Thailand melaporkan tiga kasus infeksi Covid-19 dan tidak ada kematian baru, Minggu kemarin. Jumlah infeksi baru itu merupakan yang terendah sejak awal Maret lalu.
Oleh
AFP/REUTERS/BEN
·4 menit baca
BANGKOK, MINGGU — Pemerintah Thailand mulai membuka sejumlah kawasan bisnis dan kegiatan ekonomi, Minggu (3/5/2020). Langkah ini diambil setelah data menunjukkan, jumlah kasus infeksi Covid-19 terus turun di negara itu dengan jumlah kasus baru harian hanya satu digit.
Taweesin Wisanuyothin dari Pusat Administrasi Situasi Covid-19, Kamis pekan lalu, mengungkapkan, kawasan bisnis yang dibuka di antaranya pasar terbuka, toko-toko luar ruangan, tukang cukur, dan gerai perawatan hewan peliharaan. Toko penjualan aneka produk minuman keras juga mulai boleh dibuka setelah ditutup selama tiga pekan.
Thailand melaporkan tiga kasus infeksi Covid-19 dan tidak ada kematian baru, Minggu kemarin. Jumlah infeksi baru itu merupakan yang terendah sejak awal Maret, tepat sebelum negara itu mulai melaporkan peningkatan kasus infeksi Covid-19. Data terbaru menunjukkan, sepekan terakhir kasus baru infeksi penyakit itu di Thailand tetap dalam kisaran satu digit.
Sejak kasus Covid-19 mulai ditemukan di negara itu pada Januari lalu, Thailand mencatat 2.969 kasus dan 54 kematian. Pemerintah Thailand menetapkan enam kategori bisnis yang dapat beroperasi lagi, yaitu pengecer kecil, warung makan pinggir jalan, dan restoran di luar pusat perbelanjaan.
Taman dan fasilitas olahraga luar ruangan juga diizinkan dibuka. Layanan tukang cukur terbatas pada memotong, mencuci, dan mengeringkan rambut. Namun, pusat perbelanjaan, bioskop, gimnasium, spa, serta sebagian besar tempat olahraga dalam ruangan akan tetap ditutup.
Hal itu untuk memastikan tak ada pertemuan besar yang bisa melibatkan massa dalam jumlah besar. Thailand tetap memperpanjang status darurat terkait pandemi Covid-19 hingga akhir Mei. Hal ini termasuk larangan kedatangan penerbangan penumpang internasional ke Thailand serta masuknya minuman alkohol yang dipesan mulai 10 April dan setelahnya.
Singapura mulai 12 Mei
Dari Singapura dilaporkan, negara itu akan mulai mengurangi pembatasan sosial terkait pandemi Covid-19 pada 12 Mei mendatang. Pemerintah Singapura, Sabtu (2/5/2020), menyatakan mengambil langkah tentatif pertama menuju pembukaan kembali ekonominya.
Kegiatan bisnis, seperti perusahaan rumahan, layanan penatu, dan tukang cukur, akan diizinkan untuk dibuka kembali. Sepekan kemudian, siswa akan diizinkan kembali ke sekolah dalam kelompok kecil.
Para pejabat mengatakan, tempat kerja akan diizinkan untuk dibuka kembali secara bertahap. Langkah itu diambil terutama dengan mempertimbangkan kepentingan bagi ekonomi dan rantai pasokan. Namun, diingatkan bahwa kondisi itu diselaraskan dengan kemampuan mereka untuk meminimalkan risiko infeksi.
Singapura menghadapi resesi terdalam dalam sejarah 55 tahun. Kondisi ini diperparah dengan pembatasan ”pemutus sirkuit”. Kebijakan yang berlangsung hingga 1 Juni mendatang itu bertujuan membendung persebaran Covid-19.
Kasus infeksi Covid-19 di Singapura melonjak akibat wabah di asrama pekerja migran. Sabtu lalu, para pejabat mengonfirmasi 447 kasus infeksi baru, yang merupakan kenaikan harian terkecil dalam dua pekan terakhir.
Hingga akhir pekan lalu, total kasus Covid-19 di Singapura sebanyak 17.548 kasus dengan korban meninggal 17 orang. Dari kasus baru yang dikonfirmasi, 431 kasus melibatkan para pekerja migran yang tinggal di asrama. Adapun rata-rata harian jumlah kasus baru di luar asrama pekerja migran telah turun lebih dari setengah menjadi 12 kasus dalam pekan terakhir.
Perkembangan di Eropa
Jumlah penurunan kasus baru dan kematian warga akibat Covid-19 juga dilaporkan terus terjadi di beberapa negara di Eropa. Data penurunan itu dijadikan sebagai patokan untuk mematangkan rencana pembukaan kembali wilayah-wilayah yang ditutup selama masa pandemi. Seperti Singapura, beberapa negara di Eropa akan melonggarkan pembatasan sosial mereka pada pekan-pekan terakhir ini.
Kementerian Kesehatan Perancis, misalnya, pada Sabtu lalu menyatakan kasus kematian baru akibat Covid-19 turun menjadi 166 kasus. Itu adalah angka harian terendah dalam lebih dari lima pekan terakhir. Jumlah total kematian akibat Covid-19 di Perancis sejak 1 Maret menjadi 24.760 kasus, keempat tertinggi dari sisi jumlah di Eropa.
Pemerintah telah mengumumkan, penutupan secara ketat negara itu akan berkurang mulai 11 Mei. Namun, penerapan kebijakan pembukaan itu akan lebih lambat di daerah-daerah yang lebih parah. Beberapa di antaranya adalah wilayah Paris yang lebih besar dan kawasan timur laut negara itu.
Sementara itu, di Spanyol, pada tengah pekan lalu, pemerintah negara tersebut mengumumkan rencana empat fase pembukaan kembali wilayahnya pascapenutupan total. Kegiatan normal semua warga diharapkan terealisasi mulai akhir Juni mendatang.
Perdana Menteri Pedro Sanchez mengatakan, pencabutan pembatasan yang telah menghentikan kehidupan publik sejak 14 Maret dan hampir melumpuhkan perekonomian itu akan dimulai pada 4 Mei.
Sifat pembukaan itu bakal bervariasi dari provinsi ke provinsi. Selama fase awal, penata rambut dan bisnis lain yang beroperasi melalui perjanjian akan diizinkan beroperasi. Restoran juga diizinkan buka, tetapi tidak diizinkan melayani makan di tempat.
Pada tahap berikutnya, pelonggaran diperkirakan akan dimulai pada 11 Mei untuk sebagian besar Spanyol. Bar-bar diizinkan beroperasi kembali, tetapi terbatas pada sepertiga dari kapasitas mereka. (AFP/REUTERS)