AS Jadi Episentrum Pandemi Covid-19, Trump Akan Menelepon Xi
Donald Trump berencana membicarakan pandemi Covid-19 dengan Xi Jinping. Padahal, belakangan hubungan AS dan China memanas gara-gara Trump menyebut Covid-19 dengan ”virus China”.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
WASHINGTON DC, JUMAT — Amerika Serikat kini menjadi episentrum pandemi Covid-19 di Benua Amerika. Di tengah situasi seperti itu, Presiden AS Donald Trump berencana berbicara dengan Presiden China Xi Jinping setelah sempat bersitegang karena saling tuding dalam urusan pandemi tersebut.
Trump berencana berbicara dengan Xi melalui saluran telepon, Kamis pagi pekan depan. Mereka sebelumnya terlibat saling menyalahkan setelah AS menyebut virus korona baru sebagai ”virus China”, dan China menuding virus yang muncul pertama di Wuhan, Hubei, itu dibawa tentara AS.
Berdasarkan alat pemantau dan penghitung di John Hopkins University, jumlah kasus Covid-19 di AS sudah mencapai 82.404 orang, Kamis (27/3/2020) waktu setempat atau Jumat WIB. Jumlah ini bahkan sudah melebihi jumlah kasus di China dan Italia.
Di China, jumlah kasus mencapai 81.285 kasus sementara di Italia 80.539 kasus. Namun, Trump tidak yakin jumlah kasus di AS melebihi China. ”Kita tidak tahu jumlah yang sebenarnya di China,” ujarnya.
Trump berencana membicarakan pandemi Covid-19 dengan Xi karena kedua negara mempunyai ikatan hubungan yang sangat baik. Padahal, belakangan hubungan AS dan China memanas gara-gara Trump menyebut Covid-19 dengan ”virus China”.
Pemerintah China marah. Trump berdalih sebutan itu pas karena Covid-19 memang berawal dari kota Wuhan, China.
Trump mengaku marah balik karena ada pejabat kementerian luar negeri China yang menyebarkan teori konspirasi bahwa tentara AS yang membawa virus itu ke China. ”Virus itu datang dari China. Lihat saja nanti,” kata Trump.
Rencana agenda pembicaraan kedua pemimpin itu kemungkinan rencana negosiasi kesepakatan perdagangan baru. Trump menduga Xi kemungkinan mau menunggu sampai setelah pemilu presiden AS, November mendatang.
Xi juga dikhawatirkan akan lebih memilih Joe Biden, pesaing Trump dari Demokrat, karena bagi China Biden lebih mumpuni dalam negosiasi.
Kewalahan
Jumlah kasus positif Covid-19 di AS naik menjadi sekitar 82.153 kasus dengan 1.204 orang yang meninggal, Kamis. Kota-kota besar, seperti New York dan New Orleans, kewalahan dengan banyaknya pasien yang masuk rumah sakit hingga kekurangan obat-obatan, peralatan medis, seperti alat bantu pernapasan dan masker, tenaga medis, serta ranjang.
Gubernur New York Governor Andrew Cuomo mengatakan, ada satu rumah sakit di New York City, New York-Presbyterian/Columbia University Medical Center di Manhattan yang mulai mencoba penggunaan satu alat bantu pernapasan untuk dua pasien. New York, pekan lalu, menjadi episentrum Covid-19. Kini, ancaman beralih ke New Orleans.
Di New Orleans, perayaan Mardi Gras yang diadakan akhir bulan lalu dikhawatirkan bisa menjadi episentrum baru. Gubernur Louisiana John Bel Edwards menyatakan, jika penyebaran virus tidak ditahan dengan cepat, New Orleans akan kehabisan alat bantu pernapasan pada 2 April mendatang dan kekurangan ranjang di rumah sakit pada 7 April.
”Sebanyak 80 persen pasien yang dirawat di gawat darurat sekarang bergantung pada mesin untuk bernapas,” kata Direktur Eksekutif Pelayanan Kesehatan Ochsner, grup rumah sakit negara bagian, Warner Thomas.
Tenaga medis juga kekurangan masker pelindung, sarung tangan, baju antivirus, dan kacamata. Untuk mengakali kekurangan, mereka terpaksa memakai lagi masker yang sudah dipakai atau membuat sendiri masker dan baju antivirus dari kantong sampah yang besar.
Jaga perbatasan
Pemerintah Kanada menolak ide AS mengerahkan tentara di sepanjang perbatasan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Ide itu tidak perlu dan malah akan merusak hubungan kedua negara. Kanada kaget dengan ide AS karena, toh, pekan lalu keduanya sudah sepakat menutup perbatasan melarang perjalanan tidak penting keluar masuk demi mencegah Covid-19.
Wakil Perdana Menteri Kanada Chrystia Freeland menegaskan, pihaknya tidak punya waktu untuk mengirimkan ratusan tentara ke perbatasan. ”Situasi kesehatan masyarakat sekarang ini tidak memerlukan tindakan sampai seperti itu,” ujarnya.
Bagi Trump, mustinya ini tidak masalah. Toh, militer AS juga selama ini sudah berjaga-jaga di perbatasan Meksiko. Panjang perbatasan antara AS dan Kanada mencapai 8.891 kilometer.
Jumlah kasus di Kanada kini 4.4043 kasus dan 39 orang tewas. Negara Bagian New York, AS, yang berbatasan dengan Kanada, saat ini menjadi episentrum pandemi Covid-19 di AS.
Menurut Wali Kota Massena, New York, Tim Currier, pengerahan tentara di perbatasan itu hanya akan memicu kepanikan warga jika tidak disosialisasikan dengan benar.
Direktur Kebijakan Imigrasi di Pusat Kebijakan Bipartisan, Washington, Theresa Cardinal Brown, menilai, selama ini perbatasan AS-Kanada yang tidak dijaga tidak pernah mengalami ancaman apa pun. Tidak seperti perbatasan AS dan Meksiko.
”Perbatasan itu selama ini aman-aman saja. Apakah tentara kita tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting,” ujarnya. (REUTERS/AFP/AP)