Google Play Music Dihentikan, Pengguna Dapat Beralih ke Youtube Music
Layanan Google Play Music tidak lagi tersedia per Oktober 2020 secara global. Google mengalihkan pelanggannya ke layanan Youtube Music yang dikembangkan Google sejak beberapa tahun silam.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Google resmi menghentikan layanan Google Play Music di sejumlah negara pada Oktober 2020. Para penggguna diminta beralih ke Youtube Music, yakni layanan streaming musik yang diluncurkan Google pada 2015.
Dari pantauan Kompas, Senin (26/10/2020), Google Play Music tidak lagi dapat diakses. Aplikasi itu kini menyuguhkan tampilan berwarna putih dengan tulisan ”Google Play Music is no longer available” dan logo Youtube Music. Pengguna kemudian diarahkan pada dua tombol, yaitu Transfer ke Youtube Music dan Kelola Data.
Pengguna dapat melakukan sejumlah langkah dengan tombol Kelola Data, seperti mengunduh dan menghapus perpustakaan musik, serta menghapus riwayat rekomendasi. Pengguna pun dapat langsung memindahkan data musiknya ke platform baru dengan tombol Transfer ke Youtube Music. Ada baiknya pemindahan data dilakukan sekarang. Sebab, Google Play Music akan ditutup total pada Desember 2020.
Peralihan Google Play Music ke Youtube Music ditandai dengan cuitan akun Twitter Google Play Music pada Mei 2020. Pengumuman resminya keluar pada awal Agustus 2020 lewat blog resmi Youtube. Selandia Baru dan Afrika Selatan menjadi negara pertama yang kehilangan akses Google Play Music pada September 2020. Hal yang sama terjadi di negara-negara lain, Oktober 2020.
”Pengguna yang ingin memindahkan perpustakaan musiknya dari Google Play Music ke Youtube Music dapat melakukannya hingga Desember 2020. Setelah itu, Google Play Music tidak akan tersedia lagi,” kata pihak Youtube.
Bila tidak ingin pindah ke Youtube Music, langganan pengguna di Google Play Music akan dihentikan secara otomatis. Adapun Youtube Music dapat diakses secara gratis. Untuk layanan musik bebas iklan, pengguna bisa mengakses Youtube Premium dengan biaya Rp 59.000 per bulan.
Sementara itu, Youtube Music diluncurkan secara global pada 2015 dan baru tersedia di Indonesia pada awal November 2019. Layanan ini disertai dengan kecerdasan buatan untuk mencari lagu berdasarkan lirik, bahkan jika lirik yang dicari tidak tepat sepenuhnya.
”Ada pengguna yang salah mendengar lirik lagu Treat You Better oleh Shawn Mendes. Lirik yang berbunyi ’better than he can’ menjadi ’badak dan ikan’. Dengan pencarian lirik yang salah, pengguna tetap bisa mencari lagu sebenarnya di Youtube Music,” kata Vice President of Product Management Youtube Adam Smith pada sebuah acara di Jakarta, November 2019.
Antusiasme besar
Adam menambahkan, adanya Youtube Music merupakan respons dari antusiasme besar para penikmat musik. Selain menjadi sarana streaming musik, platform ini juga diharapkan menjadi sarana kolaborasi para musisi dalam dan luar negeri. Hingga kini, Youtube Music telah diunduh lebih dari 500 juta kali secara global.
Mengutip Bloomberg, layanan musik berbayar Google melampaui 15 juta pelanggan pada 2019. Jumlah ini dihimpun dari layanan Google Play Music dan Youtube Music.
Pada tahun yang sama, pelantar streaming musik saingan seperti Spotify menggaet 100 juta pelanggan berbayar, sedangkan Apple Music meraih 50 juta pelanggan.
Statista mencatat pada kuarta I-2020, jumlah pelanggan layanan streaming musik secara global mencapai 400 juta orang. Pada paruh pertama 2019, jumlah pelanggan di bawah 305 juta orang. Amerika Serikat dan Inggris sejauh ini menjadi pasar terbesar layanan ini. Brasil, India, China, serta negara kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) diprediksi menyusul.
Pendapatan dari layanan streaming musik diperkirakan mencapai 16,4 juta dollar AS di 2020 secara global dan tumbuh 5,4 persen per tahun. Dengan demikian, pendapatan pada 2025 diperkirakan sebesar 21,3 juta dollar AS pada 2025.