Tidak Ada Shalat Id di Masjid Saudi, Selama Liburan Wajib Diam di Rumah
Arab Saudi menetapkan, tidak ada shalat Id masjid-masjid di wilayahnya. Warga pun dilarang keluar rumah selama liburan Idul Fitri dan hal itu membuat tradisi saling kunjung selama hari raya pun menjadi mustahil.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
RIYADH, RABU — Hari raya Idul Fitri di Arab Saudi dipastikan tanpa shalat Id di masjid. Sebab, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menetapkan larangan keluar rumah sepanjang hari selama libur Idul Fitri.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan larangan itu, Selasa (12/5/2020) malam waktu Riyadh atau Rabu dini hari WIB. Beberapa media Arab Saudi, seperti Arab News, Asharq al-Awsat, dan Saudi Press Agency, melaporkan bahwa perintah diam di rumah sepanjang hari berlaku bersamaan dengan jam malam pada hari terakhir Ramadhan.
Larangan akan berlangsung sampai hari keempat setelah Idul Fitri yang diperkirakan jatuh pada 24 Mei 2020. Saat ini jam malam di Arab Saudi diberlakukan mulai pukul 21.00 hingga pukul 05.00.
Perintah baru itu menyusul lonjakan jumlah infeksi Covid-19. Pada Selasa, Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengumumkan 1.911 kasus baru atau tertinggi dibanding selama ini.
Dengan tambahan kasus baru, tercatat total 42.925 infeksi Covid-19 di Arab Saudi atau hampir tiga kali lipat dibandingkan jumlah infeksi Indonesia.
Lonjakan infeksi terjadi setelah Riyadh melonggarkan pembatasan gerak di sejumlah kota dan provinsi. Jam malam juga mulai dikurangi dari pukul 20.00-06.00 menjadi 21.00-05.00. Hanya di Mekkah dan Madinah tidak ada pelonggaran jam malam.
Pekan depan, pelonggaran itu dibatalkan sementara waktu. Selama libur Idul Fitri yang ditetapkan lima hari, diberlakukan jam malam penuh 24 jam.
Semua orang di Arab Saudi dilarang keluar rumah selama libur Idul Fitri. Dengan larangan itu, tidak ada shalat Id di masjid-masjid di Arab Saudi dan juga membuat tradisi saling kunjung selama Idul Fitri mustahil dilakukan.
Selama masa isolasi total, Riyadh akan memeriksa perkembangan laju infeksi. Kementerian Kesehatan Arab Saudi bolak-balik mengingatkan potensi penularan lewat kegiatan kumpul-kumpul di luar rumah. Alasan itu membuat banyak masjid ditutup untuk umum sejak Maret.
Bahkan, Riyadh tetap menutup dua masjid tersuci bagi umat Islam, yakni Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, selama Ramadhan.
Biasanya, kedua masjid itu disesaki umat Muslim dari negara-negara selama bulan puasa. Dengan perintah baru, penutupan kedua masjid itu dan banyak masjid lain di Arab Saudi akan berlanjut.
Selain Arab Saudi, perintah isolasi juga dikeluarkan Aljazair. Seharusnya, perintah pembatasan gerak di Aljazair berakhir Kamis (14/5/2020). Dengan mempertimbangkan peluang penularan yang mungkin melonjak selama libur Idul Fitri, Aljazair memerintahkan warganya diam di rumah sampai 29 Mei 2020. Kini, Aljazair mencatat 5.891 kasus infeksi Covid-19.
Bahaya pelonggaran
Dari Amerika Serikat dilaporkan, Direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Infeksi (NIAID) Anthony Fauci kembali mengingatkan bahaya pelonggaran pembatasan gerak yang terlalu cepat. Apalagi, kala laju infeksi Covid-19 belum bisa dikendalikan.
Fauci mengatakan, ”Saya kira kita menuju arah yang benar. Akan tetapi, hal itu tidak berarti kita telah mengendalikan wabah. Ada risiko malah memicu (gelombang) wabah (baru) yang tidak terkendali dan membuat semua mundur.”
Menurut Fauci lagi, ”Bukan hanya membuat orang menderita dan meninggal, melainkan juga semakin menyulitkan pemulihan ekonomi,” tuturnya dalam dengar pendapat Kongres AS.
Fauzi mengakui ada sejumlah kemajuan dalam upaya mengalahkan Covid-19. Laju infeksi di sejumlah lokasi mulai berkurang.
Senator Republikan, Mitt Romney, mengatakan belum puas dengan perkembangan dalam upaya mengalahkan Covid-19. Termasuk dengan sejumlah uji coba calon vaksin dan calon obat Covid-19. (AP/REUTERS)