Kesan pertama saat menjajal mobil ini adalah kesan naik kelas dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Ini mencerminkan strategi global Mazda Motor Corporation untuk membawa Mazda memasuki segmen premium.
Oleh
Dahono Fitrianto
·5 menit baca
Di Indonesia, Mazda 3 memang tidak sepopuler rival sekelasnya, seperti Toyota Corolla Altis dan Honda Civic. Namun, di dunia, mobil kompak ini telah terjual lebih dari enam juta unit sejak pertama kali diperkenalkan pada 2003.
Kurangnya peminat mobil ini di Tanah Air membuat agen pemegang merek Mazda tak mendatangkan utuh seluruh generasi Mazda 3. Dalam tiga generasi Mazda3 yang diproduksi dalam rentang waktu 15 tahun, hanya generasi pertama yang didatangkan lengkap ke Indonesia dalam varian sedan dan hatchback.
Generasi kedua sama sekali tidak dipasarkan di Indonesia. Generasi ketiga hanya dijual resmi untuk model hatchback-nya saja, sementara model sedannya hanya dijual secara terbatas sebagai mobil patroli kepolisian.
Baru pada generasi keempat, PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku distributor resmi mobil-mobil Mazda di Indonesia saat ini kembali mendatangkan Mazda 3 dalam sosok sedan dan hatchback.
Kompas sempat melakukan uji perdana mobil ini di Sirkuit Mine Proving Ground, Hiroshima, Jepang, pertengahan Juni 2019. Setelah itu, Kompas juga mengikuti sesi uji kendara media dari Jakarta menuju Gunung Geulis, Bogor, Jawa Barat, 8 Juli 2019.
Terakhir, Kompas melakukan uji jarak jauh varian Mazda 3 sedan menuju kawasan wisata di Kuningan, Jawa Barat, untuk mendapatkan pengalaman dan pemahaman lebih komprehensif atas mobil, yang oleh Mazda disebut sebagai awal penerapan teknologi ke-7 (Mazda 7G) pabrikan mobil asal Hiroshima itu.
Memasuki premium
Kesan pertama saat menjajal mobil yang dibanderol on the road di Jakarta Rp 489,8 juta (tipe hatchback) dan Rp 538,8 juta (tipe sedan) ini adalah kesan naik kelas dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Ini mencerminkan strategi global Mazda Motor Corporation untuk membawa Mazda memasuki segmen premium.
Mulai dari interpretasi terbaru bahasa desain Kodo Soul of Motion, pemilihan material interior, fitur-fitur canggih yang disematkan, sampai rasa mengemudi All New Mazda 3 ini mendapat sentuhan perbaikan yang membuat mobil terasa lebih nyaman dan premium.
Mazda menaruh perhatian lebih pada detail, sembari menerapkan filosofi less is more pada desain. Pada desain bodi, misalnya, tak ada lagi lekuk-lekuk, garis-garis, atau tempelan aksesori yang rumit. Bodi terlihat bersih dan mulus serta hanya memainkan kontur-kontur halus yang baru akan terlihat saat cahaya matahari jatuh dari sudut tertentu.
Kenny Wala, Product Planner PT EMI, menjelaskan, konsep less is more ini juga diterapkan pada desain interior. ”Tujuannya mengurangi distraction pengemudi sehingga pengemudi akan fokus pada aktivitas mengemudi,” ujarnya.
Di sini perhatian pada detail terungkap, seperti misalnya pemilihan jenis huruf alias font dan warna teks yang ditayangkan di panel instrumen utama ataupun pada layar monitor di tengah dasbor. Semua memiliki font dan warna yang sama sehingga memudahkan pemahaman pengemudi.
Pantulan citra head-up display pada kaca di depan pengemudi juga dibuat jatuh lebih jauh sehingga tidak mengganggu pandangan meski tetap informatif. Sementara pengeras suara yang biasanya diletakkan di dinding pintu kali ini dipindah ke dinding bodi dekat dengan pembatas ruang mesin. ”Sehingga tidak banyak lubang di pintu untuk mengurangi kebisingan dan getaran,” kata Kenny.
