Siapkan Skema Jaring Pengaman Pekerja Seni dan Budaya Saat Wabah Covid-19
Pandemi Covid-19 memukul industri seni dan budaya. Mereka kini mulai memasuki masa paceklik. Skema jaring pengaman perlu disiapkan.
Oleh
Mediana
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah merebaknya penyebaran Covid-19, kelompok pekerja seni dan budaya menyambut positif wacana pemerintah untuk mengeluarkan skema dana jaring pengaman sosial. Bantuan sosial seperti itu bermanfaat bagi mereka yang kehilangan pemasukan karena pelaksanaan proyek batal ataupun ditunda.
Ketua Umum Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi) Edwin Nazir, Minggu (29/3/2020), di Jakarta, mengemukakan, sudah ada 15 proyek produksi film yang ditunda eksekusinya pada Maret-April 2020. Jumlah proyek ini baru mencakup film komersial atau layar lebar. Dengan kata lain, perhitungan itu belum termasuk film dokumenter dan serial.
Satu proyek produksi minimal terdiri dari 100 kru. Pada umumnya, pekerja film berbasis proyek. Artinya, mereka bekerja berdasarkan kontrak berjalan.
”Kami sempat koordinasi dengan jajaran di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan soal pengumpulan data dan langkah strategis untuk antisipasi dampak pandemi Covid-19 ke pekerja seni dan budaya. Namun, kami belum mengetahui detil teknis pelaksanaan penyaluran bantuan,” ujar Edwin.
Sebelumnya, di sela-sela diskusi interaktif Ngobrol Seru Kesenian, Selasa (24/3/2020), Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menyampaikan, pihaknya berencana mengeluarkan skema dana jaring pengaman sosial (safety net) bagi pekerja seni ataupun ekonomi kreatif dalam waktu dekat. Opsi skema yang bisa diambil adalah dana talangan (pre financing).
Menurut dia, opsi skema itu mulai dibicarakan dengan kelompok seniman ataupun pekerja ekonomi kreatif. Salah satunya adalah produsen film. Diskusi interaktif Ngobrol Seru Kesenian diselenggarakan oleh Pasar Seni Ancol. Konten ini disiarkan langsung melalui Instagram Live di akun Pasar Seni Ancol.
Menurut Edwin, pemerintah mulai sekarang juga harus memikirkan risiko terburuk atas pandemi Covid-19, apalagi Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebut masa darurat berlangsung hingga Mei 2020. Dia mengkhawatirkan semakin banyak proyek produksi ditunda realisasinya. Dampaknya bukan hanya menyasar ke pekerja film, melainkan juga subsektor pendukung lainnya. Misalnya, bioskop, dan pekerjanya.
”Strateginya harus jangka panjang. Jika situasinya mereda sesuai proyeksi masa darurat selesai Mei 2020, industri film harus pulih. Proses memulihkan industri bukan sesuatu yang mudah,” katanya.
Bangun jejaring data
Pemerintah perlu terlebih dulu melakukan pendataan pekerja seni, budaya, dan ekonomi kreatif yang terdampak.
Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Dewan Kesenian Jakarta Hikmat Darmawan memandang, apabila wacana itu jadi digulirkan, pemerintah perlu terlebih dulu melakukan pendataan pekerja seni, budaya, dan ekonomi kreatif yang terdampak. Upaya membangun jejaring data tersebut sebaiknya menggandeng komunitas, organisasi, dan asosiasi. Tujuannya adalah mempermudah pendataan pekerja yang terdampak.
Selain itu, pemerintah perlu menyadari bahwa fondasi ekosistem seni dan budaya di Indonesia belum matang. Kebanyakan seniman bekerja secara soliter. Dana abadi kesenian pun belum teralisasi karena pemerintah baru akan membentuk lembaga pengelola.
Hikmat mengakui ada beberapa subkategori seni dan budaya telah memiliki jejaring yang kuat berupa asosiasi, misalnya musik dan film.
