Jutaan pengojek daring membutuhkan bantuan langsung, baik berupa bantuan tunai maupun alat-alat keselamatan, di tengah pandemi Covid-19.
Oleh
Erika kurnia
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jutaan pengemudi ojek daring masih membutuhkan bantuan langsung, baik berupa bantuan tunai maupun alat-alat keselamatan, di tengah pandemi Covid-19. Bantuan yang diberikan diharapkan disalurkan secara optimal agar bisa membantu pekerja informal itu menjaga ketahanan ekonomi dan kesehatannya.
Ahmad Zaki, salah satu pengemudi ojek daring, mengatakan, pembatasan sosial yang diterapkan sejak tiga minggu terakhir membuat mereka sulit menghasilkan pendapatan normal karena saat ini berkurang sampai 50 persen lebih. Mencari solusi pekerjaan lain yang dapat menghasilkan uang juga sama sulitnya.
Oleh karenanya, ia mengharapkan pemerintah segera menurunkan bantuan untuk pekerja terancam seperti mereka. Apalagi, tidak sedikit tukang gojek yang menjadi tukang punggung keluarga, seperti dirinya yang saat ini menafkahi istri dan tiga orang anak.
”Harapan saya ke pemerintah atau aplikator, kami mohon BLT (bantuan langsung tunai) juga untuk kami. Sekarang ini, bantuan lebih banyak dari individu, bantuan dari pemerintah itu hanya sebagian kecil saja,” katanya, saat dihubungi Kompas, Rabu (8/4/2020).
Ditambahkan Ketua Presidium Nasional Garda Indonesia Igun Wicaksono, dalam keterangan pers hari ini, BLT juga diharapkan segera diberikan kepada pengemudi ojek daring yang beroperasi di wilayah DKI Jakarta.
Pasalnya, mulai Jumat (10/4), Ibu Kota akan menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang akan semakin membatasi layanan pengemudi gojek, yakni hanya mengantar barang. Aturan itu mengikuti Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Kebijakan itu diperkirakan berdampak pada 2 juta pengemudi ojek daring yang beroperasi di Jakarta dan sekitarnya. Jumlah itu mencapai dua pertiga dari sekitar 3,5 juta pengemudi ojek daring di seluruh Indonesia dari dua aplikator, yakni Gojek dan Grab Indonesia, menurut data Kementerian Perhubungan.
”BLT kami butuhkan karena makin sulitnya kami mendapat pesanan layanan penumpang. Padahal, angkutan penumpang memiliki komposisi 70 persen dari total penghasilan kami sehari-hari. Walaupun ada sedikit kenaikan di layanan pesan antar makanan, hal itu tidak signifikan, hanya berkisar 10-20 persen,” katanya.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira, yang dihubungi hari ini, berpendapat, pemerintah setidaknya bisa memberikan bantuan ganti rugi dari rata-rata pendapatan sehari-hari pengojek daring atau ojek online.
”Kalau pemerintah mau konsisten, cairkan dulu bantuan ganti rugi pendapatan ojek online yang hilang, misalnya Rp 100.000 sampai Rp 150.000 per hari selama masa PSBB,” katanya.
Bantuan keamanan
Selain kompensasi dari pendapatan yang berkurang atau hilang, pengemudi ojek daring juga membutuhkan alat-alat untuk mendukung keamanan dan keselamatan kerja mereka di tengah pandemi.
Bonnie, salah satu pengemudi ojek online, berharap pihak aplikator membagikan masker dan hand sanitizer langsung ke pengemudi. Hal itu dibutuhkan agar pembagian alat-alat keamanan dan keselamatan itu bisa optimal bagi mereka yang bekerja di lapangan.
”Jangan cuma didrop di basecamp atau komunitas karena banyak pengemudi seperti saya yang enggak ikut basecamp atau komunitas,” ujarnya.
Nila Marita, selaku Chief of Corporate Affairs Gojek, kepada Kompas hari ini, mengklaim telah melakukan berbagai upaya untuk membantu mitra-mitra mereka agar tetap dapat beroperasi dan menjalankan tugasnya dengan aman di tengah pandemi Covid-19.
”Karena mitra-mitra ini, terutama para mitra driver merupakan andalan kita dalam kondisi saat ini,” ujarnya.
Sejauh ini, Gojek telah mengimpor 5 juta masker dan juga menyediakan cairan pembersih (hand sanitizer) dan vitamin. Penyemprotan kendaraan dengan cairan disinfektan juga dilakukan di berbagai kota besar di Indonesia.
Head of Public Affairs Grab Indonesia Tri Sukma Anreianno mengimbau agar semua mitra pengemudi dan pengiriman untuk mengutamakan kesehatan mereka dan mengambil tindakan pencegahan secara menyeluruh.
”Kami mengimbau agar pengemudi mengenakan masker setiap saat, mendisinfeksi kendaraan dan tas pengiriman mereka secara teratur. Lalu, sering mencuci dan membersihkan tangan mereka serta menjaga jarak aman melalui prosedur contactless delivery bagi mitra pengiriman GrabFood dan GrabExpress. Inisiatif ini sudah kami laksanakan di seluruh kota di Indonesia,” katanya.