Perang kata-kata antara Donald Trump dan Kim Jong Un menjadi dinamika terkini menjelang tibanya batas akhir yang ditetapkan Korut bagi AS untuk menyodorkan proposal negosiasi denuklirisasi Korut pada akhir tahun ini.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
SEOUL, SABTU — Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali terlibat saling ejek. Trump menyebut Kim sebagai ”Manusia Roket” dan langsung dibalas kubu Kim dengan menjuluki Trump sebagai ”Pria Tua Pikun”. Perang kata-kata itu menjadi dinamika terkini menjelang tibanya batas akhir yang ditetapkan Korut bagi AS untuk menyodorkan proposal negosiasi denuklirisasi Korut pada akhir tahun ini.
Trump dan Kim terlibat dalam nuansa saling hina dan saling ancam pada tahun 2017. Ketegangan pun mengemuka akibat hal itu sebelum kemudian ada tanda-tanda pemulihan hubungan diplomatik di antara kedua negara. Trump dan Kim bertemu di Singapura, lalu di Hanoi, Vietnam, kemudian di perbatasan Korea Utara-Korea Selatan. Namun, negosiasi denuklirisasi Korut terhenti sejak pertemuan puncak di Hanoi pada Februari tahun ini.
Perang kata-kata terbaru itu mengemuka ketika Trump pada Selasa (3/12/2019) mengindikasikan aksi militer terhadap Pyongyang. Saat itu, dia ditanya tentang sepak terjang Korut dan terutama Kim. Pernyataan itu dikeluarkan Trump di sela-sela KTT Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di London, Inggris.
”Dia pasti suka meluncurkan roket, bukan? Itu sebabnya saya memanggilnya ’Manusia Roket’,” kata Trump.
Panggilan ”Manusia Roket” memang pernah disematkan Trump terhadap Kim. Kala itu, hal tersebut ditanggapi relatif biasa saja oleh Pyongyang.
Namun, komentar tentang julukan Manusia Roket itu kali ini langsung mendapatkan respons keras dari Pyongyang. Pada Kamis malam di Pyongyang, Wakil Menteri Luar Negeri Korut Choe Son Hui menyatakan komentar Trump itu dikeluarkan dengan nada yang tidak sopan, apalagi merujuk pada sosok Kim Jong Un sebagai Pemimpin Tertinggi Korut.
”Jika ini dimaksudkan sebagai sebuah ekspresi, yang mengingatkan pada hari-hari dua tahun lalu ketika perang kata-kata terjadi, hal itu akan menjadi sebuah tantangan yang sangat berbahaya,” katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Pemerintah Korut, KCNA.
Jika ini dimaksudkan sebuah ekspresi, yang mengingatkan dua tahun lalu ketika perang kata-kata terjadi, itu sebuah tantangan yang sangat berbahaya.
Choe mengomentari lebih lanjut komentar Trump terhadap Kim Jong Un itu. Dikatakan bahwa nama Trump sendiri, plus pernyataannya yang dinilai menghina sosok Kim Jong Un dan keberadaan Korut—yang notabene pernah diucapkannya sebelumnya—mengindikasikan bahwa Trump adalah sosok yang pikun. Dari situlah kemudian keluar frase ”Pria Tua Pikun”.
Respons Pyongyang itu dilontarkan setelah sehari sebelumnya pihak Korut memperingatkan Washington. Dikatakan bahwa jika AS menggunakan kekuatan militer melawan Korut, Pyongyang tidak akan tinggal diam. Pihak Korut siap mengambil tindakan cepat yang sesuai di tingkat mana pun untuk menanggapi langkah Washington sewaktu-waktu.
Pada KTT NATO, Trump sesumbar dengan kekuatan militernya. Hal itu menjadi jaminan atas langkah-langkah AS.
”Kami memiliki militer paling kuat yang pernah kami miliki, dan sejauh ini kami adalah negara paling kuat di dunia. Mudah-mudahan kita tidak harus menggunakannya. Namun, jika kita harus lakukan, kita akan menggunakannya. Jika kita harus, kita akan melakukannya,” tutur Trump.
KCNA, yang dikenal karena bahasanya yang flamboyan serta terkadang kuno dan vulgar, sebelumnya menyebut mantan Presiden AS George W Bush sebagai ”pria setengah matang”. Kantor berita itu menjuluki mantan pemimpin Korsel Park Geun-hye sebagai ”pelacur yang licik”. Media itu menyebut mantan pemimpin AS Barack Obama sebagai ”germo”.
Korut terindikasi telah mengeluarkan serangkaian komentar yang semakin tegas dalam beberapa pekan terakhir, yakni saat negosiasinya dengan AS mendekati batas waktu. Pidato Tahun Baru Kim Jong Un merupakan momen yang tengah ditunggu-tunggu. (AP/AFP)