Pemerintah dan Oposisi Dilaporkan Bahas Dampak Covid-19
Amerika Serikat mengonfirmasi adanya komunikasi antara perwakilan oposisi Juan Guaido dan kubu Nicolas Maduro. Guaido dilaporkan telah mendesak Maduro untuk menangani pandemi Covid-19 secara lebih serius.
CARACAS, SELASA — Kubu Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan musuh bebuyutannya, pemimpin oposisi Juan Guaido, diam-diam memulai pembicaraan untuk membahas dampak pandemi Covid-19 bagi negara itu.
Masalah yang dihadapi Venezuela saat ini semakin berat. Setelah terkena sanksi dari Amerika Serikat, kondisi ekonomi semakin buruk akibat merebaknya pandemi Covid-19, hiperinflasi, dan kekurangan bahan bakar.
Informasi yang disampaikan sumber dari masing-masing kubu menyebutkan, komunikasi antara Maduro dan Guaido terjalin dalam rangka mengatasi penyakit Covid-19. Muncul kekhawatiran yang dalam di antara kedua kubu akan masalah hiperinflasi dan kekurangan bahan bakar.
Beberapa anggota Partai Sosialis yang berkuasa pun khawatir, bagaimana memastikan kelangsungan hidup politik mereka di bawah kemungkinan perubahan pemerintahan ketika Washington memperketat sanksi atas Venezuela.
Spekulasi yang muncul, Maduro dan Guaido, baik sendiri maupun bersama, tetap tidak mau mengalah satu terhadap yang lain. Pandemi global Covid-19 dan program sanksi AS yang luas dinilai berefek besar bagi Venezuela.
Menurut seorang legislator oposisi yang mendukung pemulihan hubungan, saat ini ada dua kubu ekstrem di Venezuela. Pertama, Maduro dan mereka yang percaya bahwa virus akan mengakhiri kepemimpinan Guaido. Kedua, mereka yang berharap krisis ini akan menjatuhkan Maduro.
”Saya berpikir, kita harus menemukan jalan keluarnya,” kata legislator tersebut merujuk pada upaya pemulihan hubungan antara kedua kubu itu.
Baca juga: Pengungsi Venezuela Bisa Capai Lima Juta Orang
Walau demikian, hingga kini tidak dapat dipastikan kapan, di mana, dan bagaimana pembicaraan dua kubu itu berlangsung. Juga tak ada tanggapan dari Maduro dan Guido. Tujuh sumber, yang mewakili dua kubu, memastikan bahwa sudah ada komunikasi antara kubu penguasa dan oposisi.
Salah satu sumber mengungkapkan, Maduro dan Guaido bersaing satu sama lain untuk membantu memerangi dampak pandemi. Mereka secara sendiri-sendiri yakin pandemi akan merusak pihak yang lain secara politis.
Aktivis dan kelompok hak asasi di seluruh dunia telah mendesak kedua faksi untuk menghentikan pertikaian dan melakukan ”gencatan senjata”. Langkah itu penting agar keduanya dapat berkerja sama mengoordinasikan pengiriman bantuan dan meningkatkan impor bensin.
Baca juga: Maduro Izinkan Bantuan Kemanusiaan Masuk ke Venezuela
Kementerian Luar Negeri AS pada Maret lalu menawarkan rencana untuk mulai mencabut sebagian sanksi atas Venezuela. Syaratnya, anggota Partai Sosialis membentuk pemerintahan sementara tanpa Maduro. Rencana itu didukung Guaido, tetapi kemudian ditolak Pemerintah Venezuela.
Kementerian Informasi Venezuela dan tim pers Guaido tidak berkomentar apa-apa tentang adanya komunikasi kedua pihak saat ini. Guaido bahkan membantah setelah pemberitaan terkait itu muncul ke ruang publik.
