Solidaritas Tanpa Batas untuk Perempuan-perempuan Akar Rumput
Solidaritas menjadi kunci pertahanan masyarakat di tengah kondisi darurat pandemi Covid-19. Dengan saling membantu satu sama lain, masyarakat yang paling terdampak bisa diselamatkan.
Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
·5 menit baca
Pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus korona baru beberapa minggu terakhir mengguncang perekonomian keluarga miskin dan kelompok rentan di kota maupun desa-desa. Kehadiran bantuan dalam bentuk apa pun menjadi sesuatu yang sangat berharga di tengah ketidakberdayaan mereka saat ini.
Untuk meringankan beban perempuan-perempuan dan kelompok rentan, Institut KAPAL Perempuan (Lingkaran Pendidikan Alternatif untuk Perempuan) bersama lembaga mitra di daerah menginisasi penyaluran bantuan bagi para perempuan di Jakarta dan beberapa daerah yang sangat membutuhkan bantuan.
Di Jakarta, pekan lalu, KAPAL Perempuan bersama sejumlah aktivis perempuan bergerak menggalang donasi untuk penyediaan paket sembako bagi perempuan dan kelompok rentan di Jakarta dan daerah. Bantuan itu untuk memasok persediaan pangan bagi perempuan dan kelompok rentan saat menghadapi ancaman Covid-19.
Direktur KAPAL Perempuan Misiyah mengungkapkan, sejumlah aktivis perempuan bahkan sampai merelakan uang pensiun suaminya untuk menyokong gerakan ini. Sebagai contoh, mantan Ketua Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Saparinah Sadli menyisihkan uang pensiun veteran suaminya selama enam bulan. Begitu juga aktivis perempuan Yuda Irlang menyerahkan uang pensiunan sebagai janda.
Sejumlah aktivis perempuan bahkan sampai merelakan uang pensiun suaminya untuk menyokong gerakan ini.
”Uang pensiun sebagai janda memang jauh dari cukup, hanya Rp 1,5 juta. Tapi bagi saya, ini bukan soal angka. Berapa pun sumbangan yang kita berikan, itu soal kepedulian kemanusiaan. Jika banyak orang yang melakukan langkah, pasti akan membantu lebih banyak saudara-saudaraku yang kurang mampu,” ujar Yuda.
Donasi juga diberikan Professor Mayling Oey-Gardiner, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. ”Bahkan, aktivis perempuan Silvana Apituley menggalang dana dengan modal keluarga asuh untuk menanggung biaya keluarga tak mampu selama satu bulan,” kata Misiyah.
Bantuan paket sembako berisi beras, telur, minyak goreng, kecap, dan madu disalurkan kepada perempuan-perempuan miskin, disabilitas, lansia, dan ibu hamil di Jakarta, seperti di Kelurahan Bidaracina, Rawajati, dan Jatinegara Kaum. Adapun kriteria penerima bantuan antara lain perempuan miskin, kepala keluarga, difabel, korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pekerja informal, dan lanjut usia.
Paket solidaritas dan edukasi
Tak hanya di Jakarta, penyaluran bantuan paket sembako juga diberikan di beberapa daerah, seperti di Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Di Lombok, melalui paket bantuan yang dinamakan ”Sopoq Angen#Cegah Covid19” Sekolah Perempuan membagikan tujuh jenis bantuan, yang dikemas dalam tema ”Paket 7 Bentuk Solidaritas Bersama”. Disebut demikian karena ada tujuh jenis bantuan yang diberikan, yakni sabun cair, telur, bawang merah, vitamin C, madu, bibit dan polybag, serta buku tulis dan pulpen.
”Kami tidak sekadar memberikan bantuan, tapi dalam Paket 7 Bentuk Solidaritas juga ada proses edukasi karena ini merujuk pada fungsi teman-teman Sekolah Perempuan sebagai edukator komunitas,” ujar Wakil Direktur Lembaga Pengembangan Sumber Daya Mitra (LPSDM) NTB Ririn Hayudiani, Senin (6/4/2020).
Menurut Ririn, paket sembako solidaritas untuk perempuan-perempuan keluarga tak mampu dan kelompok rentan disalurkan pemimpin sekolah perempuan di tingkat desa masing-masing. Untuk paket bantuan tersebut, menurut Ririn, pihak mengalihkan dana Jambore Perempuan Akar Rumput di NTB (Rp 50 juta) yang seharusnya dijadwalkan berlangsung Maret-April 2020 untuk bantuan tersebut.
