3/2020) menerapkan jam malam mulai pukul 19.00 sampai dengan pukul 06.00 untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19. Pemerintah Mesir mengumumkan akan menangkap siapa pun yang melanggar jam malam tersebut
Patroli polisi pun lebih sering terlihat di jalanan kota Kairo untuk memastikan warga kota Kairo mematuhi jam malam itu dan menutup basis usahanya, seperti toko, restoran, kafe, dan mal.
Kadang helikopter militer ikut berpatroli dengan terbang rendah di langit kota Kairo untuk memantau jalannya jam malam itu.
Baca juga: Kapal Pesiar A-Sara, Titik Awal Penyebaran Wabah Covid-19 di Mesir
Sebelumnya, Pemerintah Mesir sudah menginstruksikan penutupan toko, restoran, kafe, dan mal, kecuali apotek dan toko penjual kebutuhann pokok, dari pukul 19.00 hingga pukul 06.00, mulai 19 Maret sampai dengan 31 Maret.
Pemerintah Mesir mulai 19 Maret hingga 31 Maret juga menghentikan semua penerbangan dari dan ke Mesir. Pemerintah Mesir mengumumkan pula menutup semua sekolah dan perguruan tinggi, serta menutup semua masjid dan gereja di Mesir mulai 16 Maret hingga 31 Maret nanti.
Namun, seiring terus bertambahnya jumlah korban positif Covid-19 di Mesir, Pemerintah Kairo mengumumkan memberlakukan jam malam mulai pukul 17.00 hingga 06.00 mulai 25 Maret lalu. Pemerintah Mesir juga memperpanjang waktu penutupan penerbangan dari dan ke Mesir dan liburan sekolah yang semula sampai 31 Maret menjadi sampai 15 April mendatang.
Kementerian Kesehatan Mesir sampai Kamis (26/3/2020) mengumumkan, jumlah pasien yang positif terinfeksi Covid-19 mencapai 495 orang, dan 24 diantaranya meninggal.
Potret kehidupan di kota Kairo tersebut adalah potret kehidupan di dunia Arab yang kini mengalami kelumpuhan akibat wabah Covid-19.
Menurut Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk wilayah Asia Barat (ESCWA), dunia Arab akan kehilangan 1,7 juta lapangan kerja tahun ini dan merosotnya pendapatan nasional dunia Arab hingga 42 miliar dollar AS akibat wabah Covid-19 yang melumpuhkan kehidupan di dunia Arab itu.
Diperketat
Di Jordania, diberlakukan aturan lebih keras lagi untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19 itu. Mulai Sabtu (21/3/2020) diberlakukan larangan keluar rumah di seantero negeri Jordania dan diumumkan negara dalam keadaan darurat.
Pemerintah Jordania menyebarkan tentara di jalanan kota Amman dan kota-kota lain untuk menegakkan keadaan darurat di negeri itu. Jordania juga telah menutup perbatasan darat dengan semua negara tetangga dan menghentikan semua penerbangan dari dan ke Jordania.
Jordania meliburkan pula sekolah dan perguruan tinggi, serta menutup semua pusat perbelanjaaan, masjid, dan gereja. Para pegawai negeri dan swasta diizinkan bekerja dari rumah-rumah masing.
Pemerintah Jordania mengumumkan, siapa pun yang melanggar aturan akan dikenai sanksi tahanan minimal satu tahun. Kementerian Kesehatan Jordania mengumumkan, hingga Kamis (26/3/2020) jumlah positif kena wabah Covid-19 mencapai 212 orang.
Jalanan kota Beirut lebih lengang setelah warga ibu kota Lebanon itu memilih tidak keluar rumah, kecuali untuk keperluan darurat.
Merebaknya wabah Covid-19 itu cukup membantu meredakan ketegangan politik di Lebanon dan menghentikan aksi unjuk rasa massa yang terjadi setiap hari di Beirut. Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan, hingga Rabu (25/3/2020), jumlah pasien positif Covid-19 mencapai 368 orang.
Di Irak, hingga Kamis (26/3/2020), jumlah korban positif Covid-19 mencapai 382 orang, dan 36 diantaranya telah meninggal.
Irak telah memberlakukan larangan keluar rumah hingga 11 April mendatang dan menutup perbatasan darat dengan negara tetangganya, seperti Iran, Jordania, dan Turki.
