Selama Pandemi, Wisatawan Dilarang Naik ke Candi Borobudur
Selama masa pandemi, wisatawan dilarang naik ke bangunan Candi Borobudur. Aturan diberlakukan karena kondisi lorong yang sempit membuat wisatawan sulit menjaga jarak aman.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Di tengah situasi pandemi Covid-19, bangunan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tidak akan dibuka untuk kunjungan wisatawan. Aturan ini diberlakukan karena kondisi lorong-lorong candi yang terlalu sempit tidak memungkinkan kunjungan wisatawan dilakukan dalam jarak aman.
”Kami tidak mungkin memaksakan diri karena kunjungan wisatawan tanpa aturan jarak sesuai protokol kesehatan berisiko memicu terjadinya kluster baru,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Tri Hartono saat ditemui di sela-sela acara simulasi pembukaan kawasan zona I Taman Wisata Candi Borobudur, Jumat (26/6/2020).
Larangan untuk naik ke bangunan candi ini akan terus diberlakukan hingga akhirnya negara, terutama daerah di kawasan Borobudur, dipastikan aman, bersih dari kasus Covid-19.
Kami tidak mungkin memaksakan diri karena kunjungan wisatawan tanpa aturan jarak sesuai protokol kesehatan beresiko memicu terjadinya kluster baru. (Tri Hartono)
Dengan mempertimbangkan risiko tersebut, saat zona I Candi Borobudur kembali dibuka, wisatawan hanya diizinkan untuk berkeliling di pelataran, di bawah bangunan candi. Kapasitas pengunjung di pelataran sebenarnya mencapai 500 orang.
Meski demikian, demi menghindari terjadinya kerumunan, jumlah wisatawan dibatasi menjadi 140 orang yang dibagi dalam dua rombongan. Setiap rombongan akan dipandu oleh seorang pemandu wisata, yang juga harus bertugas mengingatkan pengunjung untuk menjaga jarak aman. Lama kunjungan pun dibatasi hanya berlangsung 1 jam.
Karena tidak mungkin naik dan melihat langsung semua relief yang ada di bangunan Candi Borobudur, Tri mengatakan, pemandu wisata pun harus mampu memberikan materi yang cukup lengkap tentang Candi Borobudur, yang bisa disampaikan dalam waktu singkat. Namun, jika merasa kurang lengkap, wisatawan bisa langsung mengakses informasi yang ada di website BKB ataupun website PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.
Membersihkan bangunan
Tri mengatakan, pihaknya juga akan menutup kunjungan wisatawan di zona I setiap hari Senin. Hari libur ini akan dimanfaatkan sebagai masa untuk membersihkan bangunan candi dan sekitarnya secara lebih optimal.
Saat ini, BKB sudah mengajukan izin membuka kembali kawasan zona I Candi Borobudur kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang. Namun, karena izin belum didapatkan, hingga saat ini seluruh zona I, termasuk pelataran, masih ditutup untuk pengunjung.
Sembari menunggu izin, menurut Tri, saat ini BKB masih terus melakukan kegiatan pembersihan abu dari erupsi Gunung Merapi di batuan candi. Baru sekitar 60 persen abu yang dibersihkan sehingga pembersihan masih akan terus berlangsung sekitar satu hingga dua minggu mendatang.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Soni Warsono mengatakan, sebanyak 60 pramuwisata siap untuk mendampingi wisatawan Candi Borobudur.
Menyikapi situasi pandemi Covid-19, menurut dia, setiap pemandu pun siap untuk memandu dengan mengenakan masker. Namun, di sisi lain, pemakaian masker ini pun juga menjadi kendala tersendiri dalam penyampaian informasi terkait Candi Borobudur, terutama kepada wisatawan asing.
”Saat kesulitan mencerna informasi yang disampaikan, wisatawan asing biasanya akan mencoba memahami dengan membaca gerakan mulut dari pemandu. Pada kondisi saat ini, hal tersebut jelas tidak mungkin dilakukan karena mulut kami harus selalu tertutup masker,” ujarnya.
Soni mengatakan, pihaknya pun akan segera berdiskusi lebih lanjut untuk mengatasi masalah tersebut.
Selain masker, menurut dia, tantangan yang dihadapi pramuwisata di tengah pandemi adalah bagaimana membuat rangkuman informasi lengkap tentang Candi Borobudur yang bisa disampaikan dalam waktu sekitar 1 jam.
”Membuat materi lengkap yang bisa disampaikan dalam waktu singkat jelas tidak mudah. Sebagian wisatawan yang tertarik pada sejarah dan filosofi cerita di Candi Borobudur biasanya akan minta dipandu selama 3-4 jam, dan beberapa di antaranya pernah ada yang meminta dipandu sejak pagi hingga sore,” ujarnya.