Arti Kode Hijau atau Merah di Layar Ponsel Warga China
Sejak pandemi Covid-19 merebak di China, warga negara itu terpantau melalui sebuah sistem pengawasan di ponsel. Sistem itu dimungkinkan karena kepemilikan merata atas ponsel dan otoritasisasi Partai Komunis China.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
WUHAN, JUMAT — Sejak wabah Covid-19 merebak di Wuhan, Provinsi Hubei, China, akhir tahun lalu, muncul simbol berwarna hijau, kuning, atau merah pada layar telepon seluler warga kota itu. Kode berwarna hijau menandakan warga bebas infeksi Covid-19. Mereka bebas naik kereta bawah tanah, memesan kamar hotel, atau sekadar masuk ke Wuhan, kota berpenduduk 11 juta yang menjadi pusat awal pandemi Covid-19.
Sistem semacam itu di China dimungkinkan karena kepemilikan ponsel hampir merata di seluruh China. Penggunaan mahadata (big data) juga dimungkinkan sebagai acuan dan kepentingan Partai Komunis China (PKC). Otoritas PKC ingin selalu memastikan sekaligus memperluas pengawasan dan kontrol terhadap warga China.
Hari Rabu (1/4/2020), Wu Shenghong (51), manajer sebuah produsen pakaian, berjalan menuju stasiun kereta bawah tanah di Wuhan. Ia menggunakan ponsel cerdasnya untuk memindai kode pada poster untuk memastikan aplikasi kode kesehatannya. Kode hijau dan bagian dari nomor kartu identitasnya muncul di layar. Seorang petugas yang mengenakan topeng dan kacamata pun melambai kepadanya.
Jika kodenya merah, sang petugas akan memberitahukan bahwa Wu dipastikan terinfeksi atau mengalami demam atau gejala lain dan sedang menunggu diagnosis. Kode kuning berarti dia melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi, tetapi belum menyelesaikan karantinanya selama dua pekan. Hal itu berarti yang bersangkutan harus berada di rumah sakit atau dikarantina di rumah.
Wu mengatakan, sistem tersebut telah membantu meyakinkan dirinya setelah penutupan wilayah itu selama dua bulan terakhir. ”Orang dengan kode merah atau kuning jelas tidak berlarian di luar,” kata Wu. ”Saya merasa aman.”
Penggunaan intensif kode kesehatan adalah bagian dari upaya otoritas China untuk menghidupkan kembali ekonomi di negeri itu. Pemanfaatan teknologi ini diharapkan berjalan bersamaan dengan langkah pemerintah mencegah lonjakan kasus infeksi ketika pekerja kembali beraktivitas ke tempat kerja mereka, seperti pabrik, kantor, dan toko.
Penggunaan intensif kode kesehatan merupakan bagian dari upaya otoritas China untuk menghidupkan kembali ekonomi di negeri itu.
Sebagian besar akses ke Wuhan ditangguhkan sejak 23 Januari 2020 untuk melawan virus korona tipe baru. Penutupan wilayah itu selanjutnya menyebar ke kota-kota sekitarnya di Provinsi Hubei. Pembatasan aktivitas dan perjalanan di Wuhan, menurut rencana, akan dicabut pada 8 April mendatang.
Perlu tindakan efisien
”Pemerintah lain harus mempertimbangkan untuk mengadopsi pelacakan kontak digital ala China,” demikian rekomendasi para peneliti di Universitas Oxford dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Selasa lalu di jurnal Science.
Catatan lain ditekankan para peneliti itu. “Virus ini menyebar terlalu cepat untuk metode tradisional untuk melacak infeksi; tetapi dapat dikontrol jika proses ini lebih cepat, lebih efisien dan terjadi pada skala tertentu," lanjut isi rekomendasi tersebut.
Setelah naik kereta bawah tanah, Wu dan komuter lain menggunakan telepon pintar mereka untuk memindai kode yang mencatat jumlah mobil yang mereka kendarai kalau-kalau pihak berwenang perlu menemukan posisi mereka nanti.
Seorang petugas membawa spanduk bertuliskan, ”Tolong pakai masker dalam perjalanan Anda. Jangan dekat-dekat dengan orang lain. Pindai kodenya sebelum Anda turun dari kereta”.
Kursi-kursi ditandai dengan titik-titik yang menunjukkan tempat duduk para penumpang untuk duduk cukup jauh satu sama lain.
Pengunjung ke pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, dan tempat-tempat umum lainnya di Wuhan menjalani rutinitas serupa. Mereka menunjukkan kode kesehatan mereka. Para penjaga bermasker dan sarung tangan memeriksa mereka untuk memastikan mereka tidak demam sebelum diizinkan masuk.
Kode kesehatan menambah matriks yang terus tumbuh dari pemantauan teknologi tinggi yang melacak apa yang warga China lakukan di depan umum, daring, ataupun di tempat kerja. Jutaan kamera video menyelimuti jalan-jalan dari kota besar ke kota kecil. Sensor memonitor aktivitas di internet dan media sosial. Operator telekomunikasi milik negara dapat melacak ke mana para pelanggan ponsel pergi.
Sanksi pemblokiran
Sistem raksasa yang terkomputerisasi yang dikenal sebagai kredit sosial dimaksudkan untuk menegakkan kepatuhan terhadap aturan resmi. Orang-orang dengan pelanggaran banyak dan melakukan tindak pidana berat, hingga bahkan mereka yang membuang sampah sembarangan, dapat diblokir dari membeli tiket pesawat, mendapatkan pinjaman, mendapatkan pekerjaan pemerintah, atau meninggalkan negara.
Sebuah pernyataan oleh Pemerintah Kota Tianjin, sebuah kota pelabuhan dengan 16 juta orang yang berdekatan dengan Beijing, mengatakan bahwa kode kesehatan itu bersifat sementara. Namun, tidak ada pemberitahuan kapan hal itu akan diakhiri.
Kode tersebut dikeluarkan melalui layanan pesan WeChat yang populer dari perusahaan raksasa internet, Tencent Ltd, dan layanan pembayaran elektronik Alipay dari Alibaba Group, perusahaan e-dagang terbesar di dunia. Sekitar 900 juta orang menggunakan sistem WeChat, menurut surat kabar Beijing Youth Daily, dan aplikasi lainnya.
Cara untuk mendapatkan kode kesehatan itu sederhana. Pengguna mengisi formulir elektronik dengan perincian identitas, alamat, dan apakah memastikan mereka batuk atau demam. Sistem tidak menyertakan langkah-langkah untuk mengonfirmasi apakah seorang pengguna dalam kondisi sehat. Pihak berwenang China telah mengancam bahwa pelanggar akan ”diancam dengan hukuman keras” meskipun hukuman rinci tidak diumumkan. (AP)