Negara-negara di Asia Tenggara Galang Solidaritas Hadapi Covid-19
Para pemimpin ASEAN dan tiga negara mitra, yaitu Jepang, Korea Selatan, dan China, sepakat saling membantu dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Oleh
Anita Yossihara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN beserta tiga negara mitra, yakni Jepang, Korea Selatan, dan China, sepakat menggalang solidaritas menhadapi pandemi Covid-19. Tak hanya penanganan kesehatan, para pemimpin negara-negara ASEAN Plus Three juga berkomitmen untuk bersama-sama mengembangkan riset, menyediakan dana penanganan pandemi, serta mitigasi dampak sosial-ekonomi.
Kesepakatan untuk menggalang solidaritas itu dihasilkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Plus Three yang digelar secara virtual pada Selasa (14/4/2020) siang. KTT yang juga diikuti Presiden Joko Widodo dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, itu menghasilkan sembilan komitmen para pemimpin negara-negara ASEAN Plus Three.
”Secara singkat pesan yang disampaikan, hasil yang paling inti dari KTT khusus ini adalah ASEAN dan ASEAN Plus three menunjukkan solidaritas kepemimpinan, kesatuan bersama menangani Covid-19,” kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi yang mendampingi Presiden selama KTT khusus ASEAN Plus Three berlangsung.
Solidaritas yang ditunjukkan para pemimpin ASEAN dan tiga negara mitra menjadi penting bukan hanya bagi masyarakat di kawasan, melainkan juga di dunia. Sebab, di saat hampir seluruh negara sibuk mengurus tantangan dalam negeri akibat Covid-19, para pemimpin ASEAN Plus Three menunjukkan solidaritas dalam menangani pandemi.
Untuk menghadapi Covid-19, para pemimpin sepakat mengeluarkan sembilan komitmen bersama. Komitmen itu di antaranya adalah tukar-menukar informasi dan perawatan kesehatan; penguatan kapasitas kawasan merespons pandemi dengan meningkatkan perlindungan bagi pekerja kesehatan, penyediaan obat, dan alat kesehatan; serta komitmen untuk memudahkan negara-negara anggota merespons keperluan kedaruratan.
Untuk menghadapi Covid-19, para pemimpin sepakat mengeluarkan sembilan komitmen bersama.
Para pemimpin juga sepakat memperkuat kerja sama riset epidemiologi untuk melawan Covid-19 dan mendorong kerja sama peningkatan kapasitas kesehatan masyarakat dengan meningkatkan fasilitas dan alat kesehatan untuk menangani infeksi. Komitmen lain yang juga penting adalah penyediaan dana jaminan untuk melawan pandemi dengan membentuk Covid-19 ASEAN Response Fund yang merupakan hasil realokasi dana hasil kerja sama ASEAN Plus One dan ASEAN Plus Three.
Penanganan dampak sosial dan ekonomi juga menjadi komitmen para pemimpin ASEAN Plus Three. Mereka sepakat untuk tetap membuka kerja sama perdagangan dan investasi serta mempersiapkan pemulihan setelah pandemi dengan stimulasi resiliensi ekonomi dan lainnya. Perlindungan warga negara juga menjadi komitmen yang dihasilkan dalam KTT tersebut.
Dalam KTT tersebut, Presiden Jokowi mengusulkan pembentukan gugus tugas khusus pandemi di kawasan. Gugus tugas itu nantinya bertugas memberikan rekomendasi langkah komprehensif yang harus dilakukan saat menghadapi pandemi masa yang akan datang.
Usulan lain adalah pembentukan kerja sama industri obat dan farmasi. ”Saya juga mengusulkan kiranya kita dapat membentuk kerja sama antara industri obat dan farmasi negara APT, termasuk perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN) yang memproduksi obat-obatan,” ujar Presiden.
Tak hanya itu, RI juga mengusulkan para pemimpin negara ASEAN Plus Three memerintahkan menteri kesehatan masing-masing untuk memperkuat koordinasi kebijakan, seperti dalam pengadaan alat kesehatan serta obat-obatan. Peningkatan kapasitas tenaga medis juga penting untuk diperhatikan dengan melakukan kerja sama pengembangan dan pelatihan tenaga kesehatan.
Di hadapan para pemimpin negara sabahat, Presiden juga menyinggung soal kerja sama untuk memperkuat resiliensi ekonomi negara-negara ASEAN Plus Three. Infrastruktur kerja sama ekonomi yang sudah cukup kuat perlu ditingkatkan lagi untuk menghadapi perubahan ekonomi global akibat pandemi.
”Mari kita perkuat infrastruktur tersebut, yaitu ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) dan Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) harus sudah disiagakan. ASEAN+3 Emergency Rice Reserve juga harus disiagakan untuk menjamin food security,” tuturnya.
Presiden juga mendorong penguatan kerja sama untuk menjamin arus barang tetap berjalan. Jaminan itu penting untuk menunjukkan bahwa ASEAN Plus Three merupakan jangkar ketahanan ekonomi kawasan, bahkan tetap menjadi mesin bagi pertumbuhan ekonomi global. Dengan kerja sama di berbagai sektor itu, RI meyakini krisis di kawasan akibat pandemi Covid-19 bisa diatasi.