Kesedihan Muazin Al-Aqsa
Tidak ada yang lebih menyedihkan bagi Firas dan banyak muazin selain dari harus melantunkan ajakan shalat, yang diutamakan berjemaah di masjid, lalu mengimbau Muslim tetap berada di rumah.
Selama 500 tahun terakhir, keluarga Al-Qazzaz menjadi salah satu muazin di Masjidil Aqsa, Jerusalem. Selama berabad-abad, suara para pria dari keluarga itu melantunkan azan dan membangunkan orang-orang yang tertidur agar bergegas ke masjid.
”Kalau membangunkan seseorang dari tidur untuk shalat Subuh, lakukan dengan lembut,” kata Firas al-Qazzaz, pria yang kini menjadi pengemban tugas sebagai muazin Masjidil Aqsa dari keluarga Al-Qazzaz, kepada kantor berita AFP.
Ia satu dari enam muazin di masjid yang pernah menjadi kiblat pertama bagi masyarakat Muslim pada masa awal Islam tersebut. Para muazin bertugas bergantian. Jika sudah azan subuh, tidak dapat giliran azan zuhur. Penggiliran itu untuk menjaga kualitas suara muazin.
Baca juga: Masjid Al-Aqsa
Menjadi muazin Al-Aqsa memang tidak mudah. Selain karena ”jabatan” yang diwariskan ayah ke anak, seperti dalam keluarga Al-Qazzaz, juga harus mampu melafalkan huruf Hijaiyah dengan tepat dan tentu saja bersuara bagus. ”Anugerah Tuhan sehingga keluarga ini diberkahi dengan suara indah sehingga bisa mengumandangkan azan di Masjidil Aqsa,” kata Firas di rumah salah satu temannya.
Ia menyebut, pada dasarnya para penyanyi terkenal di antara bangsa-bangsa Arab saat ini berlatih dari menjadi qori atau pembaca Al Quran dan muazin. Ia mencontohkan penyanyi Mesir, Ummi Kalsum, dan biduan Suriah, Sabah Fakhry. Kalsum awalnya qoriah, sementara Fakhry seorang muazin.
Firas berlatih bertahun-tahun dengan ayahnya yang menjadi muazin Masjidil Aqsa selama 40 tahun. Setelah berlatih di Jerusalem, Firas melanjutkan latihan di Mesir. Di sana, ia berlatih di Masjid Al Azhar di bawah bimbingan Syaikh Mohammed al-Masri. ”Mudah bagi saya untuk bernyanyi. Walakin, sulit bagi penyanyi untuk (mengumandangkan) azan. Tidak mudah karena Quran, tajwid,” kata Firas.
Warisan keluarga
Leluhur keluarga Al-Qazzaz berasal dari wilayah yang kini dikenal sebagai Gurun Hijaz di Arab Saudi. Pada abad ke-15, leluhur keluarga Al-Qazzaz pindah ke Jerusalem dan sejak itu menjadi salah satu muazin Masjidil Aqsa.
Sejak kecil, Firas sudah belajar cara azan dan teknik olah napas kala mengaji dari ayahnya, muazin Masjidil Aqsa selama 40 tahun. Pada usia 14 tahun, ia memberanikan diri meminta izin mengumandangkan azan di Masjidil Aqsa. ”Suhunya dingin, bersalju. Saya takut ada yang mendengar karena Al-Aqsa punya keistimewaan,” ujarnya.
Ia mengenang ketidaknyamanan dalam kesempatan pertama itu. ”Tidak mudah berhenti, membaca, dan mengumandangkan azan. Walakin, saya mengumandangkan azan. Kepala (badan) waqaf (lembaga pengelola Masjidil Aqsa) bertanya, itu siapa? Ayah saya menjawab, itu anak saya. Dia berkata, suaranya indah, walau lemah,” tutur Firas.
Setelah kesempatan pertama itu, ia belajar di Jerusalem, lalu melanjutkan ke Mesir. Bagi Firas, tidak ada mimpi selain menjadi muazin Masjidil Aqsa. Ia berharap peran sebagai muazin bisa diteruskan keluarganya. Sayangnya, ia belum punya anak laki-laki. Jika punya, ia berharap anak lelakinya meneruskan jejak keluarga sebagai muazin di Masjidil Aqsa.
Baca juga: Covid-19 dan Kisah Pilu Wisata Religi dari Jerusalem
Namun, sekarang bukan perkara tidak punya anak lelaki yang membuat Firas sedih. Seperti di banyak tempat, Jerusalem juga sedang mengalami pembatasan gerak dan karantina untuk mengendalikan laju infeksi Covid-19. Tempat ibadah dan banyak tempat lain ditutup.
”Kami berdoa kepada Tuhan untuk mengakhiri bencana ini, wabah ini, dan mengembalikan kesejukan Ramadhan. Kami berharap Masjidil Aqsa dan semua tempat ibadah bisa dibuka lagi,” ujarnya.
Seperti di sejumlah negara Arab, para muazin Masjidil Aqsa mennyerukan anjuran tetap di rumah selepas mengumandangkan azan. Tidak ada yang lebih menyedihkan bagi Firas dan banyak muazin selain dari harus melantunkan ajakan shalat, yang diutamakan berjemaah di masjid, lalu mengimbau Muslim tetap di rumah.
Firas dan para muazin Masjidil Aqsa memang tetap rutin mengumandangkan azan. Namun, korona membuat nyaris tidak ada yang datang ke masjid setelah suara merdu itu dilantunkan. (AFP/RAZ)