Pebisnis Aksesori Otomotif Turut Produksi Masker untuk Atasi Kelangkaan

Pandemi Covid-19 terus berlangsung tanpa ada tanda-tanda mereda. Bersamaan dengan itu, kebutuhan masker untuk pencegah penularan terus meningkat dan bahkan sudah terjadi kelangkaan di pasar.

Kompas/Hendra A Setyawan

Pembagian masker dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) yang dilakukan organisasi profesi Pewarta Foto Indonesia (PFI) kepada anggotanya yang berdomisili di Jabodetabek, Jumat (20/3/2020).

JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 terus berlangsung tanpa ada tanda-tanda mereda dalam waktu dekat. Bersamaan dengan itu, kebutuhan masker untuk pencegah penularan terus meningkat dan bahkan sudah terjadi kelangkaan di pasar.

Melihat hal itu, MAKKO Group, pelaku bisnis yang lebih dikenal di bidang aksesori otomotif, memutuskan turut memproduksi masker nonmedis guna ikut berperan mengatasi kelangkaan masker di pasar. Masker produksinya pun sudah siap dipesan oleh masyarakat.

”Produk ini kami luncurkan karena kondisi masker saat ini yang langka dan mahal harganya, sedangkan para tenaga medis masih banyak yang membutuhkan masker. Tujuan kami dengan adanya masker ini agar masyarakat tidak lagi berebutan membeli masker medis yang kebutuhannya banyak diperuntukkan bagi tenaga medis atau rumah sakit,” ujar Delfi Adrianti, Public Relation MAKKO Group, dalam siaran pers yang diterima Kompas, Jumat (27/3/2020).

KOMPAS/ALIF ICHWAN

Dua ibu mengenakan masker saat menerima paket kebutuhan bahan pokok dan alat kebersihan dari Ikatan Istri DPP Partai Golkar di Jakarta, Minggu (22/3/2020).

Menurut Delfi, pihaknya memproduksi dua tipe masker, yakni model surgical face mask (masker operasi bedah) dengan nama Antivirus M90 dan model duckbill face mask dengan nama Antivirus M95. Kedua tipe masker itu bisa dicuci dan dipakai ulang.

”Bahan baku masker kami dari kain yang nyaman dan aman saat digunakan. Selain penggunaannya yang awet karena dapat dicuci berulang kali, masker kami juga dapat melindungi dari partikel debu, polusi, virus, bakteri, dan partikel udara lainnya sampai 95 persen. Dibuat dari bahan kain yang tebal dan mempunyai pori-pori rapat, tetapi tidak panas saat digunakan pada siang hari. Penggunanya juga dapat bernapas dengan leluasa,” ujar Delfi.

KOMPAS/RIZA FATHONI

Sejumlah barang bukti kardus dan masker kesehatan saat penggerebekan sebuah gudang yang dijadikan pabrik masker di Kawasan Pergudangan Central Cakung, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Jumat (28/2/2020).

Masker-masker tersebut dipasarkan dengan harga Rp 8.000 per lembar untuk tipe M90 dan Rp 9.000 per lembar untuk tipe M95. Pesanan dilayani dengan jumlah minimum pesanan sebanyak 100 lembar. Delfi menambahkan, pihaknya sudah menyiapkan dua nomor hotline pemesanan, yakni di nomor 08128800090 dan 081297075097 atau bisa juga dipesan melalui akun Instagram MAKKO Group di @makko_group.

”Saat ini kami sudah menerima pesanan masker dalam jumlah yang cukup besar dan mayoritas dari pihak swasta. Karena itu, kami sedang mengupayakan penambahan kapasitas produksi agar jarak waktu dari pre-order hingga pengiriman dapat lebih cepat,” katanya.

Selain memproduksi masker, MAKKO Group juga akan memproduksi cairan pembersih tangan (hand sanitizer) dan disinfektan berharga murah dalam waktu dekat. Produksi akan terus dilakukan sampai wabah Covid-19 ini usai.  (*/DHF)

KOMPAS/PRADIPTA PANDU MUSTIKA

Barang bukti berupa 336 kotak masker dan 232 botol cairan pembersih tangan dihadirkan Kepolisian Resor Bogor saat konferensi pers penimbunan masker dan cairan antiseptik di Polres Bogor, Senin (9/3/2020). Sejumlah orang memanfaatkan kelangkaan masker di pasaran untuk menimbun masker guna mendapatkan keuntungan sesaat dengan penerapan harga berlipat-lipat.