Setelah lama hidup minim hiburan selama pandemi Covid-19, kini akhir pekan kembali berwarna. Salah satunya dengan munculnya bioskop dari mobil atau bioskop ”drive-in” di Bekasi.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI / SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·5 menit baca
Akhir pekan telah tiba, Jumat (12/6/2020). Selayaknya muda-mudi perkotaan, kami memutuskan untuk menunaikan ”ibadah akhir pekan”: makan enak di restoran kemudian nonton film di bioskop. Namun, bedanya, kali ini semuanya dilakukan dari dalam mobil. Hari ini, mobil tersebut menjelma menjadi bioskop sekaligus restoran.
”Kemewahan” ini kembali terasa setelah pemerintah memberlakukan pembatasan aktivitas hiburan menyusul merebaknya pandemi Covid-19 di Jakarta. Bioskop dalam ruangan, misalnya, tutup sejak 23 Maret.
Selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta sejak 10 April 2020 hingga 7 Juni, restoran dilarang melayani makan di tempat (dine-in). Baru Senin (8/6/2020), layanan makan di tempat diperbolehkan kembali meskipun dengan sejumlah pembatasan.
Pukul 14.00
Tujuan pertama kami adalah restoran steik Holycow di Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan. Holycow adalah salah satu restoran yang telah memperbolehkan pengunjung untuk makan di tempat (dine-in) sejak PSBB transisi diterapkan di DKI Jakarta mulai awal pekan ini.
Begitu mobil berhenti di tempat parkir, kami langsung ditawarkan pilihan untuk bersantap di mobil atau di dalam restoran. Para pramusaji pun lengkap mengenakan masker dan pelindung wajah (face shield).
Pengunjung sebetulnya bisa memilih untuk makan di dalam ruangan karena partisi plastik telah dipasang di setiap meja. Akan tetapi, guna merasakan pengalaman baru, kami memilih untuk makan steik di dalam mobil. Kami memilih steik sirloin 200 gram dan steik salmon ditemani dengan es teh lemon dan teh hijau.
Setengah jam kemudian, makanan diantarkan ke mobil. Garpu dan pisau diedarkan dalam nampan kecil yang ditutup plastik, bersamaan dengan dua piring steik yang berat. Jok digeser ke belakang, piring pun ditaruh di pangkuan. Terkadang, terasa seperti makan di kondangan tanpa meja.
Tentu akan lebih mudah makan steik dengan garpu dan pisau di atas meja, tetapi ruangan mobil seakan memberikan kami ruangan pribadi, menciptakan suasana makan yang informal dan privat.
Ruangan mobil yang terbatas tidak mengurangi nikmatnya daging sirloin yang dimasak hingga kematangan medium. Saus yang creamy berisi potongan jamur champignon alias jamur kancing, memberikan tekstur penyeimbang daging sapi yang empuk.
Oh, ya, pembayaran dilakukan nontunai di awal sebelum hidangan disajikan, seperti halnya di restoran cepat saji. Mungkin ini untuk mencegah konsumen yang langsung kabur mengebutkan mobilnya.
Pukul 15.50
Kenyang dengan steik sirloin dan salmon, kami melanjutkan perjalanan ke Cikarang, Kabupaten Bekasi. Surat izin keluar masuk (SIKM) tidak diperlukan bagi warga Jakarta yang hendak pergi ke Bodetabek, begitu pula sebaliknya.
Gambaran bioskop drive-in yang hendak dituju sudah ada di kepala. Bentuknya sedikit lebih mutakhir dibandingkan dengan layar tancap yang dulu ada di kampung-kampung.
Kain polos penangkap gambar dari proyektor diganti videotron. Penonton yang dulu duduk lesehan di depan bentangan kain kini duduk di dalam mobil pribadi. Membutuhkan waktu sekitar satu jam dari Tendean ke Meikarta sejauh 43 kilometer, dalam kondisi lalu lintas lancar.
Pukul 16.35
Bioskop drive-in tersebut ada di area parkir District 1 Meikarta, Cikarang. Letaknya ada di sisi kanan dari jalan masuk distrik tersebut.
Pengunjung akan menemui pos pertama sebelum masuk ke area bioskop drive-in. Suhu tubuh pengunjung akan diperiksa di pos itu. Pengunjung juga wajib membersihkan tangan dengan cairan pembersih pemberian petugas.
Setelah dinyatakan ”bersih”, pengunjung dapat berkendara ke pos kedua. Ada beberapa petugas yang menunggu dengan atribut antikorona, seperti masker, sarung tangan, dan pelindung wajah. Mereka menawarkan makanan dan minuman, serta menempel nomor parkir pada mobil.
Setelahnya, mobil digiring untuk menempati lahan parkir yang kosong. Pengunjung bisa menikmati visual film melalui videotron, tetapi audionya dinikmati terpisah melalui radio di mobil. Menurut salah satu petugas, frekuensi radio yang digunakan berubah-ubah per sesi.
Ada tiga sesi tayangan dalam sehari, yakni pukul 16.00, pukul 19.00, dan pukul 21.00. Judul film yang ditayangkan sudah ditetapkan oleh pihak pengelola. Pukul 16.00, pengunjung menonton film televisi (FTV) Aku dan Kau dalam Rindu. FTV ini diproduksi oleh First Media, anak perusahaan Lippo Group.
Pengalaman menonton dari dalam mobil menyegarkan bagi yang selama ini berdiam di rumah berbulan-bulan. Di sisi lain, pengalaman menonton di area parkir tak ubahnya menikmati video sambil terjebak kemacetan di jalan.
Begitu film selesai, pengunjung harus keluar dari area parkir. Yang ingin menonton di sesi selanjutnya dapat putar balik dan mengantre lagi. Untuk menonton di bioskop ini, pengunjung cukup membayar makanan dan minuman di pos kedua.
”Drive-in” apa pun
Meski terkesan inovatif, sebetulnya bisnis drive-in bukanlah barang baru. Penulis buku Google Redux: Ultramodern Roadside Architecture Alan Hess mengatakan, usaha drive-in adalah bagian dari gerakan modernisme di pertengahan abad ke-20 lalu.
”Ini adalah sektor-sektor usaha yang berkembang secara organik mengikuti perkembangan teknologi secara pragmatis untuk mengubah kehidupan orang banyak pada saat itu,” kata Hess kepada majalah Smithsonian.
Hess mengatakan, restoran drive-in pertama adalah Kirby’s Pig Stand di Dallas, Texas, AS, pada 1921. Dalam 10 tahun, tren ini langsung menyebar ke seluruh negara tersebut. Produksi mobil secara industri yang diprakarsai oleh Henry Ford berkontribusi besar pada tren ini.
Sebagai respons atas pandemi Covid-19, beberapa negara membuat bioskop drive-in. Misalnya di Madrid, Spanyol, dan di sebuah bandara di Lituania. Ada pula bioskop serupa di Dubai, Uni Emirat Arab. Mengutip Reuters, harga tiket per kendaraan setara 50 dollar AS, termasuk makanan ringan dan minuman.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, pemerintah sedang menimbang untuk membuat bioskop drive-in. Lokasi yang dinilai cocok, antara lain, ialah Bogor, Tangerang, dan Bekasi yang memiliki tanah lapang (Kompas.id, 27/5/2020).
Nah, setelah bioskop drive-in ini ada, Anda tertarik mencobanya? Selamat berakhir pekan....