”Ternyata ada pandemi Covid-19. Virus yang mematikan ini mencemaskan, orang tidak boleh keluar, harus rajin cuci tangan. Namun, informasi seperti ini tidak tersampaikan dengan baik sampai ke perempuan-perempuan di tingkat akar rumput karena mereka minim akses info,” katanya.
Agar informasi tersebut sampai ke perempuan-perempuan akar rumput, KAPAL Perempuan dan LPSDM mengemas paket bantuan sembako dalam bentuk berbeda. Jadi, tak sekadar bantuan semata, tapi juga sekaligus mengedukasi masyarakat tentang bahaya covid-19 dan bagaimana mencegah penyebarannya.
Tujuh bentuk bantuan semua memiliki makna dan pesan. Misalnya sabun cair, selain membersihkan tangan agar terhindar dari virus, juga mengubah perilaku masyarakat yang tidak biasa cuci tangan. Telur merupakan sumber vitamin E sekaligus menjadi simbol di komunitas perempuan akar rumput untuk terus memelihara ayam dan mengonsumsi telur. Bawang merah merupakah salah satu jenis bumbu yang paling gampang diakses untuk bahan makanan.
”Vitamin C kami berikan untuk memberi tahu bahwa sebenarnya sebelum ada Covid-19, ada vitamin C IPI yang bisa diakses dengan mudah di puskesmas. Satu botol isi 50 butir, harganya sekitar Rp 5.000. Tapi karena Covid-19, vitamin C semua hilang dari peredaran. Dengan memberikan vitamin C, masyarakat jadi sadar bahwa vitamin dari puskesmas bisa diminum tiap hari,” papar Ririn.
Begitu juga bantuan madu. Masyarakat diingatkan untuk minum madu, apalagi di Lombok Utara madu diproduksi. Bantuan keenam dalam bentuk benih dan polybag. Pesannya adalah agar perempuan bisa berkegiatan di rumah dengan menanam benih sayuran yang dibagikan. Adapun jenis benih yang diberikan adalah sayuran yang cepat tumbuh dan dipanen, seperti sawi, pakcoy, dan terong.
Paket terakhir adalah buku tulis dan pulpen, yang memberikan pesan bahwa perempuan bisa menjadi sumber pengetahuan ketika dia mencatat berbagai informasi yang diperolehnya. Kriteria penerima bantuan adalah perempuan yang keluarganya hidup paling susah, tidak bisa kerja, tidak punya simpanan, difabel, lansia, perempuan kepala keluarga, dan korban KDRT.
”Pelajaran berharga yang bisa dipetik adalah dengan adanya Covid-19 sekarang orang harus cuci tangan,” kata Ririn.
Berbagai bentuk solidaritas
Selain Jakarta dan NTB, menurut Misiyah, solidaritas juga digalang Sekolah Perempuan di Padang, Sumatera Barat. Mereka mengalihkan dana kampanye stop perkawinan anak dengan memproduksi masker kain yang akan dibagikan kepada kelompok rentan. Mereka akan menjahit sekitar 10.000 masker untuk Indonesia. Solidaritas untuk kemanusiaan juga dilakukan Sekolah Perempuan di Pangkajene dan Kepulauan (Sulawesi Selatan), Kupang (Nusa Tenggara Timur), Gresik (Jatim).
Menurut Misiyah, penggalangan solidaritas di Jakarta dilakukan melalui pos informasi daring tentang masalah perempuan dalam masa darurat Covid-19. ”Semua membuahkan kepedulian yang bisa mengubah perut kosong menjadi terisi dan tangis anak-anak pun terhenti. Berbarengan dengan itu, kesadaran atas upaya pertahanan diri dan keselamatan juga terbangun,” ujar Misiyah.
Apa yang dilakukan KAPAL Perempuan dan para aktivis perempuan di Jakarta dan di daerah membuktikan bahwa solidaritas merupakan sebuah kekuatan tanpa batas. Dan, itu bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa mengenal batas. Semuanya tergantung kita, apakah mau berbagi di tengah kondisi seperti saat ini atau hanya diam dan menonton.