Pembukaan Manufaktur, Pertaruhan AS di Tengah Risiko Gelombang Kedua Korona
Pengoperasian kembali sektor manufaktur merupakan pertaruhan bagi AS di tengah tekanan kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Langkah itu dikhawatirkan berisiko pada munculnya gelombang kedua persebaran Covid-19.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
DETROIT, SELASA — Pabrik-pabrik manufaktur di sejumlah wilayah di Amerika Serikat mulai beroperasi pada Senin (11/5/2020). Namun, langkah untuk menghidupkan kembali perekonomian itu justru memicu ketakutan akan gelombang kedua wabah Covid-19. Hal ini karena kasus-kasus baru penyakit itu masih bermunculan dan ada wilayah-wilayah di AS yang masih ditutup.
Pengoperasian kembali sektor manufaktur dapat dikatakan sebagai sebuah pertaruhan bagi AS. Sektor otomotif menyumbang sekitar 6 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara itu. Sektor ini juga mempekerjakan lebih dari 835.000 warga AS. Namun, pekerjaan pemerintah dan warga AS melawan pandemi Covid-19 belum mencapai puncaknya. Lebih dari 1,35 juta warga AS terinfeksi Covid-19 dengan jumlah kematian menembus 80.000 kasus.
Pembukaan dan pengoperasian pabrik, antara lain, dilakukan oleh para pelaku industri pemasok otomotif di Michigan. Produksi kendaraan-kendaraan diharapkan kembali berjalan mulai pekan depan.
”Kami memulai aktivitas dasar kami pekan ini untuk mengantisipasi pesanan yang datang pekan depan,” kata Joe Perkins, Direktur Eksekutif Busche Performance Group, perusahaan teknik dan permesinan, melalui sambungan telepon.
Standar prosedur kesehatan diterapkan oleh pabrik-pabrik yang buka. Para pekerja, antara lain, akan dibekali dan harus memakai masker wajah, diperiksa kesehatannya sekaligus diminta mengisi dan menyerahkan kuesioner pemeriksaan kesehatan mereka sebelum memasuki kawasan pabrik.
”Semua itu sudah siap,” kata Perkins. ”Pertanyaan besarnya adalah apakah orang akan membeli mobil dan truk.”
Pertanyaan besarnya, apakah orang akan membeli mobil dan truk.
Pembukaan kembali industri manufaktur disetujui pada pekan lalu oleh Gubernur Michigan, Gretchen Whitmer. Pengoperasian kembali pabrik-pabrik itu memang penting tidak hanya untuk pabrik mobil di Michigan, tetapi untuk produksi kendaraan di tempat-tempat lain di AS. Hal ini karena begitu banyak pemasok suku cadang utama yang berbasis di Detroit dan sekitarnya sebagai pusat produksi kendaraan di AS.
Perusahaan tiga besar di bidang otomotif di Detroit, yakni General Motors Co, Ford Motor Co, dan Fiat Chrysler Automobiles NV, telah menyatakan akan memulai kembali produksi di pabrik-pabrik di wilayah AS bagian utara per 18 Mei ini. Target tanggal itu ditetapkan melalui persetujuan diam-diam Serikat Pekerja Otomotif AS.
Sebelumnya, serikat itu sempat menentang rencana tersebut. Mereka menyebut rencana untuk menghidupkan kembali sektor produksi otomotif di AS terlalu cepat dan terlalu berisiko.
Manajemen Ford mengatakan, pihaknya telah mengadopsi protokol keselamatan dari China.
Manajemen Ford mengatakan, pihaknya telah mengadopsi protokol keselamatan dari China. Di negara itu produksi mobil dilanjutkan kembali pada akhir Februari lalu. Protokol tersebut termasuk penggunaan pakaian pelindung diri di sektor perakitan, sekat pemisahan, dan aturan keharusan menjaga jarak antarkaryawan, serta area kerja yang sangat bersih.
Jadi perdebatan
Aneka peringatan dan perdebatan terkait pembukaan kembali manufaktur di AS mengemuka sejak wacana itu digaungkan. Gubernur California Gavin Newsom telah memberikan izin pembukaan kembali sektor di seluruh negara bagian itu pada Jumat (8/5/2020) pekan lalu. Namun, perintah penguncian wilayah yang lebih ketat tetap diberlakukan di wilayah Alameda. Wilayah itu juga tetap melarang operasi pabrik.
Di sisi lain, CEO Tesla Inc, Elon Musk, yang perusahaannya memproduksi mobil listrik, menentang seruan dan peringatan pejabat kesehatan di California. Musk berkeras mengoperasikan pabriknya atau memilih memindahkan basis produksi dari daerah itu ke negara bagian lain.
Ohio, negara bagian yang juga memegang peran kunci dalam industri mobil AS, membuka kembali manufakturnya pada pekan lalu. Sebagian besar toko ritel di daerah itu juga dapat menyambut pelanggan kembali mulai Selasa pekan ini. Bahkan, New York—pusat krisis Covid-19 di AS—juga bersiap-siap melonggarkan beberapa peraturan terkait penutupan wilayahnya mulai akhir pekan ini.
Tekanan untuk melonggarkan kebijakan terkait pandemi Covid-19 telah meningkat di bawah prospek ekonomi yang memburuk dengan cepat. Pandemi telah membuat pemutusan hubungan kerja (PHK) warga AS terbesar sejak Depresi Besar tahun 1930-an. Kondisi itu juga mendorong Kongres untuk menyetujui paket stimulus senilai triliunan dollar AS.
Presiden Donald Trump, yang berasal dari Partai Republik, dituduh oleh politisi Partai Demokrat telah mengecilkan dan salah menangani wabah Covid-19. Trump telah mendorong untuk membuka kembali perekonomian dengan cepat. Hal itu dinilai sebagai strategi kampanye Trump menghadapi pemilihan presiden pada November mendatang.
Para ahli kesehatan masyarakat di AS telah memperingatkan Pemerintah AS yang bergerak terlalu cepat untuk membuka kembali wilayahnya. Tanpa pengujian diagnostik yang diperluas dan tindakan pencegahan lainnya yang dilakukan dengan tegas, langkah itu berisiko memicu gelombang kedua persebaran wabah Covid-19. Jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga AS juga khawatir dengan gelombang kedua Covid-19. (REUTERS)