”Ini masih nunggu kepastian kapal,” begitu kira-kira bunyi pesan tertulis dalam satu grup percakapan wartawan foto Kompas minggu lalu. Percakapan itu muncul dalam diskusi berkaitan dengan liputan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Kepulauan Seribu. Percakapan terkait dengan menunggu muncul lagi Sabtu lalu saat wartawan Kompas hendak bertolak menuju Mamuju untuk meliput bencana gempa bumi. Mereka menuju Mamuju, Sulawesi Barat, dengan menumpang pesawat pembawa bantuan yang berangkat dari Jakarta.
Menunggu memang menjemukan. Aktivitas membosankan ini kadang harus dijalani berjam-jam, bahkan sepanjang hari, dan belum tentu apa yang ditunggu datang atau sekadar bisa mendapat kepastian akan sesuatu hal.