Bukan Donald Trump namanya jika tak membuat pernyataan kontroversial, termasuk di media sosial. Kini, pernyataannya soal pemilu AS di Twitter ditandai sebagai ”berpotensi menyesatkan”.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
WASHINGTON, RABU — Untuk pertama kalinya Twitter menandai beberapa cuitan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan peringatan cek fakta. Cuitan terkait penggunaan hak suara melalui surat itu dinilai berpotensi menyesatkan dan tidak berdasar.
Pada Selasa (26/5/2020), Twitter menambahkan frasa peringatan pada dua cuitan Trump yang menyebut penggunaan hak suara dalam pemilihan melalui surat ”curang” dan memprediksi bahwa ”surat suara akan dirampok”. Di bawah cuitan itu kini terdapat tautan bertuliskan ”dapatkan fakta-fakta mengenai pemilihan melalui surat”. Tautan itu memandu pengguna ke halaman ”momen” Twitter dengan cek fakta dan berita tentang Trump yang tidak berdasar dengan menyebut sumber dari berbagai media, seperti CNN dan Washington Post.
Twitter menyatakan, cuitan Trump soal pemilihan dengan surat berisi informasi tentang proses pemilihan yang berpotensi menyesatkan dan telah ditandai untuk memberikan konteks tambahan seputar pemilihan dengan suara.
”Trump secara keliru telah mengklaim bahwa pemilihan dengan surat akan mengarah pada ’pemalsuan pemilihan’. Namun, cek fakta menunjukkan, tidak ada bukti bahwa pemilihan dengan surat terkait dengan penipuan pemilih.”
Selama akhir pekan lalu, Trump menulis sejumlah cuitan yang mempertanyakan legalitas pemilihan melalui surat. Trump mengarahkan cuitan-cuitannya soal kecurangan pemilihan dengan surat ke California. Ia dengan keliru mengatakan bahwa semua warga California akan dikirimi surat suara. Padahal, hanya pemilih terdaftar yang akan mendapat surat suara.
Badai cuitan kemudian bermunculan mengomentari unggahan di Facebook dan cuitan Trump itu. Trump kemudian menghapus cuitannya dan memasang versi yang sudah diedit yang masih mengancam untuk menahan dana federal untuk California.
Kebijakan Twitter melarang berbagi informasi salah atau menyesatkan yang bertujuan untuk mengintimidasi atau menghalangi orang dari berpartisipasi dalam pemilu atau proses sipil lainnya.
Trump membalas di Twitter dengan menuduh media sosial itu campur tangan dalam pemilu presiden 2020. Selain itu, Trump juga mengatakan, ”Twitter benar-benar melumpuhkan kebebasan berpendapat dan saya, sebagai presiden, tidak akan membiarkan ini terjadi!”
Manajer kampanye Trump, Brad Parscale, mengatakan, bias politik yang jelas dari Twitter membuat tim kampanye menarik semua iklan dari Twitter beberapa bulan lalu. Twitter telah melarang semua iklan politik sejak November 2019.
Sudah sejak lama Trump menggunakan Twitter sebagai platform untuk menyebarkan informasi menyesatkan, teori konspirasi, dan penghinaan kepada 80 juta pengikutnya.
Jauh sebelum terpilih menjadi Presiden AS tahun 2016, Trump membangun citra politiknya dengan mendukung kebohongan bahwa Barack Obama, presiden kulit hitam pertama AS, tidak lahir di AS sehingga tidak bisa menjadi Presiden AS.
Pada Selasa (26/5/2020), Trump kembali menyulut badai dengan mencoba melakukan pembunuhan karakter atas Joe Scarborough, pembawa acara Morning Joe di MSNBC sekaligus mantan anggota Kongres dari Republik. Trump menyebarkan rumor bahwa Scarborough membunuh ajudannya, Lori Kaye Klausutis (28), pada 20 Juli 2001.
Jenazah Klausutis ditemukan di kantor Scarborough di Fort Walton Beach, Florida. Trump berulang kali mencoba melibatkan Scarborough dalam kematian itu. Padahal, saat kecelakaan terjadi, anggota Kongres itu berada di Washington.
Baru-baru ini, suami Klausutis, Timothy J Klausutis, meminta Twitter menghapus cuitan tidak berdasar Trump yang menuduh bahwa Scarborough, yang kini pengkritik keras Trump, membunuh istrinya.
”Permintaan saya sederhana, mohon hapus cuitan itu,” kata Timothy J Klausutis kepada CEO Twitter Jack Dorsey, pekan lalu.
Twitter mengeluarkan pernyataan penyesalan atas hal itu kepada sang suami, tetapi sejauh ini tidak melakukan apa pun terhadap cuitan Trump dimaksud.
Tidak terdapat misteri pada kematian Lori Klausutis. Petugas medis membantah pendapat bahwa Klausutis meninggal karena pingsan dan kepalanya terbentur. Beberapa jam sebelum meninggal, Klausutis yang memiliki gangguan jantung itu mengatakan kepada temannya bahwa dirinya tidak enak badan. (AP/AFP/ADH)