Kehadiran infrastruktur Palapa Ring yang menghubungkan akses internet di negara kepulauan Indonesia membuka jalan bagi digitalisasi perikanan. Kesenjangan informasi hulu-hilir perikanan yang selama ini menjadi momok perkembangan industri perikanan diharapkan bisa ditekan.
Persoalan akurasi data dan kesenjangan informasi menjadi kendala utama sektor perikanan. Di sektor perikanan tangkap, analisis musim penangkapan, informasi jenis ikan yang sedang melimpah, jumlah ikan yang ditangkap, hingga harga pasar belum terdistribusi secara merata. Masih sulit mengetahui data terkini perihal kondisi perikanan di sentra-sentra produksi hingga ke pelosok daerah.
Kesenjangan informasi juga membuat nelayan sulit mengakses pasar. Profil nelayan Indonesia yang hampir 99 persen adalah nelayan skala kecil dengan kapal berukuran di bawah 30 gros ton (GT) belum memiliki akses pasar memadai. Pada saat hasil tangkapan melimpah, harga jual anjlok.
Padahal, industri masih menghadapi kesulitan bahan baku. Kendala bahan baku juga membuat utilitas industri perikanan baru sekitar 50-70 persen dari kapasitas terpasang. Ketimpangan informasi dan basis data yang akurat membuat industri perikanan sulit berdaya saing di tingkat global. Basis data yang keliru juga mengakibatkan kebijakan pemerintah menjadi tidak tepat.
Konektivitas antarpulau dalam akses telekomunikasi diharapkan menghadirkan lompatan teknologi berbasis digital. Sentra-sentra produksi perikanan tangkap yang tersebar di pelosok negeri diharapkan tersambung dengan industri pengolahan, pasar lokal, maupun ekspor.
Akses telekomunikasi juga membuka peluang bagi sektor perikanan budidaya untuk mengangkat komoditas unggulan di setiap daerah. Komoditas perikanan unggulan daerah yang terangkat akan memperluas akses pasar di dalam negeri dan luar negeri sehingga berkontribusi meningkatkan perekonomian daerah.
Akses telekomunikasi juga membuka peluang bagi sektor perikanan budidaya untuk mengangkat komoditas unggulan di setiap daerah.
Momentum digitalisasi perikanan ditangkap sejumlah usaha rintisan melalui terobosan usaha di bidang teknologi produksi, teknologi finansial untuk pembiayaan perikanan, dan pemasaran hasilnya. Inisiatif usaha-usaha rintisan berbasis digital yang menjembatani hulu-hilir perikanan membawa harapan bagi kebangkitan ekonomi perikanan.
Di sisi lain, digitalisasi perikanan menuntut peran Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk memperbaiki pencatatan di seluruh sentra produksi, tempat pendaratan ikan atau pelabuhan perikanan, hingga tempat pelelangan ikan. Pengisian buku kapal elektronik yang mulai menjangkau nelayan skala kecil perlu dilaksanakan menyeluruh sampai ke pelosok daerah.
Data yang transparan mulai dari sentra produksi perikanan hingga pelaku pasar tidak hanya mengurai kebuntuan bahan baku industri. Pelaku usaha perikanan, baik skala besar maupun kecil, juga akan memiliki peluang yang sama untuk mengisi pasar dengan harga jual ikan yang lebih wajar.
Pada akhirnya, digitalisasi perikanan wajib ditunjang kesiapan logistik perikanan untuk memastikan ikan yang berlimpah dapat terdistribusi dengan biaya angkut lebih efisien. Perpaduan tol langit berbasis jaringan internet dengan tol laut berbasis sistem angkutan yang efisien menjadi kuncinya.
Konektivitas yang merata di seluruh wilayah menjadi penopang kebangkitan industri hulu-hilir yang lebih kompetitif. Tugas pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan tidak ada pihak yang tertinggal di era digitalisasi. (BM Lukita Grahadyarini)