Arab Saudi Hentikan Sementara Layanan Umrah dan Kunjungan ke Masjid Nabawi
Belum diketahui, apakah keputusan penghentian sementara kunjungan umrah ini akan berdampak pada penyelenggaraan ibadah haji yang bakal jatuh pada akhir Juli mendatang.
Oleh
MH SAMSUL HADI
·3 menit baca
RIYADH, KAMIS — Pemerintah Arab Saudi, Kamis (27/2/2020), menghentikan sementara layanan ibadah umrah dan kunjungan ke Masjid Nabawi terkait penyebaran virus korona tipe baru atau yang kini dikenal dengan virus Covid-19. Penghentian kunjungan sementara juga diterapkan bagi turis asal negara-negara yang dikonfirmasi terjangkit wabah tersebut.
”Kunjungan ke Kerajaan (Arab Saudi) untuk keperluan ibadah umrah dan/atau kunjungan ke Masjid Nabawi ke Madinah untuk sementara dihentikan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi melalui kantor berita Arab Saudi, SPA, Kamis. ”Kunjungan ke Kerajaan dengan visa turis dari negara-negara yang dikonfirmasi terjangkit virus korona, sesuai kriteria yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan Arab Saudi, untuk sementara dihentikan.”
Arab Saudi, selaku pengelola dua tempat paling suci bagi umat Islam, yakni Mekkah dan Madinah, menerima jutaan pengunjung umat Islam dari sejumlah negara sepanjang tahun. Kunjungan ibadah itu berpuncak pada musim haji. Mulai Oktober 2019, Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan visa turis bagi 49 negara.
Belum diketahui, apakah keputusan penghentian sementara kunjungan umrah ini akan berdampak pada penyelenggaraan ibadah haji yang bakal jatuh pada akhir Juli mendatang.
Melalui pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menegaskan bahwa keputusan penghentian bagi layanan umrah dan kunjungan ke Masjid Nabawi itu bersifat sementara. Namun, Riyadh tidak menjelaskan sampai kapan keputusan penghentian sementara tersebut diberlakukan. Juga belum diketahui, apakah keputusan ini akan berdampak pada penyelenggaraan ibadah haji yang bakal jatuh pada akhir Juli mendatang.
”Arab Saudi menekankan bahwa langkah-langkah ini bersifat sementara dan akan terus dievaluasi oleh otoritas-otoritas terkait,” demikian pernyataan Kemenlu Arab Saudi. ”Arab Saudi kembali menyatakan dukungan terhadap langkah-langkah internasional untuk membatasi penyebaran virus ini dan mengimbau kepada warganya untuk melakukan langkah-langkah kewaspadaan sebelum bepergian negara-negara yang terjangkit wabah virus korona.”
Virus Covid-19 menyebar dari kota asal, Wuhan, China, akhir tahun lalu. Hingga kini, virus itu telah menginfeksi sekitar 80.000 orang dan menewaskan lebih dari 2.700 orang, yang sebagian besar berada di China. Sementara penyebaran wabah di China mulai bisa dikendalikan, kini muncul kekhawatiran bahwa penyebaran wabah tersebut meningkat di negara-negara lain.
Awal pekan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan negara-negara di dunia untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi pandemi virus Covid-19.
Sejauh ini tidak ada laporan kasus Covid-19 di Arab Saudi. Meski demikian, negara itu dikelilingi oleh beberapa negara tetangga yang sudah melaporkan adanya penularan virus tersebut. Pernyataan Kemenlu Arab Saudi tidak memerinci negara-negara yang terdampak oleh keputusan mereka. Riyadh menyebutkan, otoritas kesehatan setempat bakal menetapkan lokasi penyebaran wabah tersebut yang dinilai sudah membahayakan.
Seorang pejabat pariwisata Arab Saudi mengungkapkan, sekitar 40.000 visa turis telah diterbitkan Pemerintah Arab Saudi sejak kebijakan visa turis mulai diberlakukan pada Oktober 2019. Melalui kebijakan tersebut, Arab Saudi menargetkan pada 2030 mampu menarik 100 juta kunjungan setiap tahun.
Episentrum penyebaran kasus-kasus baru wabah Covid-19 untuk pertama kali pada Rabu (26/2/2020), diambil alih oleh negara-negara lain. Iran dan Italia saat ini mengalami peningkatan kasus baru secara cepat.
Iran menjadi pusat utama penyebaran wabah Covid-19 di kawasan Timur Tengah. Selain itu, negara-negara Teluk, seperti Kuwait dan Bahrain, juga melaporkan adanya kasus tambahan pada pekan ini.
Asia melaporkan ratusan kasus baru, sementara Brasil mengonfirmasi adanya penularan virus tersebut untuk pertama kali di Amerika Latin. Virus itu untuk pertama kali juga terdeteksi di sejumlah negara, seperti Pakistan, Swedia, Norwegia, Yunani, Romania, dan Aljazair. (AFP/REUTERS)