Instagram berinovasi menghadirkan berbagai fitur yang memudahkan pemasaran bisnis. Pergerakan inovasi ini membuat Instagram lebih dari sekadar aplikasi berbagi foto dan video antarkomunitas.
Oleh
MEDIANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Instagram berinovasi menghadirkan berbagai fitur yang memudahkan pemasaran bisnis. Pergerakan inovasi ini membuat Instagram lebih dari sekadar aplikasi berbagi foto dan video antarkomunitas.
Kepala Bagian Bisnis Berkembang dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Facebook dan Instagram Ferdy Nandes saat berbicara di Akademi Instagram, Sabtu (20/7/2019), di Jakarta, mencontohkan fitur Stories. Melalui fitur ini, pemilik merek bisa mengenalkan produk terbaru dan mendapat masukan konsumen melalui subfitur pungutan suara. Maka, kedekatan dengan konsumen terbangun lebih mudah.
”Sepertiga lebih dari 150 juta pesan masuk ke akun Instagram bisnis pemilik merek terjadi setelah konsumen menonton konten di Stories,” ujarnya.
Contoh lain adalah fitur Instagram Shopping. Pemilik merek bisa menerapkan fitur ini saat mengunggah konten produk. Fitur ini memungkinkan konsumen mengetuk dan secara otomatis diarahkan ke laman toko. Setiap bulan, 90 juta akun mengetuk konten yang diisi fitur Instagram Shopping.
Ferdy menambahkan, ada lebih dari 25 juta pengguna akun Instagram Bisnis. Indonesia masuk dalam daftar lima negara pengguna terbanyak.
Dimas Anggakara dari tim kreatif Facebook dan Instagram Indonesia mencontohkan teknik membuat konten pemasaran visual yang efektif menjaring konsumen melalui berbagai fitur di Instagram. Ia menyebutkan, optimasi video konten iklan dari format televisi ke mobile ala Instagram sudah dilakukan sejumlah merek besar, di antaranya Emirates dan McDonald.
”Perilaku konsumen sekarang cenderung menginginkan semuanya serba cepat. Saat ini, satu detik terasa sangat berharga. Durasi video berukuran menit versus detik memengaruhi seberapa besar tingkat keterjangkauan konten produk ke konsumen,” tuturnya.
Head of Instagram Adam Mosseri dalam tulisan wawancara di Financial Times, 25 Januari 2019, menyebutkan, visi jangka panjang Instagram adalah meningkatkan penjualan dan memanfaatkan hasrat 1 miliar pengguna untuk melihat-lihat produk. Dengan kata lain, Instagram ingin menjadi penghubung serius antara pembeli, penjual, dan sejumlah besar pemberi pengaruh.
Konsep belanja dalam jaringan adalah rencana jangka panjang Instagram yang memerlukan infrastruktur. Instagram perlu bekerja sama dengan penyedia pembayaran.
Akademi Instagram merupakan program pelatihan global Instagram yang dirancang bagi wirausaha muda untuk meningkatkan keterampilan pemasaran digital yang membantu mereka saat berbisnis. Peluncuran pertama Akademi Instagram dilakukan di Indonesia.
Akademi Instagram di Indonesia menyasar 1.000 wirausaha muda di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Penyelenggaraannya terdiri atas satu hari seminar pemanfaatan produk Instagram, mulai dari fitur Instagram Bisnis hingga belajar memasang iklan di Facebook dan Instagram. Ada juga sesi diskusi ekonomi digital dan berbagi pengalaman sukses pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ekonomi kreatif. Jakarta merupakan kota pertama penyelenggaraan.
Efisien
Pendiri dan CEO Quo Studio, Merrie Elizabeth, menceritakan, ia pernah nekat membuka cabang di Surabaya untuk meningkatkan skala bisnis. Keputusan itu dia ambil setelah masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 kawasan Asia pada 2016. Padahal, secara manajemen operasional, ia belum siap. Akibatnya, cabang itu hanya bertahan setahun.
Quo Studio adalah pengelola bisnis salon kecantikan dengan merek BloBar. Akun Instagram-nya diikuti 59.700 pengikut.
Belajar dari kegagalan itu, Merrie memutuskan untuk mengambil cara lain dalam berekspansi bisnis, yakni fokus pada produk dan pemasaran melalui konten kreatif di platform penerbit daring, seperti Instagram. ”Persaingan antarpelaku pasar produk gaya hidup terjadi ketat. Berekspansi skala bisnis di luar kemampuan sendiri tidak bagus. Mendingan bermain-main konten pemasaran melalui Instagram,” ujarnya.
Pendiri dan CEO Livehaf, Arif Hidayat, memandang ekosistem Instagram berperan positif sebagai salah satu alat yang membantu pemasaran pebisnis pemula. Livehaf adalah bisnis pakaian siap pakai dan aksesori dengan target segmen pengguna utamanya laki-laki. Penjualannya melalui platform daring. Akun Instagram Livehaf diikuti 336.000 pengikut.
Head of Creative Tokopedia Andy Victor menambahkan, perilaku komunikasi masyarakat saat ini bergeser mengandalkan gawai. Hal ini juga mengubah strategi pemasaran produk dan layanan menjadi lebih mengandalkan narasi cerita. ”Pasar (konsumen) sekarang semakin cerdas. Makanya, narasi cerita di balik merek atau produk menjadi paling penting. Penyampaian pemasaran melalui format video, seperti di fitur Stories media sosial, menjadi berguna,” tuturnya.
Andy menyebutkan, Tokopedia memiliki 100 anggota tim komunikasi di divisi kreatif.
Sementara itu, Anto Motulz, CEO Kreavi, laman tempat komunitas maya pekerja kreatif desain grafis, berpendapat, kualitas infrastruktur akses internet di Indonesia hampir merata. Kondisi ini membuat pelaku bisnis memiliki peluang pemasaran bisnis yang setara.
”Kini tinggal kembali ke masing-masing pelaku bisnis. Siapa yang paling aktif dengan teknologi, dia yang paling sukses, juga mereka yang mampu mengangkat narasi budaya lokal,” katanya.