India mengekspor bahan aktif klorokuin fosfat dan oseltamivir ke Indonesia. Keduanya dibutuhkan dalam pembuatan obat yang dinilai dapat membantu penanganan pasien Covid-19.
Oleh
A Tomy Trinugroho
·3 menit baca
Ipca Laboratories, India, Kamis (9/4/2020), mengekspor 425 kilogram bahan aktif utama (active pharmaceutical ingredient/API) bagi pembuatan klorokuin fosfat (chloroquine phosphate) untuk perusahaan Indonesia, Dexa Medica, dan 2.000 kg untuk BUMN Kimia Farma. Menurut Kedutaan Besar India untuk Indonesia, dari jumlah tersebut, 1.000 kg di antaranya dikirim melalui penerbangan khusus Garuda, yang tiba di Tanah Air, kemarin. Bahan tersebut akan digunakan guna memproduksi klorokuin fosfat lokal dalam rangka pengobatan pasien Covid-19 di Indonesia.
Secara terpisah, Mylan India mengekspor 50 kg API oseltamivir untuk PT Indofarma dengan penerbangan Garuda yang juga sampai di Indonesia kemarin. API ini akan digunakan dalam pembuatan oseltamavir lokal dalam rangka penyembuhan pasien Covid-19.
Klorokuin fosfat atau kina telah digunakan di Amerika Serikat untuk mengatasi malaria sejak 1940. Dikenal mudah dibuat dan harganya murah, klorokuin harus digunakan sesuai dengan petunjuk dokter mengingat dapat memberikan efek samping, seperti diare, sakit kepala, serta gangguan penglihatan.
CNN melaporkan, organisasi Medicines for Malaria Venture menyebutkan bahwa klorokuin adalah turunan dari kina, substansi yang diisolasi ahli kimia Perancis pada 1820 dari kulit pohon cinchona yang ditemukan di Amerika Selatan, dan digunakan sebagai pengobatan demam. Ilmuwan Jerman lalu menciptakan klorokuin sintetis pada 1934 sebagai bagian dari obat anti-malaria. Setelah Perang Dunia II, oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), klorokuin dijadikan salah satu senjata utama, selain pestisida DDT pembunuh nyamuk malaria, dalam perang melawan penyakit tersebut.
Adapun oseltamivir, yang dipasarkan dengan merek Tamiflu, adalah obat antivirus yang digunakan untuk mengobati dan mencegah influenza. Livescience.com menulis, di rumah sakit, dokter dan perawat kadang-kadang merawat pasien Covid-19 dengan obat antivirus oseltamivir, atau Tamiflu, yang tampaknya dalam beberapa kasus menekan reproduksi virus penyebab penyakit itu. Menurut virolog Michigan Tech, Amerika Serikat, Ebenezer Tumban, hal tersebut agak mengejutkan mengingat Tamiflu dirancang untuk menyasar enzim pada virus influenza, bukan pada virus korona penyebab Covid-19.
Klorokuin adalah turunan dari kina, substansi yang diisolasi ahli kimia Perancis pada 1820 dari kulit pohon cinchona yang ditemukan di Amerika Selatan.
Sementara itu, pada Rabu silam, Presiden AS Donald Trump, dikutip Reuters, mengucapkan terima kasih kepada India yang bersedia untuk meningkatkan ekspor substansi mirip klorokuin, yakni hidroksiklorokuin (hydroxychloroquine), yang juga obat anti-malaria. Sebelumnya, pada Selasa, India mengeluarkan keputusan yang mengizinkan ekspor hidroksiklorokuin setelah Trump mendesak New Delhi untuk menyuplai obat yang dilihat memungkinkan untuk membantu penanganan terhadap pasien Covid-19 itu.
Hidroksiklorokuin dikenal sebagai analog klorokuin. Artinya, keduanya memiliki struktur yang sama, tetapi mempunyai sifat kimia serta biologis yang berbeda.
Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo dan Trump menyebut penggunaan klorokuin sebagai obat untuk mengatasi Covid-19. Meski demikian, hingga sekarang, belum ada obat yang disetujui secara spesifik untuk menangani Covid-19.
Produsen terbesar
The Wall Street Journal menyebutkan, India adalah salah satu produsen terbesar di dunia atas semua jenis obat generik. Negara itu telah membatasi ekspor sejumlah obat pada bulan lalu untuk memastikan mereka memiliki bahan memadai untuk menghadapi Covid-19 India.
Pada Selasa silam, India mengatakan bersedia untuk mulai mengekspor lagi obat yang dapat membantu penanganan pasien Covid-19, tetapi dengan beberapa pembatasan. India akan mengekspornya ke negara-negara tetangga yang memiliki sedikit alternatif untuk memperolehnya, serta ke negara-negara dengan wabah Covid-19 yang parah.
”Kami juga bakal memasok obat-obatan penting ini ke beberapa negara yang sangat terpengaruh oleh pandemi,” kata Anurag Srivastava, juru bicara Kementerian Luar Negeri India, seperti dikutip The Wall Street Journal.