”Bantuan sosial dari pemerintah bersifat jangka pendek. Namun, mekanisme penyalurannya butuh perantara, seperti komunitas, organisasi, dan asosiasi. Perusahaan besar yang kerap bersentuhan dengan seni dan budaya bisa ikut membantu,” ujarnya.
Hikmat berpendapat, pemerintah semestinya juga memikirkan dampak jangka panjang pandemi Covid-19 terhadap kehidupan pekerja seni dan budaya. Beberapa opsi kebijakan yang mungkin dapat dipakai, seperti penangguhan sewa fasilitas publik.
Co-founder & Program Director M Bloc Space, Wendi Putranto menyarankan, pemerintah perlu segera menyurvei kerugian yang dialami sektor seni dan budaya yang mengalami pembatalan acara-acara karena pandemi Covid-19. Kemudian, pemerintah melakukan pendataan dan memberikan bantuan tunai langsung kepada para pekerja kreatif ataupun seniman dari dana APBN.
Terkait wacana skema dana jaring pengaman sosial, dia menyambut positif. Di luar negeri, hal itu bahkan sudah menjadi hal yang lumrah, dan bahkan banyak sekali pihak membuat inisiatif tersebut.
Apabila pemerintah meniru, M Bloc Space akan mendukung. Keberadaan skema dana jaring pengaman sosial amat dibutuhkan, terutama bagi pelaku kreatif harian, seperti kru panggung, band, dan acara yang langsung terdampak pemasukannya karena seluruh kegiatan terpaksa dibatalkan atau ditunda.
Pada saat bersamaan, kebutuhan dapur masing-masing tidak bisa dibatalkan, apalagi ditunda. Bantuan tunai dari pemerintah itu akan membantu mereka untuk menyambung hidup.
Pengelolaan kegiatan seni dan budaya di M Bloc Space berbentuk gratis, berbayar, dan bagi hasil. Model gratis diperuntukkan untuk acara-acara komunitas kreatif nonkomersial yang diadakan di Mini Ampitheater. Model berbayar berlaku untuk acara-acara yang menyewa ruang tertentu di M Bloc Space, antara lain Live House, Mural Area, Wandelgang, Lobby, Pedestrian.
Adapun model bagi hasil biasanya diterapkan pada penjualan tiket ataupun pendapatan sponsor acara yang diadakan di Live House. Ini biasanya berbentuk pertunjukan musik atau teater dari artis ternama yang memiliki fanbase besar. Di tengah persebaran Covid-19, dampak krusial adalah pembatalan atau penundaan.
Sepanjang Maret dan April 2020 tercatat 14 acara di M Bloc Space yang terpaksa mengalami pembatalan atau penundaan pelaksanaannya karena pandemi Covid-19. Acara itu mencakup konser musik, pameran, festival, peluncuran produk, hingga kegiatan pemerintahan.
Melalui akun Youtube Budayasaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan akan menghadirkan sejumlah karya yang disiarkan langsung ataupun rekaman. Hilmar menceritakan, mulai Senin (30/3/2020), akun itu menghadirkan program tayangan hingga kelas pelajaran seni. Kemendikbud membantu produksi sampai penayangannya di Youtube.
Agar jangkauan program meluas, kementerian akan mengajak lebih banyak komunitas kreatif, lembaga kebudayaan, dan stasiun televisi. Upaya tersebut juga jadi bagian membantu seniman ataupun pekerja ekonomi kreatif di tengah situasi sulit.
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim dalam pernyataan resmi, Sabtu (28/3/2020), di Jakarta, mengatakan, program tersebut membantu pekerja seni dan pelaku budaya tetap produktif. Warga yang menonton pun bisa belajar tentang kekayaan seni dan budaya.
Menurut dia, program tersebut adalah wujud nyata gotong royong memajukan kebudayaan. Di tengah pandemi Covid-19, warga siapa pun harus secara aktif membantu sesama dengan karya kreatif dan cara inovatif.