Konsultasi Mandiri soal Risiko Infeksi Covid-19 via Aplikasi Daring
Perusahaan rintisan di bidang kesehatan membuka konsultasi daring untuk publik yang ingin mengetahui risiko infeksi wabah Covid-19. Konsultasi dilakukan melalui layanan chatbot.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·3 menit baca
”Apakah kamu mengalami demam dalam 14 hari terakhir? Adakah gejala batuk, pilek, atau nyeri tenggorokan? Napas kamu sesak atau dada terasa berat?”
Rentetan pertanyaan tersebut disampaikan oleh chatbot yang diciptakan oleh perusahaan rintisan (start up) kesehatan Halodoc.
Dengan menjawab sejumlah pertanyaan, sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan menarik kesimpulan terhadap kondisi kesehatan pengguna kaitannya dengan risiko penularan Covid-19.
Vice President Marketing Halodoc Felicia Kawilarang pada Jumat (20/3/2020) mengatakan, konsultasi dengan kecerdasan buatan ini akan membantu pengguna memperkirakan risiko dini penularan Covid-19.
Apabila seluruh faktor risiko terpenuhi, pengguna diarahkan Halodoc untuk berkonsultasi secara daring dengan dokter yang akan merekomendasikan pengguna untuk melakukan selfisolation atau langsung mengunjungi rumah sakit terdekat.
”Halodoc juga dapat memfasilitasi pengguna untuk membuat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc,” kata Felicia.
Apabila dokter merekomendasikan untuk melakukan isolasi mandiri, lanjut Felicia, Halodoc juga akan menjadi medium konsultasi dengan dokter rekanan serta pembelian obat yang langsung diantarkan ke rumah.
”Halodoc tidak memungut biaya dari pengguna kecuali untuk pembelian obat,” kata Felicia.
Felicia memastikan pihaknya berkomitmen untuk menjaga ketersediaan obat dan alat penunjang kesehatan di 1.800 apotek rekanan Halodoc dengan harga yang wajar. Pengguna dapat mengakses chatbot tersebut pada halaman muka situs Halodoc, halodoc.com.
Felicia mengatakan, layanan konsultasi melalui Halodoc merupakan bentuk kontribusinya dalam membantu pemerintah untuk penanggulangan Covid-19.
Perusahaan rintisan kesehatan lainnya, Klikdokter, pun meluncurkan layanan gratis serupa. Namun, bedanya, konsultasi ini dilakukan langsung dengan seorang dokter rekanan.
Direktur Utama Klikdokter Dino Bramanto meyakini, penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang baik mengenai Covid-19. Untuk itu, fitur cek risiko Covid-19 yang diluncurkan oleh pihaknya diharapkan dapat membantu masyarakat melakukan deteksi dini.
”Dokter-dokter kami juga siap 24 jam melayani pertanyaan dan konsultasi secara online dan gratis guna membantu khalayak luas. Kami berharap, kontribusi dari kami bisa berguna bagi masyarakat,” kata Dino.
Klikdokter juga mendorong masyarakat agar tidak takut dan malu untuk memeriksakan diri jika memiliki gejala dan pernah kontak dengan orang lain atau baru saja melakukan perjalanan dari negara yang juga terinfeksi Covid-19. Semakin cepat terdeteksi dan semakin cepat pengobatan, semakin besar peluang untuk kesembuhan.
Kerja sama dengan pemerintah
Konsultasi secara daring yang disediakan platform seperti Halodoc dan Klikdokter dinilai menjadi penting dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Menyusul keputusan untuk penyelenggaraan tes cepat (rapid test) secara massal, diperlukan perantara untuk memantau kondisi setiap orang yang dinilai perlu melakukan isolasi mandiri. Dengan tes massal, orang dengan gejala yang ringan pun akan terdeteksi status koronanya.
“Self isolation dan ditambah dengan sarana untuk bisa melakukan monitoring dengan baik dan konsultasi secara virtual dengan menggunakan aplikasi Halodoc dan aplikasi lain yang mungkin nanti akan lanjut kita akan kembangkan,” kata juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, pada Kamis.
Berdasarkan data hingga 20 Maret pukul 13.54 WIB dari situs resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Indonesia, terdapat sebanyak 308 kasus positif, dengan 268 dalam perawatan, 15 pasien sembuh, dan 25 meninggal. Ada pertambahan 81 kasus positif dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Lonjakan trafik ”start up” kesehatan
Fakta bahwa virus korona dan penyakit Covid-19 adalah fenomena baru yang belum sepenuhnya dipahami membuat masyarakat berusaha mencari tahu mengenai penyakit ini.
Google Trend mencatat lonjakan besar pencarian kata kunci ”corona” pada 27 Januari, diduga karena peringatan perjalanan dari China ke Indonesia; dan 2 Maret, saat Presiden Joko Widodo mengumumkan dua kasus pertama Covid-19 di Indoneisa.
Lonjakan serupa dialami oleh Halodoc. Felicia mengatakan, sejak virus korona dan penyakit Covid-19 mulai mewabah di seluruh dunia, jumlah penelusuran dengan kata kunci ”virus corona” di platform Halodoc mengalami peningkatan hingga enam kali lipat.
Selain itu, jumlah pengunduhan (download)aplikasi Halodoc serta akses pengguna ke berbagai layanan seperti Pharmacy Delivery dan Chat with Dokter, juga telah naik sekitar 2 kali lipat setelah diumumkannya dua kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia pada 2 Maret.
Platform kesehatan lainnya, Alodokter, juga mencatat peningkatan trafik pasca-penyebaran Covid-19 di Indonesia. Dilaporkan situs teknologi Kr-asia, terdapat sekitar 2 juta kunjungan pada laman informasi mengenai Covid-19 pada situsnya, alodokter.com.
Medical Marketing Manager Alodokter Abi Noya mengatakan, juga terjadi lonjakan besar pada jumlah pengunduhan dan interaksi pengguna pada aplikasinya.