Eropa Kaji Pembukaan Perbatasan untuk Pulihkan Pariwisata
Para pemimpin Komisi Eropa akan membuat banyak rekomendasi, tetapi sifatnya tidak mengikat. Hal itu termasuk pembatasan yang ditargetkan menggantikan larangan secara umum tentang perjalanan antarnegara.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
BRUSSELS, RABU — Komisi Eropa, Rabu (13/5/2020), ingin merekomendasikan pembukaan perbatasan secara bertahap dan perizinan kembali perjalanan antarnegara Eropa. Langkah itu diharapkan menghidupkan kembali pariwisata sebagai jalan untuk memulihkan kembali perekonomian di kawasan itu.
Hampir semua perjalanan dihentikan di Eropa sebagai bagian dari kebijakan penutupan wilayah selama pandemi Covid-19. Di dalam wilayah Schengen, yang terdiri dari 26 negara anggota Uni Eropa (UE) dan negara-negara Eropa lainnya, setidaknya 17 negara telah menempatkan kontrol darurat di wilayah antarperbatasannya.
Kebijakan itu dari sisi ekonomi adalah sebuah pukulan telak bagi sektor pariwisata. Sementara pariwisata dan turunannya menyumbang hampir sepersepuluh dari produk domestik bruto UE.
Para pimpinan Komisi Eropa akan membuat banyak rekomendasi, tetapi sifatnya tidak mengikat. Hal itu termasuk pembatasan yang ditargetkan menggantikan larangan umum perjalanan. Bahkan, pemeriksaan perbatasan secara internal perlahan-lahan bakal dicabut ketika situasi kesehatan membaik.
Tiga negara Baltik, yakni Latvia, Lithuania, dan Estonia, telah memutuskan membuka kembali perbatasan satu sama lain dan bagi warga negara lain mulai 15 Mei 2020.
Hal itu dinilai menciptakan ”gelembung perjalanan” di dalam wilayah UE. Mereka yang ingin menggelar perjalanan mungkin saja besar jumlahnya, tetapi kesempatannya masih terbatas.
Gambaran keseluruhan atas hal itu memang belum terlalu menggembirakan. Bahkan, hal itu diberlakukan negara-negara yang dengan hati-hati melonggarkan kebijakan penguncian ketat di wilayah mereka. Negara-negara itu tetap memberlakukan karantina selama dua pekan bagi para pelancong asing.
Komisi Eropa memperkirakan sekitar 6,4 juta jenis pekerjaan di bidang pariwista hilang karena penutupan wilayah selama pandemi Covid-19. Sektor pariwisata di Eropa diperkirakan mempekerjakan 12 juta orang dalam kondisi normal.
Sektor pariwisata menderita kerugian 80-90 persen pada triwulan I-2020 menurut empat kelompok lobi industri perhotelan, masing-masing EFFAT, FoodDrinkEurope, FoodServiceEurope, dan HOTREC.
Para pelaku sektor pariwisata pun bersiap menghadapi musim panas yang belum pasti dengan ancaman resesi terdalam yang pernah ada.
Empat kelompok lobi itu mengatakan, bagian signifikan dari dana pemulihan ekonomi Covid-19 senilai triliunan euro yang dibahas oleh UE harus diarahkan untuk mendukung sektor mereka. Mereka membutuhkan dukungan likuiditas dan bantuan fiskal serta sumber daya lainnya untuk melindungi pekerjaan.
Komisi Eropa dilaporkan juga akan menentang permintaan terkait penangguhan undang-undang yang menjamin pengembalian uang pelancong secara penuh untuk penerbangan dan perjalanan yang dibatalkan.
Permintaan itu diminta maskapai penerbangan dan sekelompok negara anggota UE yang dipimpin Jerman. Sebagai gantinya, Komisi Eropa akan merekomendasikan bahwa maskapai penerbangan yang kekurangan uang dan perusahaan perjalanan mengeluarkan voucher. Hal itu dapat ditawarkan untuk meyakinkan klien-klien mereka.
Dari Berlin dilaporkan, Pemerintah Jerman berketetapan untuk membantu negara-negara tetangganya di UE menghidupkan kembali ekonomi mereka setelah krisis Covid-19 berakhir.
Hal itu ditegaskan Kanselir Angela Merkel di depan anggota parlemen Jerman pada Selasa. Berlin akan terus berkonsultasi dengan UE terkait program rekonstruksi ekonomi pascapandemi.
Jerman dinilai telah menjadi negara besar Eropa yang paling sukses dalam mengendalikan penyebaran virus korona tipe baru. Lewat tes Covid-19 besar-besaran, Jerman dapat mengendalikan Covid-19 dan telah mendorong pembukaan kembali sebagian perekonomiannya.
Menurut Merkel, tidak ada kepentingan semata bagi Jerman jika negara itu saja yang kuat setelah krisis berakhir. (AFP/REUTERS)