Sejumlah warga mencari cara agar bisa memanfaatkan libur panjang pekan depan di tengah pandemi Covid-19. Keinginan berlibur ke luar kota ditekan hingga situasi dinyatakan aman.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah warga menahan diri untuk pergi ke luar
kota pada libur panjang pekan depan. Mereka mempertimbangkan tingginya risiko tertular Covid-19 dan berencana berlibur di dalam kota.
Karyawan swasta Marcellino (25) cukup menantikan datangnya libur
panjang yang akan dimulai pada Rabu, 28 Oktober 2020. Ia berangan-angan untuk meninggalkan Ibu Kota dan pergi berlibur ke alam terbuka. Namun, niat itu diurungkan karena pandemi.
”Kalau tidak ada pandemi, saya ingin berlibur ke gunung atau pantai. Ingin lihat pemandangan hijau setelah lelah bekerja,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (23/10/2020).
Ia punya sejumlah opsi untuk memanfaatkan libur panjang, antara lain berolahraga, mengunjungi rumah teman, dan menghabiskan waktu di indekos. Waktu luang ia manfaatkan untuk mengembangkan diri.
”Sebisa mungkin saya memanfaatkan waktu di indekos. Saya ingin belajar untuk mengikuti lomba desain, belajar masak, dan belajar mengubah diri menjadi lebih baik,” katanya.
Keinginan berlibur keluar kota ia tahan karena kasus positif Covid-19 masih tinggi. Ada 381.910 kasus positif Covid-19 di Indonesia per hari Jumat ini atau meningkat 4.369 kasus dibandingkan dengan hari sebelumnya. Jumlah suspek Covid-19 sebanyak 161.763 orang. Adapun 305.100 orang sembuh dan 13.077 orang meninggal.
Karyawan swasta Nita (25) berencana bermain bulu tangkis bersama sejumlah teman pekan depan. Selain menyenangkan karena bisa melepas rindu, kegiatan itu dipilih karena menyehatkan. Ia juga berencana menemui teman untuk makan siang bersama di dalam kota.
”Mulanya saya ingin pulang ke Yogyakarta. Tetapi, rencana itu ditunda hingga November,” ucap Nita.
Kalau tidak ada pandemi, saya ingin berlibur ke gunung atau pantai. Ingin lihat pemandangan hijau setelah lelah bekerja.
Adapun karyawan di Jakarta, Dian (25), juga berencana pulang kampung ke Yogyakarta untuk berlibur pekan depan. Namun, rencana itu batal dilakukan karena pekerjaan di kantor.
Hindari perjalanan
Libur panjang pekan depan baiknya disikapi dengan bijak oleh publik guna menekan penularan Covid-19. Pemerintah pun mengimbau warga untuk tidak bepergian ke luar kota. Imbauan itu disampaikan melalui Surat Edaran Nomor 440/5876/SJ tentang Antisipasi Penyebaran Covid-19 pada Libur dan Cuti Bersama Tahun 2020.
Surat itu ditandatangani Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada Rabu (21/10/2020) dan ditujukan kepada semua kepala daerah. Isinya meminta kepala daerah mengimbau warga menghindari perjalanan dan mematuhi protokol kesehatan.
”Surat edaran ini tolong dapat diterima dan sekaligus diterjemahkan kembali. Semua kembali kepada local wisdom, karakteristik wilayah masing-masing,” ucap Tito (Kompas, 23/10/2020).
Kendati bepergian sangat tidak disarankan, publik disarankan bersiasat memanfaatkan libur demi kesehatan mental. Sejumlah kegiatan rumahan dapat dilakukan, misalnya memasak, menonton film, berkebun, membaca, dan merawat binatang peliharaan.
Jessica de Bloom, psikolog dan profesor di University of Groningen, Belanda, serta Tampere University, Finlandia, mengatakan, mengistirahatkan diri dari pekerjaan sangat penting. Mengambil cuti secara teratur untuk mengumpulkan energi positif.
Berjarak dari pekerjaan memungkinkan seseorang untuk melakukan relaksasi dan pemulihan diri. Seseorang juga memperoleh kembali kendali atas waktunya, dapat belajar hal baru, menemukan makna, dan terhubung dengan orang lain.
”Berlibur saat pandemi mungkin terdengar gila karena Anda tidak bisa
melakukan hal-hal yang disukai. Namun, hasil penelitian tentang staycation menunjukkan bahwa efek berlibur di rumah hampir tidak berbeda dengan berlibur di tempat lain,” kata De Bloom kepada CNN.