Kematian akibat Covid-19 Tembus 10.000 Jiwa
Kematian karena Covid-19 di Indonesia menembus angka 10.000 orang. Pembatasan sosial seperti yang dilakukan di DKI Jakarta cukup efektif menekan laju penularan penyakit itu.
JAKARTA, KOMPAS — Kurang dari tujuh bulan sejak kasus Covid-19 diumumkan ada di Tanah Air pada 2 Maret, kematian akibat paparan virus SARS-CoV-2 itu mencapai 10.105 kasus. Dengan penduduk Indonesia hampir 270 juta jiwa, setiap 1 juta penduduk di Tanah Air ada 37 kematian akibat Covid-19.
Menurut data Worldometers, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia untuk tiap 1 juta penduduk tersebut berada di peringkat ke-103. Posisi pertama adalah San Marino. Di negara berpenduduk sekitar 34.200 jiwa ini, angka kematian mencapai 1.237 orang untuk tiap 1 juta penduduk.
Jumlah kematian karena Covid-19 di Indonesia ini diumumkan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Kamis (24/9/2020). ”Kumulatif jumlah kasus meninggal 10.105 atau 3,9 persen di mana angka rata-rata kematian dunia 3,05 persen,” kata Wiku dari Kantor Presiden, Jakarta.
Baca juga: Kematian Tembus 10.000 Jiwa, Pemerintah Ingatkan Protokol Kesehatan
Jika angka kematian akibat Covid-19 di Tanah Air lebih tinggi daripada rata-rata dunia, angka kesembuhan di bawah rata-rata dunia. Data Satgas Penanganan Covid-19, kemarin, angka kesembuhan bertambah 3.895 sehingga total kesembuhan 191.853 atau 73,2 persen. Ini di bawah angka kesembuhan global sebesar 73,77 persen.
Penambahan kasus harian tinggi dan rasio positif yang meningkat menunjukkan tingkat penularan Covid-19 makin mengkhawatirkan. Penambahan kasus harian di Indonesia, kemarin, kembali memecahkan rekor tertinggi dengan 4.634 kasus Covid-19 sehingga total ada 262.022 kasus positif dengan kasus aktif 60.064 kasus.
Penambahan kasus ini didapatkan dengan memeriksa 34.786 orang sehingga rasio positif 13,3 persen, sedangkan rata-rata rasio positif sepekan terakhir 16,1 persen. Itu lebih tinggi dibandingkan dengan rasio positif pada pertengahan September (14,8 persen) dan pada akhir Agustus (13,4 persen).
Penambahan kasus harian terbanyak, kemarin, terjadi di DKI Jakarta (1.044 kasus), disusul Jawa Barat (804 kasus), Jawa Tengah (434 kasus), dan Jawa Timur (343 kasus). Penambahan korban jiwa terbanyak di Jatim (27 orang), Jawa Tengah (25 orang), Jakarta (20 orang), lalu Jabar (12 orang).
Baca juga: Jumlah Kematian Tembus 10.000, Inkonsistensi Data Covid-19 Berlarut
”Tingginya data kematian tidak akan terhindarkan kalau yang masuk rumah sakit terus bertambah. Untuk Jakarta, saat ini yang masuk ke ICU (unit perawatan intensif) harus antre sehingga risiko terlambat ditangani dan meninggal meningkat,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam.
Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, Jakarta, Eva Sri Diana mengatakan, rata-rata rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya penuh.
Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, keterisian tempat tidur di ruang isolasi 81 persen dan ruang ICU 74 persen.
Menurut Ari, rumah sakit merupakan hilir penanganan Covid-19. Meski protokol penanganan pasien membaik dan kapasitas rumah sakit bertambah, jika penularan meningkat, banyak korban tak tertangani. ”Kita harus lebih fokus di sektor hulu karena kian banyak tenaga kesehatan jadi korban,” katanya.
Kita harus lebih fokus di sektor hulu karena kian banyak tenaga kesehatan jadi korban.
