Para Demonstran Dekati Gedung Putih, Presiden Trump Diungsikan ke Bungker
Presiden AS Donald Trump terpaksa diungsikan ke bungker Gedung Putih oleh pasukan pengawal kepresidenan di tengah aksi unjuk rasa massa di luar Gedung Putih sebagai protes atas tewasnya George Floyd.
Oleh
MH SAMSUL HADI
·4 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat diungsikan oleh pasukan pengawal kepresidenan ke bungker Gedung Putih di Washington DC, AS, Jumat (29/5/2020) malam, saat ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar area kediaman eksekutif gedung kepresidenan itu. Sebagian dari pengunjuk rasa melemparkan batu-batu dan mendorong barikade polisi yang berjaga-jaga di kompleks Gedung Putih.
Salah seorang politikus Republik yang dekat dengan Gedung Putih menuturkan, Minggu (31/5/2020) waktu setempat atau Senin pagi WIB, Trump berada di bungker Gedung Putih selama hampir 1 jam. Bungker Gedung Putih dirancang untuk digunakan pada saat-saat darurat, seperti pada saat serangan teroris. Sumber dari kalangan Republik itu tidak bersedia diungkap identitasnya karena tidak memiliki otoritas menyampaikan hal tersebut secara terbuka.
Kantor berita Associated Press melaporkan, diungsikannya Trump ke bungker Gedung Putih pada Jumat malam itu dikonfirmasi oleh seorang pejabat Pemerintah AS yang juga tidak bersedia disebut namanya. Keputusan pasukan pengawal kepresidenan AS mengungsikan Trump ke bungker itu menggambarkan situasi kegawatan di Gedung Putih saat massa berunjuk rasa di luar.
Unjuk rasa berlatar belakang isu rasial itu dipicu tewasnya George Floyd, pria kulit hitam, setelah lehernya ditekan dengan dengkul oleh polisi berkulit putih di Minneapolis, Negara Bagian Minnesota, Senin (25/5/2020).
Insiden itu memicu aksi unjuk rasa besar-besaran yang meluas hingga wilayah-wilayah lain di AS. Bahkan, unjuk rasa serupa sebagai protes atas kebrutalan polisi terhadap Floyd juga digelar di luar negeri, seperti di London, Berlin, dan kota-kota lain.
Di Washington DC, kota tempat lokasi Gedung Putih, unjuk rasa berubah menjadi ajang kekerasan, membuat aparat keamanan terkejut. Aparat memberlakukan kesiagaan tertinggi di kompleks Gedung Putih untuk pertama kali sejak serangan teror 11 September 2001.
”Gedung Putih tidak berkomentar mengenai protokol dan keputusan keamanan,” kata Judd Deere, juru bicara Gedung Putih. Bagian Pengawal Kepresidenan juga tidak bersedia mengungkap cara dan metode operasi pengamanan presiden. Berita diungsikannya Trump ke bungker Gedung Putih pertama kali dilaporkan harian The New York Times, Minggu (31/5/2020).
Saat aksi unjuk rasa massa berlangsung di sekitar Gedung Putih sepanjang akhir pekan lalu, teriakan pengunjuk rasa terdengar hingga Lafayette Park di dalam kompleks Gedung Putih. Aparat pengawal kepresidenan dan petugas keamanan istana terlihat kerepotan untuk mengendalikan massa.
Menurut politikus Republik yang mengungkapkan diungsikannya Trump ke bungker, Trump dan keluarganya terkejut menyaksikan jumlah dan ungkapan kemarahan para pengunjuk rasa. Belum diketahui secara pasti apakah pada saat itu Ibu Negara Melania Trump dan putranya, Barron (14), juga mengikuti Trump diungsikan ke bungker. Dalam situasi darurat, protokol pengawal kepresidenan biasanya mengungsikan semua orang di bawah perlindungan mereka untuk mengungsi ke tempat perlindungan bawah tanah.
Trump sendiri dilaporkan mengungkapkan kepada para penasihatnya bahwa dia khawatir dengan keselamatan dirinya sambil mengungkapkan pujian, secara pribadi dan terbuka, terhadap petugas pengawal kepresidenan.
Sesuai agenda kepresidenan, pada Sabtu lalu Trump berkunjung ke Florida untuk menyaksikan peluncuran pesawat ulang-alik SpaceX Falcon 9 yang membawa dua astronot ke luar angkasa. Ia kemudian kembali ke Gedung Putih, sementara para pengunjuk rasa tetap berdemonstrasi di dekat kompleks itu hingga malam hari. Massa kembali mendatangi area tersebut, Minggu sore, dan berhadap-hadapan dengan aparat kepolisian di Lafayette Park hingga malam.
Selama aksi unjuk rasa oleh rakyat AS berlangsung di tengah krisis nasional itu, Trump terus berupaya memperlihatkan kewenangannya dengan mengunggah cuitan-cuitan bernada menghasut serta menyampaikan serangan-serangan bernada partisan. Sementara kota-kota utama dilanda aksi unjuk rasa besar-besaran dan tayangan liputan televisi terus memperlihatkan kekerasan terkait aksi itu, para penasihat Trump mengusulkan agar Trump menyampaikan pidato kenegaraan untuk meredakan ketegangan di AS.
Namun, usulan itu segera dihapus menyusul tidak jelasnya usulan kebijakan yang harus disampaikan dalam pidato tersebut. Selain itu, Trump juga terlihat tidak tertarik untuk menyampaikan pesan pentingnya keutuhan bangsa. Pada hari Minggu kemarin, Trump tidak tampil di hadapan publik.
Menurut salah satu pejabat Gedung Putih, tengah dirancang bahwa dalam beberapa hari ke depan Trump akan menyampaikan pesan tentang pembedaan antara massa pengunjuk rasa damai yang bisa diterima secara hukum dan tindakan-tindakan hasutan kekerasan yang tak bisa ditoleransi. Pada Minggu kemarin, Trump membagi ulang pesan di Twiter (retweet) dari seorang komentator berhaluan konservatif yang mendesak aparat pemerintah untuk merespons unjuk rasa dengan kekuatan lebih besar.
Dalam beberapa hari terakhir, pengamanan di kompleks Gedung Putih diperkuat dengan pengerahan Pasukan Garda Nasional dan personel tambahan dari Dinas Pengawal Kepresidenan serta kepolisian AS. Pada Minggu kemarin, Departemen Kehakiman AS menurunkan para anggota pengamanan pengadilan (Marshals Service) dan petugas Badan Penanggulangan Narkotika untuk memperkuat pasukan Garda Nasional berjaga-jaga di luar Gedung Putih.