Gugatan terhadap Google bisa mengakhiri pasokan miliaran dollar AS yang diterima Apple sebagai imbalan menjadikan Google sebagai mesin pencari default. Kini, Apple kian giat mengembangkan mesin pencari miliknya sendiri.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·4 menit baca
Raksasa teknologi Apple diduga sedang mengembangkan mesin pencari yang dapat menjadi alternatif dari Google—yang selama ini menjadi pilihan standar gawai Apple. Ini menjadi langkah yang menarik mengingat kesepakatan bernilai miliaran dollar antara Apple dan Google berada di tengah pusaran investigasi persaingan usaha oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Salah satu bukti pertama adalah fitur pencarian pada sistem operasi terbaru Apple iPhone, yakni iOS 14, langsung memberikan hasil pencarian web tanpa perantara dari Google.
Selain itu, sejak pertengahan 2020, Applebot, robot milik Apple yang bertugas untuk mengindeks laman pada internet baru mulai menunjukkan aktivitas yang siginifikan meski keberadaanya telah resmi diperkenalkan sejak 2015.
Praktisi search engine optimization (SEO) dan pemerhati pemasaran digital, Jon Henshaw, pada Kamis (29/10/2020), mengatakan, banyak keuntungan yang dapat diraih oleh Apple jika raksasa Silicon Valley itu mengembangkan mesin pencarinya sendiri.
Utamanya, penggunaan mesin pencari buatan Apple akan dapat meningkatkan kontrol terhadap ekosistem Apple. Apple juga dapat mendapat penghasilan melalui skema iklan aplikasi pada laman pencarian di gawai masing-masing.
Namun, menurut dia, sangat mungkin mesin pencari milik Apple tidak akan berwujud layanan situs yang berdiri sendiri seperti Google. Henshaw menduga bahwa mesin pencari Apple akan terintegrasi dengan mendalam dengan layanan Apple lainnya sehingga pengguna tidak menyadari keberadaannya.
”(Mesin pencari Apple) bisa saja terintegrasi begitu dalam pada sistem operasi dan aplikasi milik Apple sehingga secara perlahan mesin pencari ini akan mengambil porsi pencarian yang biasanya dicari melalui Google,” kata Henshaw melalui akun Twitternya.
Kapabilitas Apple untuk membangun layanan mesin pencari pun dianggap telah memadai. Pada 2018, Apple telah merekrut John Giannandrea dari Google yang selama delapan tahun memimpin tim pengembang produk kecerdasan buatan dan Google Search.
Selain itu, berdasarkan laporan Financial Times, Apple telah sekian lama terus memasang lowongan pekerjaan untuk pengembang perangkat lunak (software developer) khusus layanan mesin pencarian.
”Saya rasa, Apple saat ini telah memiliki tim yang berpengalaman dan kredibel untuk membangun mesin pencari,” kata Bill Coughran, eks senior vice president di Google yang mengepalai tim perancang pemrograman di seluruh lini produk Google.
Dalam laman penjelasan mengenai Applebot, Apple sudah menyebut mesin pencarinya sebagai ”Apple Search”.
Momentum Apple
Urgensi bagi Apple untuk mengembangkan sendiri mesin pencari semakin meningkat setelah dilayangkannya gugatan antitrust (antipakat) oleh Pemerintah AS terhadap Google, pekan lalu.
Dokumen gugatan setebal 64 halaman tersebut secara khusus menyoroti kesepakatan antara Google dan Apple untuk menggunakan mesin pencari Google di gawai Apple.
Kesepakatan yang mewajibkan Google membayar 8-12 miliar dollar AS kepada Apple tersebut dinilai telah mencederai semangat kompetisi yang adil dan terbuka. Google dinilai telah menghalangi kompetitornya di pasar mesin pencari untuk bisa berkompetisi dengan adil dengan Google Search.
Berdasarkan data Statcounter, 92 persen pencarian di dunia dilakukan melalui Google. Microsoft Bing berada di posisi kedua dengan 2,83 persen, Yahoo 1,59 persen, dan Baidu 1,14 persen
Pakar hukum antitrust AS, Shariz Pozen, mengatakan, proses pengadilan yang akan berlangsung dapat berujung pada Pemerintah AS meminta penghentian kerja sama antara Apple dan Google.
”Apple harus berhati-hati kelak di persidangan ketika menjelaskan mengapa mereka menerima miliaran dollar dari Google,” kata Pozen.
Sumber daya Apple
Apabila kesepakatan antara Google dan Apple diputus sebagai langkah bisnis ilegal, Apple akan secara signifikan kehilangan sebagian keuntungan bersihnya. Diduga, dana dari Google berkisar 15-21 persen keuntungan bersih Apple pada 2019.
Namun, sejumlah pihak menilai, Apple adalah satu-satunya perusahaan di luar Google dan Microsoft, yang memiliki sumber daya untuk membangun sebuah sistem mesin pencari. Mesin pencari baru, seperti DuckDuckGo, pun menggunakan indeks dari Bing.
Co-founder Neeva, sebuah mesin pencari, Sridhar Ramaswamy, mengatakan, posisi Apple sebagai produsen gawai sekaligus pengembang sistem operasi akan memudahkan adopsi masyarakat terhadap mesin pencari miliknya. Menurut dia, ini adalah ekspansi yang alamiah jika Apple memilih untuk membuat mesin pencari sendiri.
Akan tetapi, di sisi lain, Associate professor Ilmu Bisnis Columbia Business School AS Dan Wang mengatakan, akan sangat sulit bagi Apple untuk mengejar Google. Hal ini karena Google saat ini memiliki kelebihan di bidang skala adopsinya yang sangat besar.
”Google digunakan ratusan juta kali setiap menit dari penggunanya di seluruh dunia. Google unggul jauh berdasarkan jumlah data yang bisa mereka kumpulkan,” kata Wang. (FINANCIAL TIMES)