Korban Covid-19, Tak Ada Peti Mati Kardus Pun Jadi
Ekuador kesulitan memakamkan warga yang meninggal akibat Covid-19. Bahkan, mereka juga kekurangan peti mati dari kayu. Sejumlah keluarga korban terpaksa menggunakan peti mati dari kardus.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·2 menit baca
Antrean panjang mobil yang membawa peti mati menunggu di luar pemakaman pribadi di sejumlah kota di Ekuador. Berjam-jam keluarga korban harus menunggu kesempatan untuk memakamkan kerabat mereka.
Hingga Selasa (7/4/2020), otoritas negara itu melaporkan, ada 3.995 kasus positif Covid-19, dengan 182 di antaranya diikuti dengan kematian.
Banyaknya korban membuat Ekuador mulai kesulitan memakamkan warganya. Untuk itu, Pemerintah Ekuador sedang mempersiapkan petak makam di atas tanah yang disumbangkan oleh pemakaman pribadi di Guayaquil, kota terbesar di Ekuador.
Yang lebih memprihatinkan, selain kurangnya petak makam di pemakaman umum, banyaknya korban meninggal juga memicu tingginya permintaan peti mati. Karena makin sulit mendapatkan peti mati yang terbuat dari kayu, sejumlah keluarga terpaksa menggunakan kardus sebagai pengganti.
Bahkan, karena harus menunggu lama untuk pemakaman dan sejumlah pihak berwenang sangat repot, beberapa keluarga terpaksa menyimpan jenazah kerabat mereka selama berhari-hari.
Namun, sejak pekan lalu, Pemerintah Ekuador pada pekan lalu mulai menyimpan jasad korban virus korona dalam peti raksasa berpendingin sampai tanah pemakaman siap digunakan. Tanah makam yang disiapkan itu dimaksudkan untuk mengubur sekitar 100 orang dalam sehari. Letaknya di Guayaquil utara. Tanah pemakaman itu memiliki kapasitas sekitar 2.000 petak makam.
Jorge Wated, yang mengoordinasi layanan pemerintah untuk penanganan korban meninggal, mengatakan, Pemerintah Ekuador akan menerbitkan panduan di internet untuk memastikan keluarga korban dapat mengetahui lokasi kerabat mereka dimakamkan.
”Di pemakaman, mereka yang meninggal akan dimakamkan satu per satu tanpa dikenai biaya kepada keluarga yang ditinggalkan,” kata Wated.
Pemerintah Kota Guayaquil mengatakan, akan menyiapkan dua pemakaman umum dengan kapasitas sekitar 12.000 petak makam. Presiden Ekuador Lenin Moreno mengatakan, pekan lalu, sekitar 3.500 orang di Ekuador kemungkinan akan meninggal akibat virus korona. Mayoritas berasal dari Provinsi Guayas. Saat ini, 68 persen korban meninggal berasal dari provinsi di mana Kota Guayaquil berada.
Di antara mereka yang menjadi korban meninggal akibat Covid-19 ini adalah tujuh perawat. Menurut Sekolah Tinggi Perawat Guayas, ada 147 perawat terinfeksi virus korona. Khawatir tertular virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab Covid-19, sebanyak 120 perawat memutuskan mengundurkan diri.
”Setiap hari, jumlah perawat berkurang,” kata Lilia Triana, Presiden Organisasi Perawat Ekuador. (REUTERS)