Tiga Mobil Baru yang Mengerek Gengsi Danau Toba Rally
Tiga mobil baru yang berkompetisi dalam Danau Toba Rally ikut mengerek gengsi ajang yang merupakan Kejuaraan Nasional Rally Putaran ke-3. Dua mobil baru di antaranya adalah Citroen C3 R5 dari Tim Jagonya Ayam.
Oleh
Khaerudin
·3 menit baca
PARAPAT, KOMPAS — Tiga mobil baru yang berkompetisi dalam Danau Toba Rally ikut mengerek gengsi ajang yang merupakan Kejuaraan Nasional Rally Putaran ke-3. Dua mobil Citroen C3 R5 dari Tim Jagonya Ayam yang masing-masing dikendarai Sean Gelael, Nuno Pinto dan Tom Blomqvist, serta Mazda 2 AP4 dari Tim HRVT BGM BMB Rally yang dikendarai Rihan Fariza, menyita perhatian pada balapan yang digelar di Hutan Tanaman Industri TPL Sektor Aek Nauli, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, 23-24 November 2019.
Citroen C3 R5 yang paling banyak menyita perhatian. Mobil ini langsung didatangkan dari Perancis dengan bantuan mantan juara dunia dua kali World Rally Championship asal Spanyol, Carlos Sainz. Dari sebuah situs reli, harga satu Citroen C3 R5 ini bisa dibanderol hingga mencapai Rp 2,5 miliar.
Ayah Sean, Ricardo Gelael, menjadi orang Indonesia pertama, dan mungkin Asia Tenggara, yang memiliki mobil reli dengan spesifikasi untuk ajang World Rally Championship (WRC) 2. Ajang reli yang tingkatannya berada satu level di bawah WRC.
Juara kejuaraan nasional reli tahun lalu, Ryan Nirwan, yang menjadi kompetitor Sean di ajang Danau Toba Rally, mengakui, kejurnas kali ini ikut terkerek gengsinya berkat Citroen C3 R5 dan Mazda 2 AP4. Ryan mengatakan, meski hanya ada tiga mobil baru di kejurnas reli kali ini, tetapi karena kemampuan teknologi ketiga mobil tersebut dinilai jauh di atas mobil para pereli lainnya, menjadikan persaingan di antara pereli makin kompetitif.
”Menarik banget kali ini karena ada Sean, Tom, dan Nuno yang bawa mobil baru ke sini. Bikin suasana reli kita naik lagi. Memang tahun ini berkembangnya reli Indonesia. Mudah-mudahan tahun depan ada mobil yang lebih canggih lagi,” ujar Ryan.
Menurut Ryan, kehadiran tiga mobil baru dalam Danau Toba Rally bisa membawa suasana kompetisi reli dalam negeri seperti saat Indonesia pernah menjadi tuan rumah WRC tahun 1996/1997. ”Kompetisinya bisa balik ke 1996/1997. Ini start yang bagus,” ujarnya.
Tadi ngeliat beda teknologinya mobil sepuluh tahun lalu dengan sekarang emang jauh banget. Tapi, namanya balapan, semua kompetitor pasti fight. Enggak akan menyerah dengan mobil yang teknologinya masih 10 tahun lalu.
Ryan mengaku cukup ”iri” dengan kehadiran mobil-mobil baru di Danau Toba Rally. Baik Citroen C3 R5 maupun Mazda 2 AP4 dianggap memiliki teknologi yang jauh lebih tinggi daripada mobil para pereli lain yang turun di kelas M1. ”Tadi ngeliat beda teknologinya mobil sepuluh tahun lalu dengan sekarang emang jauh banget. Tapi, namanya balapan, semua kompetitor pasti fight. Enggak akan menyerah dengan mobil yang teknologinya masih 10 tahun lalu,” ujar Ryan, pereli dari Tim BRM Motosport yang mengendarai Subaru WRX Sti.
Bagi Sean, Citroen C3 R5 cukup banyak membantu dirinya beradaptasi kembali di ajang reli yang sempat tak dilakoni sejak 2009. Di luar teknologi Citroen C3 R5 yang memang levelnya untuk ajang WRC 2, Sean mengaku mobilnya memberikan kepercayaan diri lebih. ”Mobilnya kasih kepercayaan diri kepada pebalap. R5 juga men-support driver untuk lebih gampang mengatasi trek,” ujar Sean.
Pada Leg 1 Danau Toba Rally yang berlangsung Sabtu (11/23/2019) pagi hingga sore ini, Citroen C3 R5 benar-benar ”disiksa” oleh Sean. Trek yang keras dan cenderung berbatu membuat dua kali Sean harus kehilangan ban. Pecah ban pertama dialami Sean di SS3. Di SS3, ban depan sebelah kiri mobilnya pecah. Pebalap Formula 2 ini terpaksa menyelesaikan SS3 dengan kondisi ban pecah menjelang garis akhir.
Insiden yang sama kembali berulang di SS6 yang treknya masih sama dengan SS3. Kali ini ban belakang sebelah kiri yang pecah.
Juara dua seri sebelumnya, Subhan Aksa alias Ubang, juga mengakui, trek di SS3 (SS6) memang menyiksa ban mobil para pereli. Ubang pun mengalami pecah ban di tiga SS pertama.
”Kalau medan sudah ketahuan kayak gimana, sesuai antisipasi kita. Cuma memang lintasannya enggak mudah, ban kita cukup disiksa,” ujarnya.