Meneliti Kemungkinan Anjing Pelacak Bisa Deteksi Covid-19
Penelitian kali ini menindaklanjuti penelitian yang pernah dilakukan terhadap kemampuan anjing mencium penyakit malaria. Para peneliti meyakini setiap penyakit pasti memancing keluar aroma khas.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
Penyebaran Covid-19 yang terlalu cepat mendesak sejumlah pihak mencari berbagai alternatif cara mendeteksi kasus dengan cepat, apa pun itu caranya.
Lembaga Anjing Deteksi Medis bekerja sama dengan London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM) dan Durham University di Inggris utara, misalnya, sedang meneliti kemungkinan anjing pelacak bisa membantu mendeteksi Covid-19 melalui penciuman tajam mereka.
Penelitian ini menindaklanjuti penelitian yang pernah dilakukan terhadap kemampuan anjing mencium penyakit malaria. Para peneliti meyakini setiap penyakit pasti memancing keluar aroma khas.
Penelitian akan dimulai dengan melatih anjing-anjing selama enam pekan. ”Ini untuk membantu memberikan diagnosis yang cepat dan noninvasif,” sebut lembaga itu, Jumat (27/3/2020).
Pelatihan terhadap anjing untuk mendeteksi penyakit juga pernah dilakukan sebelumnya, seperti penyakit kanker, parkinson, dan infeksi-infeksi bakterial lain.
Sampel-sampel yang dipakai untuk materi penciuman anjing diambilkan dari pasien-pasien. Mereka juga bisa mendeteksi perubahan suhu kulit sehingga bisa menentukan apakah seseorang sedang demam atau tidak.
”Pada prinsipnya, kami yakin anjing bisa mendeteksi Covid-19,” kata Pendiri dan Direktur Eksekutif Anjing Deteksi Medis Claire Guest.
Aroma khusus
Kini para peneliti sedang mencari cara menangkap aroma virus dari pasien-pasien dengan aman lalu memberikannya ke anjing. Harapannya, anjing akan mampu mendeteksi siapa saja termasuk orang yang sehat tanpa gejala sekalipun.
Harapannya, anjing akan mampu mendeteksi siapa saja termasuk orang yang sehat tanpa gejala sekalipun.
Hasil penciuman anjing itu nanti yang akan menentukan apakah seseorang perlu menjalani tes Covid-19 atau tidak.
”Proses ini akan lebih cepat, efektif, dan tidak invasif. Ini juga supaya tes-tes dari Layanan Kesehatan Nasional diberikan betul-betul untuk mereka yang membutuhkan,” kata Guest.
LSHTM menyebutkan anjing bisa mendeteksi malaria dengan tingkat akurasi sangat tinggi. Kemungkinan besar cara ini juga bisa digunakan untuk Covid-19.
Anjing-anjing pendeteksi itu nantinya bisa ditugaskan di bandara-bandara atau di mana pun dibutuhkan.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia, lebih dari 500.000 kasus infeksi dilaporkan di 182 negara dengan 22.920 kematian. Jumlah kasus diduga lebih tinggi mengingat banyak negara hanya melakukan tes pada kasus-kasus parah. (AFP)