Jasadku tak akan ada lagi/
Tapi dalam bait-bait sajak ini/
Kau takkan kurelakan sendiri/...”
….
Minggu (19/7/2020) pagi ini, penggalan puisi berjudul ”Pada Suatu Hari Nanti” di atas banyak dikutip oleh warganet mengiringi kepergian penciptanya, penyair Sapardi Djoko Damono, yang meninggal di Rumah Sakit Eka Hostpital, Serpong, Tangerang Selatan, setelah dirawat karena sakit.
Puisinya yang berjudul ”Hujan Bulan Juni” pun tak habis-habisnya dikutip oleh para warganet yang juga ingin mengenang guru besar dan mantan dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia tersebut.
Kira-kira sepekan yang lalu, Sapardi dirawat di ruang perawatan intensif (ICU) setelah mengalami batuk berat. Sejak Juni 2019 sampai sekarang, Sapardi sudah berulang kali menjalani transfusi darah karena kadar hemoglobin turun. Belum lama ini, Sapardi baru saja pulang menerima transfusi darah, tetapi tiba-tiba ia mengalami batuk parah.
Baca juga : Sapardi Djoko Damono Kembali Jatuh Sakit
Kepergiannya meninggalkan rasa duka dan sedih yang mendalam bagi para warganet; tak terkecuali para penulis, penyair, dan sastrawan yang mengaguminya.
Salah seorang yang mengutip puisi ”Pada Suatu Hari Nanti” adalah penulis dan pegiat literasi Maman Suherman. Sebelum ia mencuitkan penggalan puisi tersebut beserta sebuah foto Sapardi, Maman menuliskan serangkaian cuitan yang menunjukkan kegiatan bersama Sapardi, yang ia panggil sebagai ”Guru”.
Sastrawan dan wartawan Bre Redana juga menyinggung karya Sapardi, ”Hujan Bulan Juni”, dalam cuitan belasungkawanya. ”Wangi sepanjang pagi. Mas Sapardi Djoko Damono, saya melihat hujan bunga di pagi bulan Juli ini, mengangkatmu menuju dunia keabadian. Sugeng tindak Mas,” tulis Bre Redana.
Puisi ”Hujan Bulan Juni” juga disisipkan oleh penulis Clara Ng. Dalam bahasa Inggris, Clara menyampaikan bahwa Sapardi akan selalu dicintai dan tidak akan pernah dilupakan.
Budayawan Sudjiwo Tedjo melalui akun Twitter-nya juga menulis sebuah syair pendek untuk mengenang Sapardi. ”Kutuang Bubur Bulan Sapar ke dalam Hujan Bulan Juni, agar Saparku menjadi Sapardi, Sapar kita semua. Mas Sapardi.. met jalan.. sampai jumpat #utangRasa,” tulis Sudjiwo.
Musisi dan penulis Fiersa Besari pun juga menyampaikan rasa dukacita melalui cuitan Twitter. Dengan menyisipkan foto puisi ”Pada Suatu Hari Nanti”, ia menyampaikan bahwa jasa Sapardi bagi dunia sastra Indonesia begitu besar. ”Patah hati terdalam dari kami,” tulisnya mengakhiri cuitannya.
Kepergian Sapardi pun tampaknya membuat penulis Dee Lestari tidak bisa berkata-kata. Tiga buah emoji tangis mengakhiri cuitannya. Rasa sedih pun juga ditunjukkan oleh penulis Jenny Jusuf yang membalas cuitan Dee.
Budayawan Goenawan Mohamad juga menyampaikan rasa dukacitanya lewat Twitter. ”Innalilahi wa inailahi roji’un: Penyair Sapardi Djoko Damono wafat pagi ini setelah beberapa bulan sakit. Maret 1940-Juli 2020.”
Seusai mendoakan Sapardi, sutradara Fajar Nugros pun menyampaikan pengalaman singkatnya bertemu sastrawan legendaris itu dalam cuitan Twitter-nya sekaligus tampaknya menggambarkan betapa sedikitnya ia bersentuhan dengan puisi.
”Hanya sekali ketemu Pak Sapardi. Saat tes wawancara masuk IKJ. Selebihnya aku sibuk sendiri. Belum sempat disirami puisi,” tulisnya.
Ucapan belasungkawa di dunia maya tidak hanya datang dari komunitas seni budaya dan sastra. Ulama dan cendekiawan Ahmad Syafii Maarif pun mendoakan melalui cuitan Twitter.
”Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, semoga sastrawan kondang ini mendapatkan husnul khatimah di akhir hayatnya, amin,” tulis Buya Syafii Maarif.
Kepergian Sapardi memang menimbulkan riak yang besar di jagat internet Indonesia. Kata kunci ”Pak Sapardi” telah memuncaki daftar topik terpopuler di Twitter sejak Minggu pukul 10.00 bersamaan dengan ”Hujan Bulan Juni”.
Tren ini terus meningkat pada pukul 11.00 dengan kata kunci seperti ”Selamat Jalan” yang mencapai lebih dari 29.000 cuitan dan ”Pada Suatu Hari Nanti”.
Tingkat pencarian dengan kata kunci ”Sapardi Djoko Damono” pun menjadi pemuncak Google Trends pada Minggu pagi ini. Lebih dari 20.000 pencarian Google dilakukan pada Minggu pagi ini.