Pengetahuan tentang Korona Bertambah, Giliran Harimau Positif Covid-19
Pengetahuan baru tentang infeksi Covid-19 terus bermunculan seiring studi, surveilans, pemeriksaan, dan pelacakan kasus di seluruh dunia. Karena itu, wajar apabila protokol pencegahan pun terus mengalami perubahan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
NEW YORK, SENIN — Virus korona baru penyebab Covid-19 adalah jenis virus yang baru bagi manusia. Sebelum virus ini melompat dari satwa ke manusia di kota Wuhan, China, tahun lalu, para pakar tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang virus ini. Seiring intensnya studi dan surveilans terkait pandemi Covid-19, pengetahuan baru tentang virus ini pun bermunculan sedikit demi sedikit.
Salah satu fakta terbaru yang terungkap adalah ditemukannya harimau di kebun binatang Bronx Zoo, New York, yang positif tertular Covid-19, Sabtu (4/4/2020). Pihak kebun binatang meyakini harimau itu tertular dari pawangnya yang positif Covid-19 tanpa gejala.
Hewan yang ditemukan positif Covid-19 di AS bukanlah yang pertama. Akhir Maret 2020, seekor kucing peliharaan ditemukan terinfeksi virus korona baru di Belgia, sebelumnya kasus serupa juga terjadi di Hong Kong, yaitu dua ekor anjing positif Covid-19. Semua hewan itu diyakini tertular dari pemiliknya yang juga positif Covid-19.
Gejala
Wildlife Conservation Society yang mengelola kebun binatang itu menyatakan, seekor harimau melayu berumur empat tahun yang diberi nama Nadia bersama dengan saudaranya, Azul, dua harimau Amur, dan tiga singa afrika mengalami gejala batuk kering dan kemungkinan akan pulih.
”Kami memeriksa kucing besar itu dengan sangat hati-hati dan akan memastikan informasi apa pun yang kami peroleh akan berkontribusi pada pemahaman dunia tentang virus korona baru”, demikian pernyataan Wildlife Conservation Society.
”Meski nafsu makan mereka menurun, kucing-kucing di Bronx Zoo baik-baik saja di bawah perawatan kesehatan hewan dan tetap interaktif bersama pawang-pawangnya”.
”Belum diketahui akan seperti apa virus korona baru yang menginfeksi kucing besar karena spesies yang berbeda akan memberikan reaksi yang berbeda pula terhadap infeksi baru. Kami akan terus memonitor mereka”.
Pihak kebun bintang menyatakan, ”tidak ada bukti bahwa hewan berperan dalam penularan Covid-19 kepada manusia kecuali yang terjadi di pasar ikan di kota Wuhan, China, dan tidak ada bukti adanya manusia terinfeksi Covid-19 dari hewan di AS, termasuk kucing atau anjing peliharaan.”
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS juga menyampaikan bahwa virus korona adalah satu keluarga besar virus yang terdiri dari banyak strain virus korona. Beberapa virus menyebabkan kesakitan pada manusia dan beberapa jenis virus korona yang lain menjadi penyebab penyakit di hewan tertentu. Virus korona yang menginfeksi hewan terkadang bisa menyebar ke manusia meskipun kasusnya jarang.
Hingga saat ini, tidak ada bukti bahwa hewan peliharaan bisa menularkan virus korona baru ke hewan lainnya atau kepada manusia. Diperlukan studi lebih lanjut bagaimana hewan bereaksi terhadap infeksi virus korona baru.
CDC bersama dengan Aosiasi Kesehatan Hewan Amerika merekomendasikan dengan hati-hati bahwa orang yang positif Covid-19 harus membatasi interaksi mereka dengan hewan. Secara umum, CDC tetap menyarankan orang-orang untuk mencuci tangan setelah memegang binatang dan menjaga hewan peliharaannya tetap bersih.
Menurut Departemen Pertanian AS ”belum ada laporan hewan peliharaan atau hewan lainnya” di AS yang sakit karena Covid-19 sebelum Nadia. ”Masih direkomendasikan bahwa orang yang sakit Covid-19 membatasi kontaknya dengan hewan sampai lebih banyak informasi tentang virus korona baru ini diperoleh”, demikian pernyataan Departemen Pertanian AS di laman resminya.
Di laman resmi Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) dinyatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan yang terinfeksi oleh manusia turut menyebarkan Covid-19. Wabah Covid-19 yang terjadi saat ini terjadi karena penularan antarmanusia. Oleh karena itu, tidak ada alasan apa pun yang bisa dibenarkan atas tindakan terhadap hewan peliharaan yang bisa memengaruhi kesejahteraannya.
Berbagai studi masih dilakukan untuk memahami kerentanan hewan terhadap infeksi virus korona baru dan untuk menilai dinamika infeksi di hewan yang rentan. (AFP/AP)