Bulan Suci Ramadhan 1441 Hijriah terpaksa dilakukan secara berbeda oleh umat Islam di seluruh dunia. Untuk pertama kalinya, Ramadhan dilalui dengan mengampanyekan pembatasan sosial dan menghindari keramaian.
Oleh
sekar gandhawangi
·4 menit baca
Bulan suci Ramadhan yang biasanya meriah dengan beribadah di masjid hingga tradisi buka puasa bersama di berbagai tempat kini cenderung sepi. Puasa Ramadhan tahun ini dijalankan dalam sunyi di kediaman masing-masing.
Umat Islam pun sama-sama menahan diri untuk melaksanakan shalat Tarawih dan berbagai kegiatan ibadah lainnya di masjid. Mencari pahala berlipat ganda pada bulan suci tidak lagi dilakukan di masjid. Cukup dilakukan di rumah demi menjaga kemaslahatan orang banyak.
Kementerian Agama dalam Surat Edaran Nomor 6 Tahun 2020 tentang Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di Tengah Pandemi Wabah Covid-19 menyatakan, sahur dan buka puasa cukup dilakukan di rumah bersama keluarga inti. Shalat Tarawih pun hanya dilakukan di rumah.
Pemerintah meniadakan kegiatan berbuka puasa bersama, tablig yang menghadirkan massa dalam jumlah besar dan shalat Idul Fitri secara berjamaah. Kegiatan shalat Tarawih keliling, takbiran keliling, dan pesantren kilat pun diimbau untuk tidak dilakukan. Pesantren kilat dapat dilakukan apabila disiarkan melalui media elektronik.
Hal tersebut sesuai panduan menjalankan Ramadhan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO mengimbau agar setiap negara meniadakan perkumpulan apa pun dan menggantinya dengan perkumpulan virtual. Jika pertemuan tetap terjadi, semua orang wajib menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter.
Jabat tangan mesti dihindari dan diganti dengan gestur lain. Misalnya, melambaikan tangan, mengangguk, dan meletakkan tangan di dada. WHO juga merekomendasikan untuk membersihkan ruang publik secara berkala, termasuk di rumah ibadah.
Iktikaf atau berdiam di masjid yang biasanya dilakukan 10 hari terakhir Ramadhan juga diimbau agar tidak dilakukan, baik oleh WHO maupun Kemenag. Tujuannya untuk meminimalkan kontak fisik antarmasyarakat di ruang publik.
”Saya memahami sebagian umat Islam saat ini mungkin rindu Tarawih berjemaah di masjid. Tetapi, itu ibadah sunah dan tidak ada riwayat yang mewajibkan shalat di masjid. Tarawih itu sunah, tetapi menjaga kesehatan itu hukumnya wajib,” kata Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (Kompas, 23/4/2020).
Menjaga kesehatan
Masyarakat diimbau menjaga kesehatan selama berpuasa. WHO menyatakan bahwa nutrisi dan hidrasi adalah kunci kesehatan selama Ramadhan. Masyarakat dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan olahan dan minum banyak air.
Ahli gizi Titi Sekarindah saat dihubungi, Minggu (26/4/2020), mengatakan, berpuasa saat pandemi dapat dilakukan seperti biasa. Asupan gizi harus tetap seimbang pada saat sahur dan buka puasa.
Ia menyarankan agar masyarakat mengonsumsi lebih banyak karbohidrat yang mengandung serat, seperti beras merah dan gandum. Serat dapat menjaga kesehatan usus dan berdampak positif buat imunitas tubuh. Kesehatan usus juga dapat disokong dengan mengonsumsi probiotik, seperti yoghurt.
”Jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman manis. Itu cukup dikonsumsi sekali sehari. Yang penting untuk menjaga kesehatan adalah makan macam-macam sayur. Sayur berwarna hijau tua memiliki kandungan antioksidan, serat, dan vitamin A. Jangan lupa juga untuk menyempatkan diri makan buah setiap hari,” kata Titi.
Hidrasi tubuh juga harus dipastikan cukup selama berpuasa. Dalam sehari, tubuh membutuhkan 8-10 gelas air. Agar kebutuhan air terjaga selama berpuasa, Titi menyarankan setiap orang minum lima gelas air sepanjang buka puasa hingga menjelang tidur. Adapun tiga gelas air diminum selama sahur hingga waktu shalat Isya.
Jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman manis. Itu cukup dikonsumsi sekali sehari. Yang penting untuk menjaga kesehatan adalah makan macam-macam sayur. Sayur berwarna hijau tua memiliki kandungan antioksidan, serat, dan vitamin A. Jangan lupa menyempatkan diri makan buah setiap hari
”Tidur harus cukup untuk menjaga daya tahan tubuh. Jika jam tidur kurang selama puasa, kita bisa mengambil waktu sebentar untuk tidur siang. Stres juga perlu dihindari karena bisa melemahkan tubuh,” kata Titi.
Ibadah virtual
Masa pandemi mendorong sejumlah pihak berinovasi agar umat Islam tetap bisa terhubung selama Ramadhan. Dengan teknologi, ibadah dapat dilakukan secara virtual.
Media sosial untuk umat Islam, Umma, menyiapkan sejumlah fitur agar pengguna dapat beribadah di rumah. Salah satu fitur tersebut adalah Jurnal Ibadah Harian. Fitur ini memberi misi ibadah yang harus diselesaikan pengguna, misalnya membaca Al Quran selama 30 menit selama lima hari berturut-turut.
Ada pula fitur Klinik Baca Al Quran untuk mempelajari kaidah pembacaan Al Quran. Fitur lain adalah kajian Islam yang ditayangkan dalam siaran langsung. Siaran ini tersedia pada waktu sahur dan menjelang buka puasa.
”Kami siap mendukung umat Islam agar dapat beribadah di rumah dengan lebih maksimal,” kata CEO Umma Indra Wiralaksmana.