Kepala Daerah Se-Asia Pasifik Rumuskan Strategi Atasi Pandemi
Sejumlah kepala daerah yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Daerah se-Asia Pasifik (UCLG-ASPAC) berkoordinasi untuk merumuskan strategi penanganan Covid-19.
Oleh
IQBAL BASYARI/AGNES SWETTA PANDIA
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sejumlah kepala daerah yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Daerah Se-Asia Pasifik atau UCLG-ASPAC berkoordinasi untuk merumuskan strategi penanganan Covid-19. Setiap kepala daerah saling berbagi inovasi yang dilakukan untuk mengatasi pandemi tersebut.
Rapat bertajuk Aksi Pemerintah Daerah Menghadapi Covid-19 di Kawasan Asia Pasifik yang dipimpin oleh Presiden UCLG-ASPAC Tri Rismaharini dilakukan secara dalam jaringan pada Kamis (9/4/2020) petang. Selain Risma, ikut dalam rapat tersebut antara lain Sekretaris Jenderal UCLG-ASPAC Bernadia Irawati Tjandradewi, Wali Kota Jeonju (Korea Selatan) Kim Seung-soo, Wali Kota Iriga (Filipina) Madelaine Alfelor, dan Wali Kota Subang Jaya (Malaysia) Noraini Binti Roslan.
Risma yang saat ini menjadi Wali Kota Surabaya mengatakan, banyak daerah di dunia yang mengalami masalah serupa, yakni pandemi Covid-19. Daerah-daerah tersebut ada yang terlebih dahulu mengalami dan ada pula yang baru terdeteksi. Pengalaman dari daerah-daerah lain sangat penting untuk dibagikan agar menjadi bahan rumusan strategi dalam mengatasi pandemi Covid-19.
”Kami di UCLG-ASPAC akan membuat panduan ringkas dan pembelajaran dari pemerintah daerah di Asia Pasifik sebagai salah satu alat untuk mendukung strategi melawan Covid-19 di kota masing-masing,” kata Risma di Surabaya, Jumat (10/4/2020).
Di Surabaya, Risma memaparkan bahwa pihaknya telah melakukan semua yang bisa dilakukan untuk membantu masyarakat melewati masa pandemi yang sulit ini. Pembatasan fisik dan meliburkan sekolah-sekolah sudah dilakukan untuk mengurangi kerumunan masyarakat di satu lokasi.
Kami di UCLG-ASPAC akan membuat panduan ringkas dan pembelajaran dari pemerintah daerah di Asia Pasifik sebagai salah satu alat untuk mendukung strategi melawan Covid-19 di kota masing-masing.
Pemkot Surabaya telah membuat berbagai pengumuman kepada publik, memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang bagaimana kita dapat mengatasi pandemi, serta melakukan tindakan pencegahan yang perlu diambil agar masyarakat tetap sehat.
Karena itu, Pemkot Surabaya membuat laman layanan Lawan Covid-19 berbasis website yang diharapkan bisa memberikan informasi tentang setiap protokol yang ditetapkan oleh pemerintah. Termasuk memberi tahu langkah yang harus dilakukan ketika mereka memiliki gejala Covid-19.
Selain itu, Pemkot Surabaya telah mengampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat serta memfasilitasi sarana cuci tangan di 875 lokasi. Mereka juga melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk memproduksi alat pelindung diri dan masker kain.
”Selain itu, kami mendistribusikan minuman herbal dan telur rebus kepada masyarakat setiap hari. Orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan berserta keluarganya pun diberikan makanan setiap hari,” kata Risma.
Robot layanan
Pihaknya juga menggandeng kampus untuk membuat inovasi yang bisa membantu penanganan Covid-19, antara lain membuat bilik sterilisasi, bilik untuk pemeriksaan swab, serta robot servis atau layanan dari Institut Teknologi Telkom Surabaya. Kerja sama semua pihak sangat penting agar upaya bisa dilakukan lebih maksimal.
