Perkembangan kamera mirroless melaju pesat, menjadikan teknologi semakin murah. Akhir bulan Januari 2020 lalu, produsen kamera Fujifilm meluncurkan kamera mirrorless seri X-T200 untuk kelas pemula.
Oleh
EDDY HASBY
·4 menit baca
Ringan dibawa kemana saja, memiliki kemampuan maksimal dalam fotografi dan videografi, dan harganya yang terjangkau menjadi pilihan bagi konten kreator dan Vlogger saat ini.
Perkembangan kamera mirroless melaju pesat, menjadikan teknologi semakin murah. Banyaknya merek kamera saat ini kadang membuat bingung menentukan pilihan. Terutama bagi pemula yang pertama kalinya memulai masuk ke dunia fotografi dan videografi dengan anggaran terbatas.
Akhir bulan Januari 2020 lalu, produsen kamera Fujifilm meluncurkan kamera mirrorless seri X-T200 untuk kelas pemula. Bodi kamera ini berbobot 321 gram tanpa lensa, kartu memori dan baterai ini cukup ringan untuk diajak kemana saja.
Fujifilm X-T200 sedikit lebih nyaman untuk digenggam setelah ada penambahan handle grip (gagang) dibandingan generasi sebelumnya X-T100.
Kamera ini menggunakan CMOS Sensor (APS-C) primary color filter berukuran 23.5mm x 15.7mm dengan kemampuan 24.2 megapixels, memiliki 425 titik focus untuk menangkap gerakan di dalam bingkai sensor. Dalam sensor juga ditanam pelacak focus untuk mata dan wajah manusia.
Ukuran layar LCD monitor 3.5 inch dengan aspek perbandingan 16:9 layar sentuh dan dapat diputar ke luar (flip screen out) mempermudah menjaga agar subjek tidak keluar dari bingkai layar, terutama untuk swafoto dan vlog.
Mode Smart Menu mempermudah untuk melakukan komparasi film simulasi dapat dilihat secara nyata dilayar LCD monitor. Simulasi film Provia, Velvia, Astia, Classic Chrome, Pro Negative, Monocrome dan Sepia yang merupakan profil warna khas dari Fujifilm tersedia di kamera ini.
Rekam video di kamera ini beresolusi 4K (3840 x 2160) dengan lama rekam berdurasi 15 menit, Full HD(1920 x 1080) berdurasi 30 menit. Untuk rekaman slow motion di mode High Speed Movie (1920x1080) 120 fps.
Dan fitur terbaru dikamera ini adanya HDR Movie Mode untuk rekam video, yang berfungsi untuk meningkatkan jangkauan dinamis dan membuat lebih detail pada situasi cahaya latar belakang yang kuat.
Pada saat proses perekaman foto dan video tidak goyang, kamera ini juga ditanam dengan image stabilizer (stabilisasi gambar).
Saya berkesempatan untuk mencoba kamera ini, terutama kemampuan image stabilizer (stabilisasi gambar), resolusi video 4K dan mesin timelapse yang ada yang terdapat didalam tubuh kamera ini.
Pada pemotretan dipencahayaan rendah yang membutuhkan kecepatan rana lambat sekitar 8 detik, kamera ini masih bisa diajak kompromi dan bekerja lumayan baik.
Lalu bagaimana performa image stabilizer dalam pengambilan gambar bergerak atau video ? Ada dua sistem yang ditanam dikamera ini untuk menjaga kestabilan gambar dalam perekaman video, yaitu mode Digital Image Stabilizer dan Digital Gimbal.
Digital Image Stabilizer untuk menjaga kestabilan gambar menghindari guncangan ketika kamera bergerak mengikuti obyeknya. Dapat bekerja pada perekaman resolusi 4K dan full HD.
Selain ada mode Digital Image Stabilizer, kamera ini juga ditanam digital gimbal yang bekerja hanya di Full HD 30fps dan tidak bisa diresolusi 4K. Namun sayangnya belum bisa bekerja sempurna di dalam tubuh kamera ini, masih belum sempurna. Berharap pengembang kamera Fujifilm segera memperbaik performa dari sistem digital gimbal ini.
Konversi Timelapse
Didalam kamera ini tersedia mesin pengolah konversi untuk timelapse fotografi. Program Advanced SR Auto, Night, Landscape dan Sport, terdapat mode interval timer shooting yang memungkin kita dapat mengatur durasi waktu untuk merekam timelapse yang dikehendaki.
Ada dua pilihan format timelapse, pemotretan menghasilkan still (foto) sebagai materi mentah yang akan diolah di pos produksi dan kombinasi still dan timelapse movie. Apabila memilih opsi keduanya, kita akan mendapatkan foto-foto berformat JPEG dan video tanpa suara. Selain itu ada juga pilihan menu pengaturan HD hingga untuk resolusi 4K (30 fps).
Saya mencoba bersabar diri selama tak kurang dari 1 jam 30 menit untuk menangkap susasana senja ketika siang masuk ke malam di Taman Fatahillah Jakarta, hanya untuk mendapatkan 999 bingkai foto, diolah menjadi video timelapse berdurasi 33 detik langsung mesin dari tubuh kamera ini.
Pada bingkai terakhir sebanyak 999 foto, kamera ini secara otomatis melanjutkan proses konversi dari keseluruhan foto yang didapat menjadi video. Memang perlu waktu untuk menunggu mesin konversi dikamera ini bekerja dan akhirnya dapat menonton langsung video timelapse hasil rekaman berusolusi 4K di layar monitor kamera ini.
Fujifilm Indonesia merilis harga kamera X-T200 hanya untuk bodinya saja ini dikisaran Rp 11 juta dan bila dilengkapi dengan lensa kit XC 15-45 F3.5-5.6 OIS mencapai Rp 13 juta.
Pekembangan teknologi kamera saat ini memang semakin mumpuni dengan harga terjangkau, tentunya ini adalah pilihan pribadi dengan menyesuaikan kebutuhan dan dana yang ada, yang terpenting adalah terus berkarya yang berujung juga pada penghasilan. Selamat berkarya …