Secara tradisional, perintah kerajaan itu diucapkan setelah seorang raja memakai mahkota dan berfungsi untuk menyampaikan inti pemerintahannya. Dilaporkan, pernyataan Vajiralongkorn mirip dengan yang disampaikan ayahnya hampir 70 tahun lalu.
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
BANGKOK, SABTU — Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dimahkotai dengan mahkota emas seberat 7,3 kilogram dan mengenakan jubah emas di Istana Raja, Bangkok, Sabtu (4/5/2019). Ia bersumpah untuk memerintah menurut kebenaran atas nama rakyat Thailand.
Acara penobatan dimulai pada Sabtu pukul 10.00 waktu setempat dengan berbagai ritual agama Buddha dan Brahmana. Ritual itu secara simbolis mengubah Vajiralongkorn, yang kini berusia 66 tahun, menjadi sosok agung yang disebut ”Devaraja”. Upacara hari ini menjadi puncak acara penobatan Vajiralongkorn atau dikenal sebagai Rama X yang berlangsung selama tiga hari, pada 4-6 Mei 2019.
Vajiralongkorn menjadi raja secara konstitusional setelah ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej, mangkat pada Oktober 2017 atau 66 tahun setelah ia naik takhta. Vajiralongkorn menjadi raja ke-10 dari Dinasti Chakri yang telah memerintah sejak 1782.
Bagi sebagian besar rakyat Thailand, upacara penobatan Vajiralongkorn merupakan yang pertama kali mereka saksikan. ”Saya senang memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari momentum ini. Saya di sini untuk mengabadikan emosi masyarakat,” kata Jakarin Kerdchok (16), seorang siswa yang sukarela mengambil foto di dekat istana.
Di luar istana, banyak warga mengenakan kemeja polo kuning sambil duduk di tepi jalan. Kuning merupakan warna penting dalam budaya Thailand dan melambangkan Senin, hari kelahiran raja, juga warna matahari. Mereka memegang potret raja dan bendera nasional Thailand.
Dimurnikan air suci
Upacara penobatan diawali dengan munculnya Vajiralongkorn yang mengenakan kain putih sederhana menutup seluruh tubuh kecuali bahu kanannya. Dalam ritual pemurnian, ia menerima air suci dari Patriark Agung Buddha, sejumlah imam Brahmana, serta anggota keluarga kerajaan dari Thailand, dan mengusapkan ke tubuhnya. Air suci dikumpulkan dari 117 sumber mata air di seluruh Thailand pada bulan lalu, lalu diberkati oleh para biksu Buddha dan imam Brahmana.
Vajiralongkorn kemudian mengenakan seragamnya dan duduk di atas takhta di mana ia diserahi Mahkota Kemenangan, sebuah topi baja emas seberat 7,3 kilogram yang dihiasi berlian dari India di atasnya. Ia mengenakan mahkota dengan bantuan sejumlah pejabat pengadilan dan memperbaiki posisinya beberapa kali selama upacara berlangsung.
Mahkota setinggi 66 sentimeter itu melambangkan puncak Gunung Meru, yang dalam agama Hindu disebut sebagai tempat tinggal para dewa. Berat mahkota itu melambangkan beban tugas kerajaan.
Ia kemudian mengucapkan perintah kerajaan pertamanya. ”Saya akan memerintah menurut kebenaran demi keuntungan kerajaan dan rakyat selamanya,” kata Vajiralongkorn.
Secara tradisional, perintah kerajaan itu diucapkan setelah seorang raja memakai mahkota dan berfungsi untuk menyampaikan inti pemerintahannya. Dilaporkan, pernyataan Vajiralongkorn mirip dengan yang disampaikan ayahnya hampir 70 tahun lalu.
Istri Vajiralongkorn, Ratu Suthida, hadir dalam upacara itu dan berlutut di hadapan suaminya yang duduk di atas takhta sebagai tanda penghormatan. Pernikahan Vajiralongkorn dan Suthida diumumkan secara mengejutkan beberapa hari sebelum penobatan. Sebelumnya, Vajiralongkorn telah bercerai tiga kali.
Suthida merupakan mantan pramugari Thai Airways dan komandan resimen pengawal pribadi Vajiralongkorn. Setelah menikahi Vajiralongkorn, ia diberikan gelar kerajaan sepenuhnya.
Simbol ilahi
Thailand mengakhiri pemerintahan absolut oleh raja-rajanya pada 1932. Sekarang, monarki tetap sangat dihormati masyarakat sebagai simbol ilahi serta pelindung negara dan agama Buddha.
Penobatan Vajiralongkorn berlangsung setelah masa duka selama hampir dua tahun terhadap almarhum ayahnya, Bhumibol Adulyadej. Bhumibol dikenal sebagai sosok yang mempersatukan Thailand di saat negeri itu diguncang pergolakan politik. Putranya, Vajiralongkorn, sementara itu kurang dikenal publik dan sebelumnya sering menghabiskan waktu di luar negeri, terutama Jerman. Ia dikenal suka bersepeda dan menerbangkan pesawat jet.
Saat ini, Thailand sedang melaksanakan penghitungan suara Pemilu 2019 yang digelar pada 24 Maret 2019. Hasil finalnya dijadwalkan diumumkan pada 9 Mei 2019. Ketegangan antara militer yang menguasai pemerintahan dan oposisi ”democratic front” yang berjuang menyingkirkan militer dari politik belum terselesaikan. Militer diperkirakan kembali menguasai pemerintahan Thailand. (REUTERS/AFP)