Zona Nyaman New Honda BR-V
Di zaman sekarang, acapkali ajakan “tinggalkan zona nyaman” menjadi ungkapan yang sering dilontarkan. Padahal, untuk urusan berkendara, baik saat mengemudi ataupun duduk manis sebagai penumpang, zona nyaman pasti paling dicari, bahkan bagi para pecinta otomotif yang memiliki jiwa petualangan.
Persis sehari sebelum uji kendara New Honda BR-V digelar PT Honda Prospect Motor (HPM, Kamis-Jumat (2-3 Mei 2019), seorang loyalis Honda sudah melayangkan pesan pendek kepada Kompas. ”Bro, bagaimana BR-V baru? Apa bedanya dengan generasi sebelumnya?”
Pengujian mobil segmen Low SUV itu langsung digelar setelah peluncurannya di Telkomsel Indonesia International Motor Show 2019, Kamis (25/4/2019) lalu. Jarak pengujian sekitar 80 kilometer dengan rute Semarang-Jepara, Jawa Tengah. Yang diuji adalah New Honda BR-V Prestige, tipe terlengkap dari BR-V.
Sebagian besar jalan yang dilalui kali ini terbilang datar, jalan lurus, beraspal dan beton, serta baru merasakan jalur perkampungan saat mencari jalan pintas dari Kudus menuju Jepara.
Tantangan terunik dimulai pada 1,5 jam pertama, ketika 15 unit mobil BR-V Prestige memulai perjalanan dari Eden Resto menuju tiga kafe yang memiliki desain perpaduan klasik-modern di Semarang, yakni Goodfellas, Ohana, dan Bowery.
“Inilah penyegaran Honda BR-V. Warna mirip tembaga ingin menunjukkan low SUV ini kokoh dan kuat tetapi juga elegan. Jok kulit dalam rajutan merah maroon bikin tambah elegan, satu-satunya desain jok yang ada di segmen low SUV. Elegan, tanpa kehilangan kekhasan rasa sporty,” ujar Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT HPM Jonfis Fandy.
Warna mirip tembaga itu disebut Premium Amber Metallic, menjadi salah satu warna baru pada New Honda BR-V. Terkesan, ada pergeseran yang dilakukan Honda, karena awal peluncuran BR-V pada Agustus 2015 dan mulai menggempur pasar otomotif tahun 2016, Honda mengandalkan warna hijau, Misty Green Pearl.
Desain terbaru juga memiliki warna pilihan Coffee Cherry Red Metallic. Kedua warna ini hanya terdapat pada tipe E dan Prestige, sedangkan tipe S bertransmisi manual masih pada empat pilihan warna (Tafetta White, Lunar Silver Metallic, Modern Steel Metallic, dan Crystal Black Pearl).
Eksplorasi bebas
Hampir semua peserta mengetahui, secara teknologi mesin tidak ada perubahan. New Honda BR-V masih dibekali mesin 1.5L i-VTEC yang menghasilkan tenaga 120 PS pada putaran mesin 6.600 rpm dan torsi maksimal yang dihasilkan mencapai 145 Nm pada 4.600 rpm.
Beberapa titik lokasi yang dituju dengan variasi tanjakan dan turunan membuat fitur keselamatan mobil, hill start assist (HSA), bisa diuji untuk mencegah mobil menggelinding ke belakang usai berhenti di tanjakan. Mobil juga sudah dilengkapi vehicle stability assist (VSA) untuk menjaga stabilitas laju kendaraan.
Kompas mengendarai satu-satunya unit New Honda BR-V berwarna Coffee Cherry Red Metallic. Secara eksterior, tak banyak perubahan pada versi facelift Honda BR-V ini. Bagian depan, terlihat aksen warna hitam mengkilap pada gril dan bumper dan tambahan bentuk yang bikin kesan lebih ”macho”. Ditambah lagi, lampu DRL (daytime running light) berteknologi LED dan lampu kabut.
Sedangkan di sisi belakang hanya bumper dan spoiler yang senada warnanya dengan bagian depan. Desain veleg 16 inci juga sudah diubah dibanding generasi sebelumnya.
Makin nyaman karena kemudahan membuka atau mengunci pintu cukup menekan tombol di handel pintu, tanpa harus menekan tombol kunci remote control. Mesin pun mudah dinyalakan hanya dengan satu sentuhan jari pada tombil Start/Stop.
Presiden Direktur HPM Takehiro Watanabe yang datang pada peresmian dealer Honda pertama di Jepara (Jawa Tengah), Jumat (3/5/2019), mengatakan, “Honda BR-V adalah salah satu produk Honda yang dikembangkan khusus untuk Indonesia. Terbukti, tangguh performa sekaligus efisiensi bahan bakar sudah melalui berbagai uji coba di Indonesia. BR-V kini tampil lebih elegan dan semakin nyaman sehingga menempatkan BR-V di kelas tersendiri untuk memenuhi kebutuhan konsumen setia.”
Zona nyaman
Tepat pukul 14.00, perjalanan Semarang menuju Jepara dilanjutkan dalam pengawalan ketat dua sepeda motor dan satu mobil polisi. Berada di zona nyaman pengawalan polisi ini menjadi tantangan yang harus dihadapi. Tak sekadar bisa melaju kencang, tetapi pengemudi harus bersiap melakukan pengereman ekstra hati-hati untuk mencegah tabrakan beruntun.
Eksplorasi kendaraan yang dibekali transmisi CVT (continously variable transmission) ini dilanjutkan. Transmisi ini memberi pilihan rasio ”gigi”, tak sekadar di posisi D, tetapi juga bisa S atau L.
Sementara, inovasi di fitur yang terpasang pada monitor head unit seakan memanjakan. Koneksi smartphone sebagai kebutuhan zaman sekarang terakomodasi dengan baik, baik melalui USB port, aux input maupun bluetooth. Memang, koneksi untuk pengisian baterai gawai atau power bank di sisi baris kedua dan ketiga tidak tersedia.
Menurut Jonfis, secara segmen pasar, Honda telah membagi tiga calon konsumennya. Pertama, konsumen loyal yang sulit “pindah ke lain hati”. Takkan mudah tergoyahkan dalam menentukan pilihan mobil.
Kedua, pembeli cerdas (smart buyer). Cenderung kritis. Suka membanding-bandingkan, sebelum menentukan kendaraan. Mulai dari model, konsumsi bahan bakar, maupun fitur-fitur yang tersedia.
Konsumen ketiga adalah pencari tren (trend seekers). Setelah lima tahun, kata Jonfis, Honda sadar sebuah mobil tak lagi berada di posisi trend seekers. Saat ada model merek lain yang lebih bagus, mereka begitu mudah tertarik. Honda pun kini lebih memilih masuk ke pembeli cerdas dan loyalis merek Honda.
“BR-V sudah masuk ke segmen pembeli cerdas. Jadi, kami harus menunjukkan sesuatu sebagai komparasinya supaya bisa menjadi pilihan konsumen,” ujar Jonfis.
Berdasarkan data HPM, sejak diluncurkan pada 2015 hingga April 2019, penjualan Honda BR-V telah mencapai 70.215 unit. Sebagai model LSUV yang sudah mapan, New Honda BR-V ditujukan bagi tipe konsumen kritis. Tidak hanya mementingkan kebaruan dan desain, tetapi juga kenyamanan, performa, efisiensi bahan bakar, biaya operasional hingga nilai jual kembali yang tinggi.
Berbagai perubahan desain serta penambahan fitur kini seakan dilahirkan kembali untuk diuji, apakah mampu memberikan nilai lebih bagi konsumen?.