Arab Saudi Tunda Keputusan soal Pelaksanaan Ibadah Haji
Pemerintah Arab Saudi meminta semua calon jemaah haji musim ini bersabar. Kondisi pandemi global Covid-19 membuat Pemerintah Arab Saudi berhati-hati mengambil keputusan tentang ibadah haji.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
RIYADH, RABU — Pemerintah Arab Saudi meminta para calon jemaah haji di seluruh dunia untuk tidak terburu-buru bergabung dengan kelompok bimbingan haji di negara masing-masing pada musim haji tahun ini. Riyadh masih menunggu keputusan pelaksanaan ibadah haji dari para pihak terkait.
Menteri Haji dan Umrah Pemerintah Arab Saudi Muhammad Saleh dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Ikhbaria, Selasa (31/3/2020), mengatakan, hal yang menjadi perhatian utama Pemerintah Arab Saudi sebagai penyelenggara ibadah haji adalah kesehatan semua anggota jemaah dan warga Arab Saudi sebagai tuan rumah.
Awal bulan ini, Arab Saudi menunda penyelenggaraan umrah sepanjang tahun karena kekhawatiran akan pandemi virus korona baru menyebar ke kota-kota suci Islam. Langkah langkah tersebut belum pernah terjadi sebelumnya, dan hal itu meningkatkan ketidakpastian akan penyelenggaraan haji tahunan.
Saleh mengatakan, Pemerintah Arab Saudi sebagai tuan rumah sudah siap untuk menerima para anggota jemaah. Kementerian Kesehatan juga sudah menyediakan penginapan khusus bagi jemaah yang mengalami kendala kesehatan hingga ruang isolasi.
Menurut kantor berita resmi Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA), Kementerian Kesehatan serta Kementerian Haji dan Umrah sudah menginspeksi penginapan khusus yang kini diisi 1.200 anggota jemaah umrah dari beberapa negara. Mereka belum bisa kembali ke negaranya karena pandemi Covid-19.
Saleh meminta para calon jemaah haji bersabar dan memahami kondisi yang sebenarnya tidak hanya dihadapi oleh Pemerintah Arab Saudi, tapi juga pemerintahan di seluruh dunia.
”Dengan kondisi terkini, kita berbicara mengenai situasi kesehatan global pandemi Covid-19, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi ingin memberika jaminan kepastian kesehatan bagi semua umat Muslim yang menjalankan ibadah. Juga warga negara Arab Saudi,” ujar Saleh.
”Untuk itu, kami meminta saudara-saudara kami, umat Muslim di seluruh dunia, agar menunggu kontrak haji sebelum situasinya lebih jelas,” ucap Muhammad Saleh.
Berdasarkan data dari Worldmeter.info, hingga hari ini, di Arab Saudi terdapat 1.563 kasus warga terpapar Covid-19 dan jumlah warga yang meninggal sebanyak 10 orang. Dari jumlah kasus tersebut, 165 orang telah dinyatakan sembuh dan 31 orang dalam kondisi kritis.
Sebelumnya, Riyadh telah menutup dua tempat suci umat Islam, yaitu Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, karena penyebaran virus SARS-CoV-2 ini makin mengkhawatirkan. Penutupan itu diumumkan pada akhir Februari lalu hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Sementara ibadah haji, menurut rencana, akan mulai dilaksanakan pada Juli 2020. Diperkirakan sekitar 2,5 juta anggota jemaah dari seluruh dunia akan berkumpul di dua tempat suci tersebut untuk beribadah selama lebih kurang satu bulan.
Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama, terus memantau kondisi di Arab Saudi. Kementerian Agama, melalui siaran pers yang diterima harian Kompas, terus melakukan persiapan sekaligus juga memantau kondisi di Arab Saudi.
”Kemenag terus mengikuti dan memantau perkembangan kebijakan Pemerintah Arab Saudi terkait dengan penyelenggaraan haji, termasuk perkembangan pembatasan ibadah yg dilakukan Arab Saudi di dua kota suci, Mekkah dan Madinah. Kita juga menyiapkan mitigasi kalau pelaksanaan ibadah haji dibatalkan oleh Pemerintah Arab Saudi,” ujar Menteri Agama RI Fachrul Razi, akhir pekan lalu.
Lebih lanjut Fachrul mengatakan, hingga saat ini persiapan layanan di Arab Saudi terkait pengadaan layanan akomodasi, transportasi darat, dan katering terus berjalan. Namun, sesuai dengan surat dari Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, pembayaran uang muka belum dilakukan. Demikian pula untuk penerbangan.
Di dalam negeri, pelunasan biaya perjalanan ibadah haji juga terus berlangsung. Kemenag mencatat, sebanyak 83.337 anggota jemaah telah melakukan pelunasan dan akan terus berlangsung hingga 30 April 2020.
”Jika ternyata haji tahun ini dibatalkan, dana yang disetorkan saat pelunasan dapat dikembalikan lagi kepada jemaah,” ujar Fachrul.
Pemberangkatan jemaah haji Indonesia, menurut rencana, dimulai pada 26 Juni 2020 (kloter pertama) dan kloter terakhir 25 Juli 2020. Wukuf di Arafah, sebagai puncak haji, diperkirakan 30 Juli 2020.
Potensi pendapatan
Setiap tahunnya diperkirakan sekitar 7 juta umat Muslim dari beberapa negara mengunjungi Arab Saudi. Sebanyak 2,5 juta di antaranya adalah untuk melaksanakan ibadah haji.
Ibadah haji dan umrah memberikan pemasukan yang cukup besar bagi negara tersebut, sekitar 20 persen dari produk domestik bruto mereka setiap tahun dari sumber pendapatan non-migas. Nilainya sekitar 12 miliar dollar Amerika Serikat.
Merebaknya pandemi global Covid-19 menjadi pukulan bagi Pemerintah Arab Saudi yang saat ini mencoba mengurangi ketergantungan pendapatan mereka dari minyak. (REUTERS/AFP)