AS Mencari Celah di Asia Selatan untuk Percepat Perdamaian Afghanistan
Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad berkeliling Asia Selatan untuk mencari celah keberlanjutan perdamaian di Afghanistan. India dan Pakistan diharapkan memberikan bantuan dalam upaya itu.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, sepanjang pekan ini akan berkeliling ke beberapa negara utama di wilayah Asia Selatan, termasuk India dan Pakistan, untuk mencari solusi yang lebih baik dalam percepatan perdamaian di Afghanistan. Ia juga akan mendesak Taliban untuk menghentikan segala bentuk tindak kekerasan dan kembali ke meja perundingan bersama Pemerintah Afghanistan.
Kementerian Luar Negeri AS dalam pernyataan, Rabu (6/5/2020) waktu setempat atau Kamis waktu Indonesia, menyebutkan, terdapat tiga agenda yang dibawa oleh Khalilzad kali ini. Ketiga agenda itu meliputi pengurangan tindak kekerasan, percepatan perundingan intra-Afghanistan, dan kerja sama dalam penanganan pandemi Covid-19.
Perjalanan Khalilzad ini merupakan perjalanan yang kedua untuk mendekati kembali para juru runding Taliban di kantor perwakilan mereka di Qatar. Dalam perjalanan sebelumnya, 12 April lalu, ia sempat menemui titik cerah ketika Pemerintah Afghanistan dan Taliban menggelar perundingan kembali di bawah naungan Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
Akan tetapi, kekerasan yang terus terjadi dan bahkan membuat warga sipil menjadi korban menghadirkan tanda tanya besar mengenai keberlanjutan perdamaian di Afghanistan.
Perundingan intra-Afghanistan terhenti karena Pemerintah Afghanistan dan Taliban tidak mencapai kata sepakat tentang kecepatan dan skala pembebasan tahanan di antara mereka. Tidak hanya itu, rivalitas antara presiden terpilih, Ashraf Ghani, dan rivalnya, Abdullah Abdullah, juga membuat perundingan intra-Afghanistan yang seharusnya dimulai 10 Maret terkatung-katung hingga saat ini.
Di pihak lain, menurut data yang diperoleh kantor berita Reuters, Taliban telah melancarkan lebih dari 4.500 serangan sejak penandatanganan kesepakatan pada 29 Februari lalu. Taliban menolak bertanggung jawab serta menyalahkan Kabul dan Amerika Serikat atas meningkatnya kekerasan.
Peran India-Pakistan
Kementerian Luar Negeri AS tidak menjelaskan secara terperinci peran yang akan dimainkan oleh dua negara utama di Asia Selatan, India dan Pakistan, terkait perdamaian di Afghanistan. Namun, menurut analis dari United States Institute of Peace, Belquis Ahmadi dan Vikram J Singh, kedua negara akan berperan signifikan mengingat secara historis kedua pemimpin negara memiliki hubungan yang baik dengan pemimpin Afghanistan ataupun Taliban.
Kedua analis itu menilai, sebagai pemimpin negara dengan pengaruh cukup kuat di Asia Selatan, Perdana Menteri India Narendra Modi bisa memainkan perannya sebagai penghubung antara Pemerintah Afghanistan dan Iran atau bahkan China agar bisa membantu perekonomian negara itu.
Sementara itu, Pakistan memiliki peran yang berbeda dengan India. Pakistan dikenal memiliki kedekatan dan ”jalur khusus” dengan para petinggi kelompok Taliban. Selain wilayahnya pernah digunakan sebagai basis perlawanan Taliban pada awal pertempuran melawan AS, Taliban memiliki utang kepada Pakistan karena negara itu membebaskan salah seorang pemimpin politik mereka, Mullah Abdul Ghani Baradar.
Abdul Basit, mantan diplomat yang juga Presiden Institut Konflik dan Studi Keamanan Pakistan, dikutip dari situs National Public Radio, mengatakan bahwa AS bisa memainkan perannya untuk menekan India agar tidak menciptakan konflik perbatasan yang lebih banyak dengan Pakistan.
Tidak hanya stabilitas keamanan perbatasan dengan India, Pakistan berharap bahwa dengan keterlibatannya, keamanan di wilayah perbatasan dengan Afghanistan juga terjaga. (AFP/REUTERS)