”Informasi ini salah,” tulisnya di akun Twitter-nya. ”Alternatif demokrasi dipersatukan dalam penyebabnya dan hanya ada satu perjanjian yang mungkin untuk menyelamatkan Venezuela: membentuk Pemerintah Darurat Nasional, tanpa pengedar narkoba di Miraflores, yang dapat mengakses bantuan internasional yang kita butuhkan.”
Sebuah sumber di Washington yang akrab dengan masalah ini mengatakan, ”Ada banyak percakapan pribadi antara orang-orang di (kalangan) rezim dan oposisi, terutama sejak AS mengumumkan rencana transisi.”
Sumber itu juga menambahkan, ”Maka tentu saja ada upaya oleh Guaido dan lainnya untuk mendapatkan lebih banyak bantuan dalam memerangi pandemi. Hal itu menyebabkan lebih banyak percakapan oleh individu-individu di oposisi dan individu-individu di rezim. Yang belum terjadi adalah negosiasi politik.”
Kemlu AS juga mengonfirmasi komunikasi antara perwakilan oposisi dan pejabat di pemerintahan Maduro. Dikatakan, selama beberapa pekan Guaido telah mendesak Maduro untuk menangani pandemi secara lebih serius.
Dibicarakan juga kemungkinan cara untuk menggunakan dana resmi Venezuela yang dapat dia akses di AS guna melawan Covid-19. Maduro beberapa kali mengatakan dia bersedia melakukan dialog.
”Kami siap berdialog, untuk saling memahami dan mencapai kesepakatan kemanusiaan untuk menangani virus korona,” kata Maduro melalui siaran televisi akhir pekan lalu tanpa merujuk pada serangkaian pembicaraan khusus.
Guaido, ketua majelis nasional yang menjadi presiden sementara tahun lalu setelah menolak pemilihan kembali Maduro tahun 2018, diakui oleh AS dan lebih dari 50 negara sebagai pemimpin sah negara. Namun, kekuatan lain, seperti China dan Rusia, masih mendukung Maduro.
Salah satu sumber yang terkait dengan pemerintah mengakui pembicaraan sedang berlangsung. ”Ada proposal yang datang dan pergi” antara sekutu Maduro dan anggota dari empat partai oposisi utama, kata sumber itu.
Baca juga: Dunia Didesak Bantu Jutaan Migran dan Pengungsi Venezuela
Kedua pihak tahun lalu berpartisipasi dalam dialog yang ditengahi oleh Norwegia di mana oposisi telah mendesak untuk pemilihan presiden baru. Namun, pihak Maduro meninggalkan proses itu sebagai bentuk protes atas sanksi AS.
Maduro memastikan pemerintahnya telah mengendalikan wabah Covid-19 di Venezuela dengan dukungan China. Sementara Guaido menuduhnya menggunakan pandemi sebagai alasan untuk menentukan aneka kebijakan ekonomi bencana.
Seorang pejabat senior Pemerintahan AS mengatakan, Maduro sendiri bertanggung jawab atas ”korban kemanusiaan di Venezuela dan hal itu diperparah oleh krisis Covid-19 baru-baru ini”.
Pada awal pekan ini, Caracas melaporkan 285 kasus infeksi Covid-19. PBB telah menyebutnya sebagai salah satu negara paling rentan di dunia terhadap virus karena kurangnya sabun dan air di rumah sakit dan pemiskinan populasi secara keseluruhan.
Guaido, yang mengendalikan dana Pemerintah Venezuela yang ditahan di rekening-rekening luar negeri, sedang berusaha memberikan 20 juta dollar AS kepada Pan-American Health Organization untuk memperoleh alat-alat terkait penanganan Covid-19.
Baca juga: Guaido Jemput Langsung Bantuan ke Perbatasan Kolombia
Namun, Maduro berupaya memblokir operasi itu melalui PBB yang notabene masih mengakui pemerintahannya. Pihak Pan American Health Organization dan PBB tidak menanggapi permintaan komentar atas hal-hal itu. (REUTERS)