Presiden Jokowi Kembali Ingatkan Pentingnya Stabilitas Harga dan Ketersediaan Pangan
Presiden menerima laporan harga bahan pangan di tingkat konsumen yang cenderung naik, sedangkan harga komoditas tersebut di tingkat petani, peternak, ataupun nelayan justru melemah.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan agar harga bahan pangan terkendali dan ketersediaannya terjaga selama masa pandemi Covid-19. Hal ini disampaikan Presiden setelah menerima laporan harga bahan pangan di tingkat konsumen yang cenderung naik, sedangkan harga komoditas tersebut di tingkat petani, peternak, ataupun nelayan justru melemah.
Masalah ketersediaan bahan pangan dan stabilitas harga bahan pokok dibahas dalam rapat terbatas (ratas) secara virtual yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Selasa (21/4/2020) siang.
”Saya melihat di lapangan, harga gabah kering turun 5 persen, tapi harga beras naik 0,4 persen. Ini ada apa? Tolong dilihat betul lapangannya. Ini pasti ada masalah. Petani enggak dapat untung, harga berasnya naik, masyarakat dirugikan,” tutur Presiden dalam pengantar ratas dari Istana Merdeka, Jakarta.
Hadir dalam ratas antara lain Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, serta Kepala Bulog Budi Waseso.
Presiden juga menyampaikan, tak hanya harga beras yang naik di tataran konsumen, tetapi juga gula pasir, daging sapi, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan telur. Hanya harga daging ayam yang, menurut dia, turun.
Masalah arus distribusi logistik pangan sebelumnya disampaikan Wakil Ketua Umum Bidang Distribusi dan Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia Kyatmaja Lookman, Minggu (19/4/2020). Karantina mandiri yang dilakukan selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat setiap sopir yang kembali dari tujuan pengantaran tak bisa bekerja selama 14 hari. Sebagian besar operator truk pengangkut bahan pangan segar berskala mikro, kecil, dan menengah dengan jumlah kendaraan satu sampai lima unit.
Oleh karena itu, operator kekurangan pengemudi apabila mereka harus dikarantina 14 hari di setiap pengantaran.
Rendahnya penyerapan hasil produksi pangan juga disampaikan Wakil Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional Blitar Sukarman. Menurut dia, stok menumpuk karena sudah sepekan telur tidak bisa dikirim ke Jakarta akibat PSBB. Harga di tingkat peternak pun anjlok dari Rp 19.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 17.500-Rp 18.000 per kg dalam beberapa hari terakhir. Sebaliknya, di tingkat konsumen, harga telur terus naik.
Seusai ratas, Luhut menegaskan, setiap kementerian/lembaga akan menyiapkan semua langkah teknis operasional, baik untuk menyikapi larangan mudik maupun memastikan arus logistik. Sebab, arus logistik diutamakan dan tidak boleh terhambat. Karena itu, ia menambahkan, jalan tol tidak akan pernah ditutup, tetapi dibatasi hanya untuk kendaraan logistik, yang berkaitan dengan kesehatan, perbankan, dan sektor-sektor yang dikecualikan dalam aturan PSBB.
Dalam ratas ini, Presiden juga mengingatkan semua pembantunya untuk mengantisipasi ketersediaan kebutuhan pokok rakyat. Apalagi, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) sudah mengingatkan adanya potensi krisis pangan dunia akibat pandemi Covid-19. Di masa pandemi, menurut dia, setiap negara akan memprioritaskan kebutuhan pangan mereka sendiri. Selain itu, rantai pasok bahan pangan terganggu akibat karantina dan isolasi wilayah (lockdown).
Presiden pun meminta supaya produksi dan kebutuhan beras betul-betul dihitung cermat, termasuk pada saat musim kemarau. Kalkulasi atas cadangan beras juga perlu dilakukan secara detail dan berbasis data empiris.
Rantai pasok komoditas pangan harus dilindungi supaya tidak ada praktik-praktik ekonomi yang tidak sehat. Satuan Tugas (Satgas) Pangan diharapkan berkoordinasi dengan kepolisian dalam mengawasi rantai pasok dan stok pangan.
Menurut Airlangga Hartarto, sejauh ini stok beras memadai sebab dalam tiga bulan ke depan masih masa panen raya. Ketersediaan jagung juga dinilai mencukupi.
Adapun bawang merah sudah menjelang masa panen. Untuk bawang putih, pemerintah sudah memberikan izin impor. Menurut rencana, bawang putih impor akan masuk dalam jumlah banyak menjelang Lebaran.
”Demikian juga cabai merah, cabai rawit, daging ayam, dan gula pasir akan masuk pada bulan Mei,” ujarnya.
Airlangga juga menilai harga komoditas pangan tidak banyak berubah. Harga beras medium masih Rp 12.000 per kg, gula pasir di toko ritel modern Rp 12.500 per kg kendati di pasar masih Rp 18.400. Sementara harga minyak kemasan Rp 14.000 per liter dan daging ayam Rp 28.000 per kg.
”Tingkat inflasi disumbang kenaikan harga gula 0,02 persen, telur ayam, dan bawang merah. Secara keseluruhan, bahan makanan relatif tersedia dan Presiden minta cadangan beras diamankan,” lanjutnya.
Presiden pun meminta supaya ada reformasi besar dalam kebijakan sektor pangan di Indonesia. Pandemi semestinya menjadi momentum untuk perbaikan besar-besaran. ”Jangan kehilangan momentum kita,” katanya.