Sektor otomotif selama ini merupakan salah satu penyumbang perekonomian nasional, baik dari sisi investasi, penyerapan tenaga kerja, maupun ekspor. Otomotif juga bisa mendorong pasar domestik ataupun ekspor.
Oleh
C ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
Sektor otomotif selama ini merupakan salah satu penyumbang perekonomian nasional, baik dari sisi investasi, penyerapan tenaga kerja, maupun ekspor. Posisinya dipandang penting dan strategis sehingga sektor ini ditempatkan sebagai salah satu dari lima sektor di Indonesia yang diprioritaskan dalam penerapan industri 4.0.
Dampak atau kontribusi di masa lalu dan sekarang, serta potensinya di masa mendatang, membuat perkembangan sektor otomotif kerap disorot. Tak terkecuali, kinerja produksi dan penjualan produknya yang secara periodik dicermati terkait pertumbuhan ekonomi secara umum.
Kementerian Perindustrian mencatat, produksi dan penjualan otomotif nasional sejak 2013 sampai dengan 2018 rata-rata 1,2 juta unit per tahun. Produksi kendaraan bermotor roda empat atau lebih pada periode Januari-Oktober 2019 sekitar 1,08 juta unit.
Pada 2018, ekspor mobil utuh (completely built-up/CBU) sebanyak 264.553 unit, kendaraan dalam bentuk terurai (completely knock down/CKD) 82.028 set, dan komponen 86,63 juta buah. Ekspor CBU pada Januari-Oktober 2019 sebanyak 275.000 unit, CKD 37.000 set, dan komponen 68,1 juta buah.
Pada 2019, ekspor kendaraan CBU ditargetkan 400.000 unit. Angka ini diharapkan terus meningkat setiap tahun sehingga industri otomotif nasional dapat mengekspor CBU sebanyak 1 juta unit pada 2025.
Produk otomotif Indonesia menyasar pasar di lebih dari 80 negara. Lima negara tujuan utama ekspor adalah Filipina, Arab Saudi, Jepang, Meksiko, dan Vietnam. Menurut Kemenperin, penjualan mobil di pasar domestik pada 10 bulan pertama 2019 sekitar 849.000 unit, baik dari produksi lokal maupun impor.
Data ini sama dengan yang dirilis PT Astra International Tbk—yang bersumber dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia—yakni penjualan mobil di pasar domestik pada Januari-Oktober 2019 sebanyak 849.609 unit. Angka ini turun dibandingkan dengan periode yang sama 2018, yakni 962.834 unit.
Sejumlah kalangan menilai ada berbagai faktor yang dapat memengaruhi kinerja penjualan produk otomotif di Tanah Air, misalnya pertumbuhan ekonomi. Penjualan produk otomotif biasanya meningkat seiring angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Kondisi ini antara lain terlihat beberapa tahun lalu ketika penjualan mobil di Indonesia merangkak naik, dari ratusan ribu unit per tahun hingga menembus satu juta unit lebih per tahun. Namun, saat pertumbuhan ekonomi melambat, penjualan otomotif ikut melandai dan selama beberapa tahun bergerak tidak jauh-jauh dari kisaran 1,1 juta unit.
Penyelenggaraan Pemilu 2019, menurut sejumlah kalangan, disinyalir berdampak pada penurunan penjualan mobil.
Sementara itu, bersumber dari data Kemenperin yang diolah Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), sekitar 6,38 juta sepeda motor terdistribusi secara domestik di Indonesia pada 2018. Pada tahun yang sama, ekspor sepeda motor 627.421 unit.
Sepanjang Januari-Oktober 2019, sekitar 5,51 juta sepeda motor terdistribusi secara domestik dan 682.325 unit diekspor.
Pelaku industri menengarai, selama ini ada sejumlah kondisi yang dapat memengaruhi penjualan sepeda motor. Kondisi itu antara lain pergerakan sektor riil, harga komoditas, dan suku bunga. Faktor lain yang tak kalah penting adalah kebijakan pemerintah yang bisa memengaruhi daya beli masyarakat.
Kemampuan mengisi pasar domestik dan pasar ekspor penting bagi industri manufaktur di Indonesia. Kedua pasar ini bisa saling mengisi dan saling menopang. Industri di Indonesia bisa mengupayakan kedua pasar ini tumbuh kuat bersama.