Meski demikian, Risma mengatakan bahwa solusi yang dilakukan Surabaya bisa jadi tidak cocok dilakukan di daerah lain. Setiap daerah dan masyarakat memiliki keunikan masing-masing dan kearifan lokal yang berbeda. ”Meskipun ini pandemi global, penanganannya bisa berbeda disesuaikan karakter masyarakat di daerah tersebut,” ujarnya.
Profesor Rajib Shaw dari Universitas Keio, Jepang, dalam siaran pers tertulis mengatakan, setiap negara memiliki pendekatan masing-masing. Namun, pengalaman dari daerah lain juga diperlukan agar bisa memperoleh solusi terbaik yang dilakukan daerah tersebut.
”Seperti di China yang bisa membangun rumah sakit dalam waktu cepat dan mendatangkan tenaga medis dari provinsi lain ke Wuhan, itu karena karakter pemerintahannya yang sentralistik,” ucapnya.
Bagikan masker kain
Upaya preventif untuk mencegah dan melindungi warga dari penyebaran virus korona terus dilakukan Pemkot Surabaya. Bahkan, jajaran di Pemkot Surabaya getol blusukan ke perkampungan hingga pasar untuk membagikan masker kain dan melakukan pemasangan wadah untuk cairan pencuci tangan atau hand sanitizer. Setidaknya ada 260.000 masker kain yang sudah dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, dalam rangka mengikuti kebijakan pemerintah pusat sesuai rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pemkot Surabaya membagikan masker kain gratis kepada masyarakat.
Pembagian masker kain, kata Eddy, dilakukan bertahap dan berlangsung setiap hari. Pembagian masker di wilayah perkampungan penduduk sebagai upaya preventif melindungi dan mengedukasi warga dari Covid-19. Apalagi, protokol kesehatan juga mewajibkan masyarakat agar menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
”Masker yang dibagikan terbuat dari kain supaya bisa dicuci dan dipakai lagi. Kalau masker bedah dikonsentrasikan untuk tenaga medis, dokter, dan staf rumah sakit,” katanya.
Awalnya pemkot menyiapkan masker bedah di kelurahan dan puskesmas untuk dibagikan gratis ke masyarakat. Namun, karena masker bedah semakin sulit didapat, sementara kebutuhan masker untuk tenaga kesehatan sangat banyak, kemudian diganti dengan masker jenis kain. Masker kain ini merupakan produksi mandiri dari UMKM Surabaya.
Di sisi lain, Eddy menyebut, pembagian masker kain kepada masyarakat bertujuan pula untuk mengedukasi mereka. Dengan harapan, masyarakat bisa membuat sendiri masker berbahan dasar kain tersebut dan bisa menjadi sumber penghasilan baru di tengah mulai diberlakukannya protokol penanganan Covid-19 antara lain menjauhi keramaian dan kerumunan, jaga jarak, rajin cuci tangan pakai sabun, dan gunakan masker.
Selain membagikan masker gratis kepada warga di wilayah perkampungan, pasar, dan jalan umum, Pemkot Surabaya juga melakukan pemasangan hand sanitizer, wastafel, serta sabun, tisu dan air di pasar-pasar. Pembagian masker kain dilakukan di 81 pasar milik BUMD dan 69 pasar tradisional yang dikelola Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).
Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, Pemkot Surabaya sebelumnya telah membuat surat edaran protokol kesehatan di pasar-pasar. Surat edaran itu berupa imbauan kepada para pedagang dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19.
Di samping membagikan masker gratis kepada para pedagang, pihaknya juga mengedukasi mereka agar menerapkan protokol kesehatan. Kebijakan itu antara lain saling menjaga jarak, rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan hand sanitizer, hingga memakai alat pelindung diri, seperti masker dan sarung tangan, ketika berjualan di pasar.
”Pedagang sudah diwajibkan menggunakan APD, salah satunya adalah sarung tangan dan masker agar tidak kontak langsung dengan pembeli, terutama dengan uang,” katanya.