”Perlombaan” mengembangkan vaksin Covid-19 di seluruh dunia terus berlangsung. Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang pengembangan vaksinnya telah memasuki tahap uji klinis.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Presiden Amerika Serikat Donald Trump meluncurkan kembali kampanye pemilihannya yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi dari Lincoln Memorial di Washington DC dengan menjanjikan vaksin Covid-19 akan tersedia akhir tahun ini.
”Kami sangat yakin bahwa kita akan memiliki vaksin di akhir tahun ini, akhir tahun ini,” kata Trump di acara ”town hall” Fox News selama dua jam dari Lincoln Memorial, Minggu (3/5/2020). Dalam acara itu Trump berusaha menempatkan dirinya sebagai presiden yang besar dan mengajak bangsanya yang kini terpukul oleh pandemi untuk melihat ke depan.
Trump juga akan mendesak pembukaan kembali sekolah dan universitas pada September dengan mengatakan, ”Saya ingin mereka dibuka kembali.”
Perkiraan waktu yang dijanjikan Trump itu lebih cepat dari perkiraan sebelumnya dan perkiraan negara lain dalam ”perlombaan” mengembangkan vaksin Covid-19.
Trump menyatakan dirinya akan senang jika ada negara lain mengalahkan AS dalam penelitian kedokteran. ”Jika ada negara lain (yang lebih unggul dari AS), saya akan angkat topi. Saya tidak peduli, saya hanya ingin memiliki vaksin.”
Ditanya soal risiko selama uji klinis dalam proses pengembangan vaksin yang dipercepat, Trump menjawab, ”Mereka adalah partisipan. Mereka tahu apa yang akan mereka jalani.”
Trump sepertinya mendahului prediksi dari para penasihatnya. ”Dokter-dokter akan mengatakan Anda tidak seharusnya berkata seperti itu. Namun, saya akan mengatakan apa yang saya pikirkan,” ujarnya.
Saat ini ratusan penduduk dunia di sejumlah negara mengajukan diri untuk menjadi partisipan dalam uji klinis vaksin Covid-19. Harapannya, proses pengembangan vaksin bisa berjalan lebih cepat.
Ada sekitar 100 kelompok penelitian yang kini mengembangkan vaksin Covid-19 di mana mayoritas penelitian masih dalam tahap awal. Belum banyak penelitian vaksin Covid-19 yang sudah memasuki tahapan uji klinis pada manusia.
”Kami tidak benar-benar dalam kompetisi bersaing satu sama lain. Kami berlomba melawan virus korona baru yang menyebar cepat dan kami perlu sebanyak-banyaknya penelitian,” kata Andrew Pollard yang memimpin University of Oxford dalam mengembangkan vaksin Covid-19.
Penelitian
Penasihat ilmiah Gedung Putih, Anthony Fauci, mengatakan, ”Kita membutuhkan lebih banyak penelitian untuk meningkatkan peluang mendapat vaksin yang aman dan efektif.”
Uji klinis calon vaksin di AS untuk mengetahui efek samping calon vaksin telah dilakukan awal Maret lalu. Setelah itu, uji klinis yang berbeda di AS, China, juga Eropa menyusul.
Setelah tahapan itu, selanjutnya adalah mengetahui efikasinya di populasi yang lebih luas di daerah tempat virus korona baru bersirkulasi. Proses ini agak rumit karena bisa jadi laju infeksi di daerah tersebut telah menurun atau para partisipan masih melakukan pembatasan jarak sosial dengan berdiam di rumah.
Para anggota parlemen sedang menyusun rencana agar hambatan dalam uji klinis bisa diatasi sehingga proses pengembangan vaksin bisa berjalan cepat. Ditanya apakah Januari 2021 nanti vaksin sudah tersedia, Koordinator Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Gedung Putih Deborah Birx kepada Fox News mengatakan, ”Di atas kertas, itu sangat mungkin. Namun, belum tentu bisa kita realisasikan.”
Fauci telah mengingatkan bahwa seandainya semua proses berjalan sempurna pun, diperlukan waktu paling cepat 12-18 bulan untuk mengembangkan vaksin. Bulan Januari 2021 menandai waktu satu tahun sejak National Institutes of Health (NHI) AS memulai pengembangan calon vaksin Covid-19 dengan perusahaan farmasi Moderna. (AFP/AP)