Rasa berkendara
Namun, sejak generasi pertama, hal paling menonjol pada Mazda 3 adalah rasa berkendaranya yang menyenangkan. Sebagai penerus generasi Mazda 323 di era 1980-1990-an, Mazda 3 dirancang sebagai mobil kompak yang lincah dikendarai. Di masa kini, itu menjadi perwujudan filosofi ”Jinba Ittai”, alias bersatunya penunggang kuda dan kudanya, yang dipegang erat oleh Mazda.
DNA fun to drive tersebut masih terasa kuat di Mazda 3 generasi keempat ini. Sejak duduk di kursi pengemudi, langsung terasa bagaimana kita seolah menyatu dengan mobil. Membuat pengendalian terasa presisi.
Saat melibas tikungan-tikungan dari Cirebon menuju Kuningan, gejala limbung atau body roll nyaris tak terasakan. Peredaman kabin terhadap kebisingan di luar juga sangat baik.
Mazda 3 yang dipasarkan di Indonesia saat ini hanya terdiri atas satu varian dengan mesin bensin empat silinder Skyactiv-G berkapasitas 2.0 liter (1.998 cc). Mesin ini mengeluarkan tenaga maksimum 153 HP pada putaran mesin 6.000 rpm dan torsi puncak 200 Nm pada 4.000 rpm. Tenaga mesin disalurkan melalui transmisi otomatis 6 percepatan.
Tenaga mesin memang tidak terlalu istimewa. Namun, seperti bisa ditemui pada model-model Mazda lainnya, mesin ini sudah memberikan akselerasi ringan dan sensasi berkendara yang menyenangkan. Tentu saja Kompas juga berharap mesin terbaru Mazda, yakni Skyactiv-X, yang memadukan keunggulan mesin bensin dan mesin diesel, suatu saat juga akan dimasukkan pada Mazda 3 di Indonesia.
Hal terakhir yang membuat Mazda 3 terasa berada di kelas premium adalah limpahan berbagai fitur dan fasilitas canggihnya. Dimulai dari kaca spion elektrokromatis, baik di luar maupun di dalam; kualitas sistem audio yang bagus, head unit yang sudah dilengkapi Apple CarPlay, lampu depan berteknologi LED otomatis, sampai cruise control adaptif yang diberi nama Mazda Radar Cruise Control (MRCC).
Saat diuji di jalan Tol Cipali, MRCC ini bekerja dengan baik dalam menjaga jarak dengan mobil di depan. Saat mobil di depan mengerem, fitur ini juga akan mengerem laju mobil, sementara saat mobil di depan berakselerasi, MRCC juga menambah laju mobil.
Berbagai fitur keamanan aktif yang sudah ada di sejumlah model Mazda terdahulu, seperti blind spot monitoring (BSM), lane departure warning system (LDWS), lane-keep assist system (LAS), G-vectoring control (GVC), dan smart city brake support (SCBS), juga menjadi standar di Mazda 3 terbaru ini.
Berbagai fitur ini perlu dikenali lebih dulu oleh pengemudi yang baru pertama kali memiliki atau mengemudikan Mazda 3. Karena beberapa di antaranya, seperti LAS dan SCBS, mengeluarkan respons yang bisa mengagetkan pengemudi yang belum terbiasa.
Fitur LAS, misalnya, mengaplikasikan sedikit tenaga pada setir untuk melawan gerakan mobil saat pengemudi melanggar marka jalan tanpa mengaktifkan lampu sein. Sementara SCBS akan otomatis mengerem mobil hingga berhenti saat mendeteksi ada obyek di depan yang bisa memicu tabrakan frontal.
All New Mazda 3 ini bisa dikatakan telah menerapkan standar baru di segmen mobil kompak.