Laporan dari para dokter di daerah menyebut, tren peningkatan pasien kian membebani tenaga kesehatan. ”Penularan meningkat kalau ada kerumunan dan mobilitas. Jadi, pembatasan harus diperketat di semua daerah,” kata Ari.
Standar perawatan
Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan Rita Rogayah mengatakan, standardisasi perawatan pasien Covid-19 diatur dalam protokol tata laksana Covid-19 serta pedoman pencegahan dan pengendalian Covid-19. Pedoman itu digunakan rumah sakit dan tenaga kesehatan dalam menangani pasien Covid-19. Itu merupakan kajian bersama dari organisasi profesi terkait.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir menambahkan, pemerintah meningkatkan cakupan layanan Covid-19 melalui penetapan rumah sakit rujukan dan rumah sakit darurat.
Wiku menambahkan, pemerintah pusat dan daerah mengupayakan penanganan isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 melalui kerja sama dengan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia. Pemanfaatan hotel untuk pasien Covid-19 diutamakan pada sembilan provinsi prioritas penanganan Covid-19 di antaranya 31 hotel dengan 4.116 kamar disiapkan di DKI.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Masih Tinggi, Jakarta Perbanyak Kapasitas Isolasi Mandiri
Inovasi riset untuk penanganan Covid-19 pun dilakukan perguruan tinggi. Tim peneliti Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, mengembangkan alat deteksi Covid-19 melalui embusan napas yang dinamai GeNose.
Pembatasan sosial
Sejauh ini, pembatasan sosial yang ketat efektif terbukti menurunkan penularan Covid-19. Data yang dipaparkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menunjukkan, setelah pembatasan sosial berskala besar diberlakukan, penularan kasus masih tinggi, tetapi lajunya melambat.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperpanjang PSBB tahap kedua hingga 11 Oktober mendatang. Itu dilakukan untuk menekan laju penularan Covid-19, yang hampir dua pekan selama PSBB kali ini ada tanda-tanda kasus aktif melandai.
Pelonggaran aktivitas masyarakat dikhawatirkan akan terus menambah jumlah kasus positif korona. Pada PSBB transisi, akhir Agustus lalu, dengan menyandingkan kasus positif, angka sembuh, dan angka meninggal terdapat 7.960 kasus aktif.
Lalu, pada 11 September atau masih pada periode PSBB transisi, dengan menyandingkan tiga faktor itu ada 11.824 kasus aktif. Dengan begitu, pada 12 hari pertama September itu pertambahan kasus aktif sebanyak 49 persen atau 3.864 kasus.
Pada periode PSBB, yakni pada 12 hari berikutnya, per 23 September tercatat kasus aktif ada 12.277. Artinya, penambahan jumlah kasus aktif masih terjadi, tetapi berkurang menjadi 12 persen atau 1.453 kasus.
”Pelandaian grafik kasus aktif bukanlah tujuan akhir. Kita masih harus terus bekerja bersama untuk memutus mata rantai penularan,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui keterangan tertulis.
Di Batam, lonjakan kasus positif membuat Rumah Sakit Khusus Infeksi Covid-19 di Pulau Galang yang berkapaitas 360 tempat tidur tidak bisa lagi menerima pasien karena penuh. Untuk menampung pasien baru yang terus bertambah jumlahnya, Pemerintah Kota Batam mengfungsikan rumah susun Badan Pengusahaan menjadi RS darurat tambahan dengan kapasitas 180 tempat tidur.
Di Kupang, aparatur sipil negara Pemkot Kupang akan kembali bekerja dari rumah pada Senin (28/9/2020) menyusul meningkatnya kasus Covid-19. Sebanyak 75 persen ASN bekerja dari rumah dan 25 persen bekerja di dalam kantor. Jumlah kasus di Kota Kupang terus meningkat, termasuk angka kematian pasien. (AIK/TAN/NTA/HRS/HLN/NDU/KOR)