Negara-negara Memperpanjang Kebijakan Penutupannya
Kebijakan penutupan wilayah dalam memerangi Covid-19 perlu dipersiapkan matang karena begitu diberlakukan tidak mudah bagi negara untuk melonggarkannya tanpa risiko memicu gelombang infeksi baru.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
TOKYO, KAMIS — Di tengah desakan untuk kembali menggerakkan roda ekonomi dan intervensi yang dinilai berhasil dalam memperlambat laju penyebaran Covid-19, sejumlah negara justru memperpanjang masa penutupan wilayah atau pembatasan sosialnya.
Setelah India, kini Jepang, Australia, juga Inggris akan memperpanjang kebijakan pembatasan sosial atau penutupan wilayahnya, Kamis (16/4/2020). Sementara Jerman akan melonggarkan kebijakan pembatasan sosialnya dengan hati-hati.
Akan tetapi, berdasarkan pemodelan matematika dengan komputer oleh para ilmuwan dari Harvard University yang dipublikasikan pada jurnal Science, 14 April 2020, pembatasan sosial yang hanya dilakukan satu kali tidak akan mampu menghambat penyebaran Covid-19.
Tanpa adanya intervensi lain berupa pemeriksaan yang luas, terapi yang efektif, dan kapasitas layanan kesehatan yang membaik, pembatasan sosial perlu dilakukan berulang atau selang-seling yang bisa berlangsung sampai tahun 2022. Bahkan, jika Covid-19 bisa dieliminasi pun surveilans tetap harus dilakukan karena penyebaran Covid-19 bisa terjadi sampai 2024.
Kantor berita NHK dan koran Yomiuri, Kamis (16/4/2020), melaporkan, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe siap-siap memperluas cakupan status daruratnya secara nasional untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Dari 47 prefektur yang ada di Jepang, status darurat baru diberlakukan pada tujuh prefektur.
”Hari ini, komite penasihat akan menggelar pertemuan. Kita harus mendengarkan pendapat para ahli soal status darurat,” kata Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga kepada wartawan dalam jumpa pers harian.
”Jika kita membatasi sejumlah wilayah (dalam status darurat), orang-orang yang bergerak ke luar daerah itu akan makin banyak. Kita harus mengatasi ini,” ujar Suga.
Pada 7 April 2020, Abe menyatakan status darurat untuk Tokyo, Osaka, dan lima prefektur lainnya yang mencakup 44 persen populasi Jepang hingga 6 Mei 2020. Masa darurat nasional juga akan berlaku hingga tanggal yang sama.
Tidak seperti kebijakan penutupan wilayah di negara lain yang ketat, dengan status darurat penduduk di tujuh prefektur itu diimbau untuk tetap berada di rumah.
Setelah status darurat berlaku di tujuh prefektur, sejumlah pemimpin regional telah meminta status yang sama diberlakukan di wilayah mereka untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah kasus. Bahkan, beberapa pemimpin regional sudah memberlakukan status darurat sendiri.
Sejak kasus Covid-19 pertama dilaporkan pertengahan Januari 2020, Jepang melaporkan ada sekitar 8.500 kasus Covid-19 dengan 136 orang meninggal.
Hal serupa diambil Australia. Walaupun ada indikasi bahwa penyebaran Covid-19 sudah mulai melambat, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan akan tetap memberlakukan pembatasan yang ketat selama minimal empat minggu ke depan.
Tidak hanya tetap memberlakukan pembatasan sosial dan jaga jarak, Australia juga akan memperluas pelaksanaan tes, meningkatkan kapasitas pelacakan kontak pasien positif, dan menyiapkan rencana antisipasi munculnya transmisi lokal.
Ketiga hal itu, ujar Morrison, akan dikerjakan dalam empat minggu ke depan. Setelah itu, kebijakan pembatasan yang termasuk pembatasan mobilitas penduduk serta penutupan sekolah, restoran, dan pub akan dikaji ulang.
Di Eropa, Inggris pun kemungkinan akan tetap mempertahankan pembatasan sosial pada level tertentu hingga vaksin untuk mencegah infeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, tersedia. ”Kita akan mempertahankan pembatasan sosial pada level tertentu, pembatasan sosial pada level yang signifikan sampai vaksin tersedia,” kata Neil Ferguson, akademisi yang membantu Pemerintah Inggris dalam merespons Covid-19, kepada radio BBC.
Kanselir Angela Merkel mengatakan bahwa dirinya akan mengambil langkah kecil dengan membuka kembali toko-toko, pekan depan, dan sekolah pada 4 Mei 2020. Meski begitu, kebijakan pembatasan sosial akan tetap berlaku sampai 3 Mei 2020. Merkel dan gubernur dari 16 negara bagian akan bertemu 30 April 2020 untuk mengkaji ulang rencana setelah 3 Mei 2020.
Pekan depan, toko, termasuk diler mobil dan sepeda, juga toko buku yang luas bangunannya maksimal 800 meter persegi, akan diizinkan untuk buka. Namun, tempat-tempat usaha ini pun harus tetap menerapkan kebijakan pembatasan sosial dan aturan higienitas yang ketat. (REUTERS/AFP/ADH)