Hari Pertama Pemberlakuan Keadaan Darurat, Jepang Catat Lonjakan Kasus Covid-19
Lembaga penyiaran NHK melaporkan, hingga Rabu, ada 1.339 kasus di Tokyo, lebih sepertiga dari total 4.768 kasus di negara itu. Hingga Rabu pagi, NHK mencatat 98 orang meninggal akibat wabah tersebut.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
TOKYO, RABU — Jepang mencatat lonjakan kasus Covid-19 seiring dengan lonjakan besar di ibu kota Tokyo pada hari pertama pemberlakuan keadaan darurat, Rabu (8/4/2020). Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengungkapkan, ada tambahan 144 kasus pada hari itu, lonjakan harian terbesar di ibu kota sejak awal pandemi Covid-19 merebak.
Lembaga penyiaran NHK melaporkan, hingga Rabu, ada 1.339 kasus di Tokyo, lebih sepertiga dari total 4.768 kasus di negara itu. Hingga Rabu pagi, NHK mencatat 98 orang meninggal akibat wabah tersebut.
Sepanjang akhir pekan lalu, Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan kenaikan jumlah pasien Covid-19 cukup signifikan. Situasi ini membuat Pemerintah Jepang memutuskan untuk mengumumkan status negara dalam keadaan darurat, Selasa (7/4/2020).
Data Worldmeter.info menunjukkan, sepanjang akhir pekan lalu, terdapat 719 kasus baru. Jumlah penambahan pada Minggu (5/4/2020) menjadi yang terbesar sejak awal Maret 2020, yaitu 515 kasus baru. Penambahan itu didapat setelah otoritas kesehatan mengetes beberapa warga di kantor karantina bandara saat pulang dari China dengan pesawat sewaan.
Dari total jumlah kasus, Tokyo menjadi yang terbanyak menyumbang kasus positif Covid-19, disusul Osaka dengan 481 kasus, Kanagawa (307 kasus), Chiba (294 kasus), Aichi (260 kasus), Hyogo (240 kasus), Saitama (216 kasus), serta Hokkaido dan Fukuoka masing-masing 208 dan 199 kasus.
Pejabat Kemenkes Jepang menyatakan, 88 pasien yang kini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Jepang dalam kondisi kritis. Perdana Menteri Shinzo Abe meminta seluruh warga Jepang mengurangi kegiatan di luar rumah dan mengurangi kontak langsung dengan orang lain untuk mencegah penyebarluasan Covid-19 di negara itu.
”Yang terpenting adalah mulai sekarang kita harus mengubah perilaku kita dalam masa pandemi ini,” kata Abe.
Para pebisnis Jepang mendukung langkah Abe. Hiroaki Nakanishi, Ketua Federasi Bisnis Jepang, dikutip The Japan Times, mengatakan, pihaknya mematuhi instruksi pemerintah pusat dan lokal agar krisis tidak berkepanjangan.
Situasi kota lengang
Gubernur Tokyo Yuriko Koike juga mendukung langkah Abe membatasi pergerakan warga di kota-kota yang paling terdampak saat ini. Dia mengatakan, seluruh warga Tokyo mendukung langkah itu dan bertekad melaksanakan pembatasan itu agar krisis bisa teratasi dengan cepat.
Setelah pengumuman kebijakan negara dalam keadaan darurat, Koike meminta warga Tokyo tetap tinggal di rumah. Sehari setelah pengumuman, keramaian yang biasa terlihat pada hari-hari kerja tidak tampak di Tokyo dan beberapa kota besar di Jepang. Hanya beberapa orang yang masih lalu lalang.
Kantor berita Kyodo melaporkan, kawasan bisnis dan perdagangan di Tokyo dan Osaka serta lima prefektur lainnya telah menghentikan kegiatan, kecuali supermarket dan apotek. Kawasan Ginza yang biasa dipenuhi wisatawan asing juga lengang. Matsuya Co, supermarket besar di kawasan itu, juga telah menghentikan operasinya.
Begitu juga pusat perbelanjaan di Sugamo, Tokyo. ”Biasanya banyak pembeli mengantre di banyak toko di sini. Namun, sekarang tidak terlihat sama sekali. Saya harap kondisi ini segera berakhir dan kita bisa keluar rumah dengan tenang dan bahagia,” kata Yoshiko Takahashi (79), warga setempat. (AP/REUTERS)