Aksi unjuk rasa akibat krisis politik di Irak yang terjadi setiap hari di Bahgdad kini berhenti dengan sendirinya setelah merebaknya wabah Covid-19 di negara itu.
Negara Arab
Negara Maghrib Arab yang meliputi Tunisia, Maroko, dan Aljazair, juga melakukan tindakan tegas pula untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Tunisia mengumumkan melakukan lockdown terhitung mulai Minggu (22/3/2020) hingga 4 April mendatang. Tunisia mewajibkan penduduknya berada di rumah, kecuali untuk kepentingan darurat dan membatasi gerakan arus lalu lintas kendaraan antarprovinsi di negara itu.
Tunisia menghentikan penerbangan dari dan ke Tunisia mulai Sabtu (21/3/2020) hingga 4 April mendatang. Kementerian Kesehatan Tunisia mengumumkan, hingga Kamis (26/3/2020) jumlah pasien positif Covid-19 mencapai 197 orang.
Maroko mengumumkan pemberlakukan darurat kesehatan mulai Jumat lalu (20/3/2020). Jalanan kota Rabat dan Casablanca dilaporkan lengang. Rakyat Maroko cukup responsif menyambut seruan pemerintahnya agar berada di rumah, kecuali untuk keperluan darurat.
Kementerian Dalam Negeri Maroko mengumumkan menghentikan operasi bus, kendaraan umum , dan kereta api antarkota mulai Selasa (24/3/2020).
Pemerintah Maroko mengumumkan pula menutup semua tokoh dan pusat perbelanjaan, kecuali apotek dan toko kebutuhan pokok.
Kementerian Kesehatan Maroko mengumumkan, hingga Kamis (26/3/2020) jumlah korban positif Covid-19 mencapai 275 orang dan 6 di antaranya meninggal.
Baca juga: Wabah Covid-19 Mengubah Budaya Masyarakat Arab Teluk
Di Aljazair, diumumkan penutupan kafe dan restoran serta menghentikan operasi bus, kendaraan umum, dan kereta api antara kota dan provinsi di negara itu mulai Sabtu (21/3/2020).
Pemerintah Aljazair menyerukan rakyatnya agar mematuhi imbauan dan aturan yang disampaikan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Kementerian Kesehatan Aljazair mengumumkan, hingga Kamis (26/3/2020) jumlah korban positif Covid-19 mencapai 367 orang dan 25 di antaranya meninggal.
Arab Teluk
Adapun negara-negara Arab Teluk (Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Oman, Bahrain dan Uni Emirat Arab/UEA) juga menyerukan rakyatnya agar tidak keluar rumah, kecuali untuk keperluan darurat.
Semua negara Arab Teluk menutup lembaga pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, dan memutuskan menggunakan sistem pendidikan daring. Negara-negara Arab Teluk juga menerapkan sistem kerja dari rumah untuk pegawai pemerintah ataupun swasta, kecuali bagi karyawan sangat inti yang masih harus ke kantor.
Pusat-pusat perbelanjaan dan gaya hidup, seperti toko, restoran, dan mal, diwajibkan ditutup dan dianjurkan menggunakan sistem pengantaran sebagai ganti dari penutupan tersebut.
Di antara sesama negara Arab Teluk saling menutup perbatasan darat satu sama lain. Negara-negara Arab Teluk itu menghentikan pula penerbangan dari dan ke negara-negara Arab Teluk tersebut.
Negara-negara Arab Teluk menutup pula semua tempat ibadah, seperti masjid dan gereja. Arab Saudi bahkan menutup Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah untuk kegiatan shalat.
Baca juga: Arab Saudi Hentikan Shalat Berjemaah di Masjid untuk Cegah Penyebaran Covid-19
Bahkan, Arab Saudi mulai Kamis (26/3/2020) menutup kota Mekkah, Madinah, dan Riyadh serta melarang penduduk di 13 provinsi keluar atau bepergian ke provinsi lain.
Di Kuwait hingga Kamis (26/3/2020), jumlah korban positif Covid-19 mencapai 208 orang, di Oman 109 orang, di Arab Saudi 1.012 orang, di Qatar 573 orang, di UEA 248 orang, dan di Bahrain 419 orang.