Relawan Penyuluh Kesehatan Desa, Garda Depan Thailand
Selain pemerintah, sejumlah relawan di Thailand turut terlibat untuk memperkuat kampanye pencegahan Covid-19.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
Hampir setiap hari Surin Makradee (77) mendatangi satu per satu rumah warga di kampungnya, Desa Saladang, Provinsi Ang Thong, sekitar 90 kilometer dari Bangkok, Thailand, dengan mengendarai sepeda motornya. Satu-satu warga didatanginya hanya untuk mengecek suhu tubuh mereka dengan alat pengukur suhu tubuh yang ia bawa.
”Semua warga desa ini sudah saya anggap keluarga. Kalau saya tidak memberitahu, mereka tidak akan paham risiko tertular wabah korona,” kata Surin.
Surin merupakan anggota dari jaringan Relawan Kesehatan Desa yang beranggotakan lebih dari 1 juta orang dan sudah terbentuk sejak Perang Dingin. Kelompok relawan ini dipuji Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pahlawan tanpa tanda jasa karena ikut aktif melawan wabah korona di Thailand.
Thailand adalah negara pertama di luar China yang mendeteksi kasus penyakit Covid-19, Januari lalu. Sejak Januari, tercatat ada 3.000 kasus dan 58 orang diantaranya tewas. “Relawan kesehatan desa Thailand bekerja keras mencegah, mendeteksi, dan melaporkan Covid-19,” kata Daniel Kertesz, perwakilan WHO untuk Thailand.
Selain mengecek suhu tubuh, relawan juga membantu pemerintah mengumpulkan informasi kesehatan harian dan mengawasi jika ada penambahan kasus penularan. Surin yang sudah menjadi relawan selama 38 tahun itu juga bertugas memantau warga yang baru kembali dari provinsi lain dan harus dikarantina selama 14 hari.
”Saya ikut mengawasi mereka yang dikarantina agar makan dan tinggal terpisah dari keluarganya,” kata Surin.
Partisipasi desa
Jaringan Relawan Kesehatan Desa dibentuk pada 1977 sebagai upaya pemerintah membantu masyarakat desa pada saat kelompok perlawanan memasuki banyak daerah di Thailand. Dengan pelatihan kesehatan seadanya, para relawan bisa memberi perawatan dan diagnosa awal kesehatan di daerah-daerah yang jauh dari jangkauan klinik atau rumah sakit.
“Mereka garda depan kesehatan bagi mereka yang berada di daerah sulit. Peran mereka sangat penting mengingat sumber daya kesehatan kita terbatas,” kata Chatichai Muksong, sejarawan di Srinakharinwirot University.
Muksong menambahkan para relawan ikut berperan melawan tak hanya korona tetapi juga epidemi lain seperti flu burung H5N1 pada pertengahan tahun 2000.
Salah seorang warga tetangga di desa Surin yang sedang dikarantina, Ticomporn Kingpet (60), yang baru kembali dari Phuket, mengaku terkesan dengan pengabdian para relawan. “Mereka seperti sekelompok semut pekerja yang kompak bekerja bersama-sama. Mereka membantu kami dengan informasi yang berguna,” ujarnya. (REUTERS)